NERACA
Jakarta – Dorong pertumbuhan likuiditas harga saham di pasar, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) berencana membeli kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya 75 juta saham dengan nilai maksimal Rp150 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan menyebutkan rencana buyback akan dilakukan setelah persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Mei mendatang. Rencananya, SRTG akan melaksanakan buyback sebanyak-banyaknya sekitar Rp150 miliar. Dari sisi jumlah saham adalah sebanyak-banyaknya 0,54% dari modal disetor SRTG atau sebesar 75 juta lembar saham.
Manajemen mengungkapkan, SRTG melakukan buyback dengan dua pertimbangan utama yaitu, sehubungan dengan pelaksanaan program insentif jangka panjang untuk karyawan. Selain itu, SRTG memandang bahwa harga pasar saham saat ini belum mencerminkan nilai atau kinerja yang sesungguhnya, walaupun telah menunjukkan kinerja yang bagus. Berdasarkan alasan tersebut, maka perseroan berupaya untuk memiliki fleksibilitas yang memungkinkan Perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga pasar saham Perseroan agar lebih mencerminkan nilai/kinerja perseroan.
SRTG juga berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri untuk jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun. Pembelian kembali saham akan dilakukan baik melalui Bursa maupun di luar Bursa. SRTG akan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai anggota bursa untuk melakukan buyback melalui bursa.
Sebagai informasi, di tahun 2023, SRTG mencatatkan Nilai Aset Bersih atau Net Asset Value (NAV) senilai Rp48,9 triliun atau menurun 20% year on year (yoy) dibandingkan capaian tahun 2022. Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan mengatakan, gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga, yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). “Fluktuasi harga saham itu ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun,” ujarnya.
Namun demikian, Devin optimistis melalui fundamental baik yang dimiliki, perusahaan portofolio seperti ADRO dan MDKA akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan ke depan.“Apalagi, dua entitas tersebut berada di sektor strategis, yaitu komoditas batu bara, emas, nikel dan juga bisnis hilirisasi komoditas, yang berdampak langsung terhadap perekonomian global maupun domestik,”kata Devin.
Disampaikannya, perseroan berhasil mengoptimalkan kinerja perusahaan-perusahaan portofolionya melalui capaian dividen dan hasil divestasi yang menguntungkan, tercermin dari arus kas dividen dan divestasi mencapai level tertinggi senilai Rp3,9 triliun di akhir tahun 2023.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…