Hilirisasi Pertanian Jadi Terobosan Transformasi Perdagangan

NERACA

Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses  pasar secara masif dapat menjadi kunci bagi peningkatan ekspor produk olahan pertanian. Strategi ini   diharapkan menjadi salah satu terobosan signifikan (game changer) dalam transformasi perdagangan ke depan guna mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesiayang lebih tinggi.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag), Fajarini Puntodewi mengungkapkan, "hilirisasi di  sektor pertanian sangat penting, mengingat nilai ekspor sektor pertanian masih tergolong rendah, yaitu  USD2,77 Miliar pada Januari-Juli  2024. 

“Upaya untuk mengolah dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian perlu ditingkatkan agar  Indonesia dapat bersaing secara efektif di pasar internasional. Hal ini dapat menjadi salah satu game changerbagi pertumbuhan ekonomiIndonesia," jelas Puntodewi.

Sektor pertanian adalah salah satu sektor ekonomi utama di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada triwulanII-2024, sektor ini menyumbang 13,78 persen atau menjadi kontributor kedua terbesar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, nilai pertumbuhan sektor ini hanya 3,25 persen, masih di bawah target pertumbuhan sektor pertanian pada 2024, yaitu 3,4 – 3,8 persen.

Sektor pertanian memiliki berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan. Pertama, pertumbuhan populasi di negara-negara berpendapatan rendah, terutama di Afrika Sub-Sahara yang diperkirakan akan  meningkat dengan cepatatau mencapai 2,4 persen per tahun.

Hal ini berpotensi menciptakan pasar baru bagi ekspor produk pertanian Indonesia. Kedua,  tren  impor  produk pertanian global tumbuh 4,68 persen pada periode 2018 – 2029. Tren ini juga membuka peluang besar bagi produk pertanian Indonesia untuk memasuki pasar internasional.

Lebih  lanjut Puntodewi menjelaskan, jika dilihat dari kompleksitas perdagangan, pada 2022, nilai Economic Complexity Index (ECI) Indonesia sebesar 0,002 atau berada di peringkat ke-67 dari 133 negara.

Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, peringkat ECI Indonesia masih lebih rendah dibandingkan Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat peluang untuk meningkatkan perdagangan di sektor pertanian, salah satunya melalui hilirisasi.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki arah kebijakan dalam upaya  peningkatan pangsa ekspor di pasar global, antara lain adalah penguatan diplomasi perdagangan untuk  daya saing serta penguatan pengembangan produk dan pasar ekspor.

Arah kebijakan berikutnya yaitu sistem informasi yang terintegrasi, ekspansi pasar global dengan e-commerce, substitusi impor bahan baku,dan penguatan regulasi di sektor perdagangan untuk merespon isu perdagangan hijau dan berkelanjutan.

Khusus pada sektor perdagangan pertanian, Puntodewi juga menyampaikan perlunya kolaborasi untuk menghadapi tantangan terkait isu lingkungan dan perubahan iklim, meliputi fenomena El Nino, kebijakan European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR), dan isu pertanian berkelanjutan.

Selain itu, perlu adaptasi teknologi dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor  pertanian, seperti penerapan perdagangan digital lintas batas yang memungkinkan akses yang lebih luas ke pasar global. Tidak kalah pentingadalahtantangan situasi geopolitik dan preferensi perdagangan dengan negara mitra (friendshoring). Contohnya, larangan ekspor dan impor serta kebijakan tarif bea  masuk yang dapat mempengaruhi daya saing produk pertanian Indonesia.

Sementara  itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen  IPB Irfan Syauqi Beik menyampaikan,  pertanian adalah isu strategis karena menurut Presiden Soekarno, kedaulatan negara bergantung pada  ketahanan pangan.

Menurut Irfan, sektor pertanian masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan."Sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masih potensial untuk berkembang. Tantangan yang ada perlu dihadapi dengan strategi kebijakan yang dirumuskan seluruh pemangku kepentingan,"ujar Irfan

Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia Kementerian Perdagangan Wijayanto menekankan,  produk olahan pertanian Indonesia memainkan peran penting dalam perekonomian nasional dan  menjadi andalan dalam perdagangan internasional. Potensi besar dari sektor ini mencakup pasar global  yang semakin peduli dengan produk berbasis kesehatan, keberlanjutan, dan kualitas tinggi.

"Hilirisasi sawit bisa mencapai lebih dari dua ribu produk. Dengan fokus pada inovasi produk dan peningkatan keberlanjutan, Indonesia dapat terus meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian di pasar internasional,"ujar Wijayanto.

Sementara, Direktur International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS) Fakultas Ekonomi dan  Manajemen (FEM) IPB Uuniversity Sahara menyoroti urgensi kompleksitas ekonomi dan ekspor. Ekspor produk yang sudah diolah akan lebih menguntungkan bagi perekonomian Indonesia.

BERITA TERKAIT

Pemanfaatan Hasil Sedimentasi Morodemak Dipastikan untuk Masyarakat Nelayan

NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…

KemenKopUKM Gandeng PT Pos Perkuat dan Kengembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…

Januari"September 2024, Kinerja Ekspor Nonmigas Lampaui Tahun 2023

NERACA Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia pada September 2024 membukukan surplus sebesar  USD3,26  miliar.  Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Hilirisasi Pertanian Jadi Terobosan Transformasi Perdagangan

NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses  pasar secara masif dapat menjadi kunci…

Pemanfaatan Hasil Sedimentasi Morodemak Dipastikan untuk Masyarakat Nelayan

NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…

KemenKopUKM Gandeng PT Pos Perkuat dan Kengembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…