Triwulan II-2024, Struktur PDB Industri Pengolahan Nonmigas Didominasi Industri Mamin

NERACA

Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, khususnya terhadap sektor industri pengolahan nonmigas. Pada triwulan II tahun 2024, struktur produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas didominasi oleh industri mamin yang berperan sebesar 38,4 persen. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita mengungkapkan, “peranan besar tersebut didorong oleh kinerja ekspor industri mamin, yang tecermin pada Agustus 2024 mencapai USD3,78 miliar atau memberikan andil 21,36 persen dari total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas”.

Putu menegaskan, pihaknya aktif untuk memacu performa industri mamin khususnya pelaku yang berskala industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat semakin berdaya saing dan berkontribusi bagi perekonomian negara. “Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan untuk mempertemukan pelaku IKM mamin dengan sektor ekonomi lainnya, baik dari sisi hulu maupun hilir,” ujar Putu.

Selain mempertemukan IKM dengan mitra bisnis, Direktorat Jenderal (Ditjen) IKMA juga turut mempertemukan pelaku IKM mamin dengan industri besar yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung program pengembangan IKM. “Hal ini tentunya dilakukan agar seluruh peluang pengembangan IKM yang hendak dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk industri besar, akan dapat tepat sasaran,” ujar Reni.

Menurut Reni, program CSR dari pelaku usaha menjadi sangat penting bagi pengembangan IKM, khususnya sektor IKM mamin yang memiliki porsi kontribusi besar bagi perekonomian masyarakat dengan jumlah unit usaha mencapai 39,7 persen dari total unit usaha IKM di Indonesia, dan menyerap 36,5 persen dari total tenaga kerja IKM.

Reni pun menuturkan, saat ini IKM mamin masih banyak yang belum memenuhi standar GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Hal ini dapat diamati dari kondisi bangunan dan sarana produksi yang kurang memadai, sanitasi dan hygiene karyawan yang kurang terjaga, mesin peralatan yang kurang sesuai dengan persyaratan, pengawasan proses produksi yang kurang baik, sehingga menghasilkan spesifikasi produk akhir yang kurang konsisten. 

GMP sendiri merupakan suatu pedoman atau prosedur yang mengatur perusahaan atau produsen untuk memproduksi makanan agar aman, bermutu dan layak dikonsumsi. Dengan penerapan standar ini, kualitas produk perusahaan akan semakin terjamin dan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi menyampaikan bahwa IKM mamin menghadapi berbagai tantangan dalam proses pengembangan bisnisnya, seperti proses produksi yang belum menerapkan penggunaan teknologi, penerapan keamanan pangan pada proses produksinya serta akses pasar yang harus ditopang dengan aspek pemasaran yang baik.

“Untuk mengatasi tantangan tersebut, Ditjen IKMA memiliki berbagai program pembinaan, antara lain penerapan sistem keamanan pangan dalam bentuk pendampingan dan sertifikasi HACCP, kemitraan IKM dengan sektor ekonomi terkait lainnya, dan pendampingan peningkatan pasar ekspor,” sebutnya.

Selain itu, fasilitasi partisipasi pameran, restrukturisasi mesin dan/atau peralatan, penerapan transformasi industri 4.0, akselerasi dan inkubasi bisnis IKM melalui program Indonesia Food Innovation (IFI), serta penerapan program industri hijau melalui pendampingan produksi bersih dan fasilitasi mesin/ peralatan pengolahan limbah.

“Berbagai program dan kegiatan dilakukan juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, pakar, hingga pelaku industri besar, sehingga pengembangan IKM dapat terlaksana secara menyeluruh dan mampu dilanjutkan oleh seluruh pihak,” jelas Yedi.

Lebih lanjut, industri mami merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap PDB industri nonmigas sebesar 39,10 persen dan menyumbang 6,55 persen terhadap PDB nasional pada tahun 2023.

“Industri makanan dan minuman (mamin) juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2023 (year on year atau YoY), industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 4,47 persen,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Industri mamin turut mencatatkan kinerja yang gemilang dari capaian nilai ekspor, yang menembus angka USD41,70 miliar selama tahun 2023. “Sektor ini masih melanjutkan neraca dagang positif atau surplus di tahun 2023 sebesar USD25,21 miliar,” ungkap Agus.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Hilirisasi Industri Topang Ekonomi Sebesar 8 Persen

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad menjalankan kebijakan strategis untuk semakin meningkatkan kinerja industri manufaktur nasional. Langkah ini juga…

Potensi Kearifan Lokal di Sentra IKM Terus Diangkat

NERACA Jakarta – Program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) di sentra IKM merupakan strategi…

Dorong Implementasi Making Indonesia 4.0

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian terus menggencarkan implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 di sektor industri manufaktur untuk mendorong perusahaan-perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hilirisasi Industri Topang Ekonomi Sebesar 8 Persen

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad menjalankan kebijakan strategis untuk semakin meningkatkan kinerja industri manufaktur nasional. Langkah ini juga…

Triwulan II-2024, Struktur PDB Industri Pengolahan Nonmigas Didominasi Industri Mamin

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, khususnya terhadap sektor industri pengolahan nonmigas.…

Potensi Kearifan Lokal di Sentra IKM Terus Diangkat

NERACA Jakarta – Program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) di sentra IKM merupakan strategi…