NERACA
Jakarta – Di kuartal tiga 2024, laba bersih PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) melorot 31,67% (yoy) menjadi Rp 3,47 miliar. Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Venteny dari Januari-September 2023 mencapai Rp 5,08 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Di sisi lain, pendapatan konsolidasi perusahaan pada perbandingan periode serupa, naik 86% (yoy) menjadi Rp 186 miliar. Founder dan Group CEO Venteny, Jun Waide menjelaskan, kenaikkan pendapatan perseroan ditopang lini bisnis B2B financial services yang berkontribusi sebesar 40% atau Rp 74,7 miliar.
Disusul kontribusi B2B2E Venteny Employee Super App yang menyumbang sebesar 32% atau Rp 58,2 miliar. Sisanya porsi pendapatan sebesar 28% atau Rp 52,7 miliar disumbangkan oleh produk IT lainnya. Sementara, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perseroan mencapai Rp 13,7 miliar.“Kinerja perseroan hingga September 2024, menunjukkan resiliensi portofolio yang semakin kuat. Ekosistem bisnis yang dibentuk Venteny khususnya di B2B2E Employee Super App mengalami kenaikan yang signifikan tahun ini,”kata Jun.
Tahun ini, lanjutnya, Venteny berfokus meningkatkan investasinya di infrastruktur digital dan memperbesar struktur organisasi perseroan. Selain itu, manajemen juga membangun kemitraan solid di tingkat lokal dan regional, serta memperluas basis asetnya.
Menurut Jun, investasi strategis tersebut sangat penting bagi Venteny dalam bersiap untuk ekspansi bisnis perseroan di tahap selanjutnya. “Sejak hadir di Indonesia pada 2019, kami telah mengalami pertumbuhan pesat. Sekarang, kami berkomitmen memperkuat fondasi kami untuk mempertahankan momentum ini dan mencapai visi yang lebih luas di Indonesia dan Asia Tenggara,” sambungnya.
Layanan B2B Financial Services, sebagai kontributor utama pendapatan Venteny, mengalami peningkatan pendapatan sebesar 26% dari tahun ke tahun. Sejak awal tahun hingga 30 September 2024, Venteny telah menyalurkan lebih dari Rp 1,2 triliun pendanaan produktif untuk bisnis dan UMKM di Indonesia.“Kami yakin, dengan konsistensi perseroan menghadirkan layanan teknologi yang menjawab kebutuhan stakeholder baik dari sisi pendanaan produktif hingga Go-to-app karyawan, perseroan akan menutup 2024 dengan performa terbaik,”ujar Jun.
Guna mendukung pertumbuhan layanan keuangan perseroan, Venteny telah mendapatkan pendanaan sebesar JPY 2,2 miliar dari Jepang dengan suku bunga rendah dari Januari hingga September 2024. Dana ini dikombinasikan dengan pendanaan dari Singapura dan bank lokal Indonesia, yang memperkuat kapasitas pertumbuhan perseroan. Dengan investasi strategis dan pendanaan tersebut, Venteny mengaku siap memperluas bisnis perseroan di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya menjembatani kesenjangan pendanaan bagi UMKM, perseroan juga mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah daerah dan asosiasi. Di Sumatera Selatan, Venteny telah membentuk kemitraan yang solid dengan Dinas Koperasi dan UKM. Atas landasan ini, perseroan berencana memperluas jaringan ke lebih banyak kota, termasuk Jawa Timur dan Bali, melalui kemitraan strategis dengan pemerintah daerah dan asosiasi untuk mendukung pertumbuhan regional.
Kejar pertumbuhan penjualan, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus berupaya mengembangkan kota mandiri dan kawasan baru. Teranyar, perseroan…
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie membuka peluang kerja sama dengan para pengusaha profesional Amerika Serikat…
Permasalahan sampah di Indonesia kini menjadi isu yang semakin mendesak, terutama akibat peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi yang…
Kejar pertumbuhan penjualan, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus berupaya mengembangkan kota mandiri dan kawasan baru. Teranyar, perseroan…
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie membuka peluang kerja sama dengan para pengusaha profesional Amerika Serikat…
Permasalahan sampah di Indonesia kini menjadi isu yang semakin mendesak, terutama akibat peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi yang…