Oleh : Andi Mahesa, Mahasiswa PTS di Jakarta
Presiden Prabowo Subianto memiliki visi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh Indonesia. Sebagai Presiden, Prabowo Subianto telah memperkenalkan berbagai inovasi dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi serta memastikan manfaat ekonomi tersebut dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, ketimpangan ekonomi di berbagai sektor dan wilayah masih menjadi masalah yang krusial. Perekonomian Indonesia, meskipun tumbuh dengan angka yang cukup signifikan, masih menghadapi tantangan besar dalam hal pemerataan. Maka dalam konteks ini, visi Presiden Prabowo tersebut menjadi sangat relevan.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Sukamta mengatakan kebijakan Prabowonomics yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen merupakan langkah yang berani dan visioner. Menurut Sukamta, kebijakan tersebut adalah langkah yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan merata.
Diketahui, Prabowonomics berfokus pada pembangunan ekonomi yang berbasis pada kedaulatan pangan, energi, dan peningkatan daya saing industri nasional. Kebijakan ekonomi Prabowonomics menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dan penghapusan kemiskinan absolut dengan fokus pada investasi, ekspor, serta pengembangan sektor-sektor strategis seperti pertanian, manufaktur, dan teknologi.
Sukamta mengatakan pihaknya optimis kebijakan yang diterapkan Presiden Prabowo bisa mencapai target ekonomi yang diharapkan. Hal tersebut dikarenakan kebijakan ini dapat memperkuat sektor-sektor kunci yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian, ada beberapa aspek kuat dari kebijakan Prabowonomics yang diyakini dapat memperkuat masa depan ekonomi Indonesia. Salah satunya yaitu kuatnya kolaborasi pemerintah dan swasta sebagai langkah strategis yang memungkinkan berbagai sektor berkembang lebih cepat. Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga memperkuat ekosistem bisnis di seluruh Indonesia, dari kota besar hingga pelosok desa.
Menurut Sukamta aspek kedua adalah dorongan peningkatan investasi, terutama dari sektor swasta dan investor asing. Menurutnya strategi peningkatan investasi pada Prabowonomics, terutama dari sektor swasta dan investor asing, menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Sukamta menyebut bahwa pentingnya dukungan semua pihak terhadap program-program pemerintahan Prabowo agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen tersebut bisa tercapai. Pertumbuhan ekonomi 8 persen akan menandakan era baru kebangkitan ekonomi Indonesia, dengan daya saing yang lebih kuat di pasar global sehingga pemerataan ekonomi dapat terwujud.
Lebih lanjut, Sukamta mengatakan bahwa kebijakan Prabowonomics untuk menghapus kemiskinan absolut juga menjadi harapan baru bagi masyarakat dan dunia usaha. Pihaknya menilai bahwa upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak meninggalkan siapa pun di belakang terutama masyarakat miskin.
Prabowo menargetkan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia dan menargetkan zero poverty (tingkat kemiskinan 0 persen) pada 2045 serta pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun mendatang. Target ini menjadi acuan utama dalam kebijakan ekonomi nasional yang membutuhkan strategi yang matang, terukur, dan inklusif. Kondisi perekonomian Indonesia yang cukup baik saat ini, dengan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2024 sebesar 5,05% dan inflasi yang terkendali di angka 2,12% year-on-year, membuat peluang untuk mencapai target tersebut sangat besar.
Mengingat neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus dan telah berlangsung selama lebih dari empat tahun, Guru Besar Bidang Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Prof. Dr. Ir. Masyhuri, mengingatkan penting untuk mengeksplorasi sektor-sektor baru yang dapat mendukung diversifikasi ekspor Indonesia sekaligus mendorong peningkatan daya saing produk nasional di pasar global. Hal ini akan terkait dengan peningkatan investasi dan bagaimana kebijakan ekonomi dapat memfasilitasi arus investasi yang lebih besar.
Menurutnya, salah satu sektor yang bisa di-boost adalah pertanian. Hal tersebut dikarenakan pembangunan pertanian memberikan sumbangan bagi pembangunan daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menopang pertumbuhan ekonomi melalui kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan, riset secara empiris telah menunjukkan bahwa pertumbuhan produktivitas di sektor pertanian dapat mengurangi kemiskinan di daerah-daerah pelosok.
Selanjutnya, Ekonom senior Institute for Development of Economiss and Finance (Indef), Dradjad Wibowo mengatakan bahwa instrumen ekonomi Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam paket kebijakan mendatang tetap prudent (berhati-hati) dan fokus pada jalur ekonomi inklusif yang memberdayakan semua sektor. Niat mulia mengejar pertumbuhan ekonomi dengan ekonomi inklusif yang adil dan merata harus diikuti dengan kemampuan persuasif pemerintah dan dukungan dari semua komponen bangsa.
Inovasi ekonomi yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto memiliki tujuan yang sangat baik, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh Indonesia. Melalui fokus pada pembangunan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya alam dan manusia, diversifikasi ekonomi, serta penguatan UMKM, Presiden Prabowo berusaha mewujudkan visi Indonesia yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Untuk itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat melangkah menuju masa depan yang lebih cerah dengan ekonomi yang tumbuh secara adil dan merata.
Oleh: Dika Alfiansyah, Pengamat Ekonomi Pada era globalisasi yang semakin pesat, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor utama…
Oleh: Ahmad Rif’an, Staf Direktorat Jenderal Pajak *) Kerja Sama Operasi (KSO) atau Joint Operation merupakan sebuah…
Oleh: Dr. Wirawan B. Ilyas, CPA, Advokat dan Praktisi Pajak Maraknya gelombang protes dari berbagai kalangan…
Oleh : Andi Mahesa, Mahasiswa PTS di Jakarta Presiden Prabowo Subianto memiliki visi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif…
Oleh: Dika Alfiansyah, Pengamat Ekonomi Pada era globalisasi yang semakin pesat, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor utama…
Oleh: Ahmad Rif’an, Staf Direktorat Jenderal Pajak *) Kerja Sama Operasi (KSO) atau Joint Operation merupakan sebuah…