NERACA
Jakarta- Emiten produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mencatatkan penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 16,59% dari Rp 243,57 miliar di semester pertama 2023 menjadi Rp 203,15 miliar di semester pertama 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Perseroan menjelaskan, penurunan tersebut sejalan dengan pelemahan penjualan dari Rp 1,225 triliun menjadi Rp 1,221 triliun. Penurunan diperparah dengan peningkatan beban pokok penjualan dari Rp 754,96 miliar menjadi Rp 803,37 miliar. Penurunan juga dipicu kenaikan beban penjualan dari Rp 117,32 miliar menjadi Rp 124,31 miliar.
Perseroan juga mencatatkan rugi selisih mata uang, dibandingkan semester I-2023 dengan keuntungan Rp 6,33 miliar. Hal ini membuat laba usaha ARNA tergerus dari Rp 313,78 miliar menjadi Rp 261,92 miliar. Penurunan laba tersebut memicu terhadap pelemahan laba per saham ANRA dari sebelumnya Rp 33,18 menjadi Rp 27,67 per saham.
Sebelumnya, anali Sucor Sekuritas Jeremy Hansen NH dalam riset yang diterbitkan beberapa hari lalu menyebutkan bahwa saham ARNA didukung sentimen rencana pemerintah untuk menerapkan bea masuk anti dumping (BMAD) keramik asal China. Kebijakan ini diharapkan mengurangi gempuran produk keramik putih (white body production) China yang menekan volume penjualan keramik dalam negeri.“Kami menilai bahwa kebijakan BMAD tersebut akan berdampak terhadap bisnis ARNA tahun 2025-2026, seiring dengan mulai beroperasinya pabrik 4C pada kuartal I-2025 dan pabrik 6 dengan target pengoperasian pada kuartal IV-2025,” tulis Jeremy.
Hal ini mendorong Sucor Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ARNA dengan target harga Rp 880. Target harga tersebut juga mempertimbangkan neraca keuangan perseroan yang kuat dan ekspektasi rasio dividen tetap tinggi tahun depan. Sucor Sekuritas menargetkan laba bersih perseroan mencapai Rp 441 miliar tahun ini, turun tipis dari raihan tahun lalu Rp 445 miliar. Sedangkan penjualan diprediksi melesat menjadi Rp 2,60 triliun, dibandingkan perolehan tahun lalu Rp 2,44 triliun.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…