NERACA
Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) bakal bangun smelter aluminium di kawasan industri Kalimantan Utara dengan investasi belanja modal atau capital expenditure (capex) US$1,1 miliar atau setara Rp16,32 triliun (kurs JISDOR 14.839).
Direktur Adaro Minerals, Wito Krisnahadi mengatakan dana US$1,1 miliar tersebut akan dibiayai dari ekuitas dan juga pinjaman bank. Wito menyebut saat ini manajemen ADMR sudah berkomunikasi dengan beberapa bank untuk membiayai proyek tersebut. “Kita saat ini sudah mendapatkan soft commitment dimana bank-bank tersebut sudah stand by untuk ready membiayai proyek ini,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Sementara itu, Direktur Adaro Minerals Heri Gunawan mengatakan selain untuk proyek smelter, ada tambahan untuk capex dalam rangka pengembangan tambang. Hal ini guna meningkatkan kapasitas infrastruktur tambang. Selain itu, ADMR juga akan menggunakan capex untuk pengembangan tahap awal konsesi tambang yang ada. Heri menyebut ADMR membutuhkan capex untuk pengembangan 3 konsesi tambang. “Untuk pendanaan sendiri memang kita akan lihat optimal capital struktur yang optimal lah kita akan menggunakan kombinasi debt dan equity,” ujar Heri.
ADMR memang tengah membangun smelter di kawasan industri Kalimantan Utara dengan kemampuan produksi Aluminium hingga 1,5 juta ton per tahun. Fase pertama pembangunan smelter ditargetkan dapat rampung pada kuartal pertama tahun 2025. Pada fase pertama ini kapasitas produksi smelter ditargetkan dapat mencapai 500.000 ton per tahun. Sementara untuk fase kedua diestimasikan rampung pada kuartal IV/2026 dengan tambahan kapasitas produksi sebanyak 500.000 ton.
Fase penuh smelter diestimasikan dapat beroperasi pada kuartal IV/2029 dengan tambahan produksi aluminium sebanyak 500.000 ton. Dengan demikian, pada fase penuh smelter ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 1,5 juta ton per tahun. Tahun ini, ADMR membidik produksi batubara metalurgi mencapai 3,3 juta ton.
Investor Relation Manager PT Adaro Minerals Indonesia Danuta Komar mengungkapkan, hingga semester I 2022 perusahaan berhasil membukukan produksi batubara metalurgi mencapai 1,5 juta ton. Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini membukukan pendapatan usaha bersih US$ 435,65 juta atau naik 165% dari pendapatan di semester pertama tahun 2021 yang sebesar US$ 164,15 juta.
Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat senilai US$ 202,00 juta di semester pertama 2022. Angka ini melonjak 490% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 34,18 juta. Untuk tahun ini, ADMR mengalokasikan belanja modal mencapai US$ 25 juta hingga US$ 30 juta. Adapun, realisasinya sepanjang semester I 2022 mencapai US$ 0,9 juta.
NERACA Jakarta - Di tahun depan, PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) membidik pertumbuhan pendapatan menjadi sekitar Rp 180 - 200…
NERACA Jakarta – Menekan angka korban investasi bodong, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar terlebih dahulu memastikan aspek legalitas…
NERACA Jakarta -PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 22 Desember 2024, dengan nilai total…
NERACA Jakarta - Di tahun depan, PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) membidik pertumbuhan pendapatan menjadi sekitar Rp 180 - 200…
NERACA Jakarta – Menekan angka korban investasi bodong, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar terlebih dahulu memastikan aspek legalitas…
NERACA Jakarta -PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 22 Desember 2024, dengan nilai total…