NERACA
Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia pada September 2024 membukukan surplus sebesar USD3,26 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus Agustus 2024 yang sebesarUSD 2,78 miliar. Surplus September 2024 ini didorong surplus nonmigas sebesar USD 4,62 miliar dan defisit migas sebesar USD 1,36 miliar. Sementara itu, secara akumulatif, pada periode Januari—September 2024, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD21,98 miliar. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar USD37,03 miliar dan defisit migas sebesar USD15,05 miliar.
Sepanjang periode Januari—September 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD192,85 milliar, naik 0,32 persen dibandingkan 2023. Dari total nilai ekspor tersebut, nilai ekspor untuk nonmigas mencapai USD 181,15 miliar, naik 0,39 persen dibanding periode yang sama pada 2023.
“Sepanjang tahun 2024, pertama kalinya kinerja ekspor nonmigas kumulatif Januari—September 2024 mampu melampaui tahun 2023,” ungkap Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Pada September 2024, total ekspor Indonesia mencapai USD22,08 miliar. Nilai ini naik 6,44 persen dibanding September 2023 (year on year aau YoY) sekaligus turun 5,80 persen dibandingkan Agustus 2024 (MoM).
Sementara itu, nilai ekspor nonmigas September 2024 tercatat USD 20,91 miliar dan migas USD 1,17 miliar. Nilai ekspor nonmigas September 2024 turun 5,96 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2024 (MoM), namun naik 8,13 persen jika dibandingkan dengan September 2023 (YoY).
Secara rinci, Zulkifli menjelaskan, pada September 2024, penurunan kinerja ekspor nonmigas secara bulanan terjadi pada sektor industri dan pertambangan. Sektor dengan penurunan terdalam dibanding bulan sebelumnya terjadi pada industri dengan penurunan sebesar 6,38 persen, diikuti pertambangan 5,43 persen. Sedangkan, ekspor sektor pertanian tumbuh sebesar 2,95 persen (MoM).
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada September ini, diantaranya adalah kakao dan olahannya (HS 18) yang naik 17,56 persen; besi dan baja (HS 72) 10,41 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) 10,26 persen; nikel dan barang daripadanya (HS 75) 9,71 persen; serta bahan bakar mineral (HS 27) 4,58 persen (MoM).
Sedangkan, pelemahan pada beberapa produk ekspor nonmigas, diantaranya adalah bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang turun 32,00 persen; pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) (HS 62) 25,54 persen; timah dan barang daripadanya (HS 80) 22,49 persen, pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) 21,26 persen; dan tembakau dan rokok (HS 24) 18,97 persen (MoM).
Zulkifli mengungkapkan, Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada September 2024 dengan nilai mencapai USD9,11 miliar. Ketiga negara ini berkontribusi sebesar 43,57 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
“Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2024 yang diproyeksikan meningkat memberikan sinyal positif bagi kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok yang tumbuh 0,34 persen pada September 2024,”terang Zulkifli.
Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara pada September 2024 dengan peningkatan terbesar, antara lain ke Swiss yang naik 273,91 persen, diikuti Federasi Rusia 43,29 persen, Brasil 37,22 persen, Hong Kong 35,93 persen, dan Belgia 18,60 persen, (MoM).Ditinjau dari kawasannya, Mendag Zulkifli Hasan menyebut, kawasan tujuan ekspor nonmigas yang meningkat signifikan, di antaranya adalah Eropa Timur dengan kenaikan 63,81 persen, Afrika Barat 32,94 persen, dan Eropa Barat 25,00 persen.
Sebelumnya, total ekspor Indonesia pada Agustus 2024 tercatat sebesar USD 23,56 miliar. Peningkatan ekspor tersebut cukup signifikan dibandingkan dengan kinerja ekspor Juli 2024 yang sebesar USD22,24 miliar. Selain itu, surplus neraca perdagangan Agustus 2024 juga meningkat signifikan sebesar USD2,9 miliar dibandingkan Juli 2024 yang hanya meningkat USD0,5 miliar dari bulan sebelumnya.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Khrisna Hasibuan menyambut baik peningkatan ekspor pada Agustus 2024. Peningkatan kinerja ekspor Agustus 2024 secara signifikanini tentunya berkontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia. “Kami berharap, ekspor Indonesia dapat terus meningkat,” harap Bara.
Ekspor Indonesia pada Agustus 2024 naik 5,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) serta 7,13 persen dibanding Agustus 2023 (year on year atau YoY). Capaian tersebut didorong kenaikan ekspor nonmigas sebesar 7,43 persen dan kontraksi migas 15,41 persen dibandingkan Juli 2024 (MoM).
Secara rinci, Bara menjelaskan, pada Agustus 2024, peningkatan kinerja ekspor nonmigas secara bulanan terjadi pada seluruh sektor. Sektor dengan kenaikan tertinggi dibanding bulan sebelumnya terjadi pada pertambangan dengan kenaikan sebesar 9,01 persen, diikuti pertanian 8,70 persen, dan industri pengolahan sebesar 7,09 persen (MoM).
Komoditas unggulan dengan peningkatan ekspor terbesar diantaranya timah dan barang daripadanya (HS 80) yang naik sebesar 86,35 persen; bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 47,23 persen; alas kaki (HS 64) naik 26,40 persen; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) naik 25,74 persen; serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) naik 24,50 persen.
Sedangkan, komoditas unggulan dengan pelemahan ekspor terbesar dari bulan sebelumnya diantaranya adalah barang dari besi dan baja (HS 73) yang turun 24,26 persen, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) turun 11,88 persen, nikel dan barang daripadanya (HS 75) turun 11,37 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 10,88 persen, serta besi dan baja (HS 72) turun 1,42 persen (MoM).
“Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) menjadi pendorong pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2024. Peningkatan ekspor ini ditopang peningkatan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia sebesar 4,08 persen menjadi USD932,63/MT. Selain itu, secara volume ekspor, komoditas ini juga naik 20,81 persen (MoM),” jelas Bara.
NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses pasar secara masif dapat menjadi kunci…
NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…
NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…
NERACA Jakarta – Program hilirisasi pertanian yang didukung oleh kebijakan perdagangan dan pembukaan akses pasar secara masif dapat menjadi kunci…
NERACA Morodemak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di Perairan Morodemak, Jawa Tengah sebagai langkah strategis…
NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Pos Indonesia (Persero) mempererat kolaborasi dalam rangka mendukung penguatan dan…