NERACA
Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) melaporkan kerugian bersih sebesar Rp214,27 miliar atau meningkat 302% dari sebelumnya Rp53,21 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Pihak manajemen mengatakan bahwa rugi bersih tersebut sebagian besar disebabkan oleh biaya one-time terkait aksi korporasi dan akuisisi Probiotec, serta biaya lainnya termasuk depresiasi aset. Meskipun demikian, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,16 triliun atau tumbuh 123% di bandingkan priode yang sama tahun lalu Rp520,47 miliar.
Meroketnya penjualan didorong oleh peningkatan penjualan produk farmasi, esthetic, and jasa maklon sebesar Rp1,29 triliun, dari sebelumnya Rp617,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, kontribusi dari akuisisi Probiotec di Australia yang selesai pada Juni pada tahun ini turut memperkuat top line perseroan.
Kemudian, penjualan ekspor produk farmasi meningkat menjadi Rp3,8 miliar dari Rp1,1 miliar pada kuartal III/2023. Pendapatan sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITDA) PYFA kemudian mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp89,61 miliar atau melesat 60% dari Rp56,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, PYFA
Direktur Keuangan PT Pyridam Farma Tbk. Yenfrino Gunadi, menyatakan bahwa PYFA merupakan perusahaan farmasi Indonesia yang berhasil mengakuisisi dan melebarkan sayap bisnis farmasi ke luar negeri. "Ini tentunya memberikan dampak positif bagi perusahaan secara finansial dan market size serta ikut memajukan industri kesehatan Indonesia melalui akses yang lebih luas ke teknologi, inovasi, serta kesempatan untuk bermitra dengan pemain farmasi global," katanya.
Meski begitu, Yenfrino sangat optimistis bahwa PYFA akan terus bertumbuh di tahun mendatang dengan beberapa inisiatif dan proyek kolaborasi baik. "Seperti bisnis CDMO maupun yang sedang kami rencanakan tidak hanya di pasar Indonesia tetapi juga di Australia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya," tambahnya.
Sementara itu, total aset Pyridam Farma per 30 September 2024 mencapai Rp5,89 triliun dari Rp1,52 triliun pada 31 Desember 2023. Kemudian, jumlah ekuitas PYFA mencapai Rp1,19 triliun hingga kuartal III/2024, dari Rp357 miliar pada 31 Desember 2023. Jumlah liabilitas juga meningkat menjadi Rp4,69 triliun hingga 9 bulan 2024, dari Rp1,16 triliun pada 31 Desember 2023.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…