Pendidikan Harus Libatkan Semua Komponen

NERACA

Lebak - Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Falah (Wasfal) Rangkasbitung Siti Nurasiah mengemukakan bahwa pendidikan harus melibatkan semua komponen, baik pemerintah, pengusaha, akademisi, tokoh agama maupun berbagai organisasi kemasyarakatan.

"Jangan sampai anak-anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi itu putus sekolah," kata Siti menanggapi adanya siswi SMP di Lebak  dua hari tidak masuk sekolah karena tak memiliki peralatan sekolah di Lebak, Rabu (16/4).

Pendidikan harus menjadikan perhatian semua komponen bangsa guna membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Sebab, pendidikan itu dapat memutus mata rantai kebodohan dan kemiskinan.

Oleh karena itu, anak-anak dari keluarga tak mampu agar melanjutkan pendidikanya di tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

Selama ini, kata dia, pemerintah pusat dan provinsi cukup memperhatikan pendidikan dengan mengalokasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sehingga sekolah yang berstatus negeri digratiskan. Selain itu, juga ada bantuan Program Keluarga Harapan ( PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Program yang digulirkan pemerintah bertujuan agar anak-anak dari keluarga tak mampu bisa memperoleh pendidikan dengan baik.

Namun, ujar dia, penyaluran bantuan PKH dan KIP belum semua anak dari keluarga kurang mampu mendapatkanya, seperti yang dialami Siti Fatimah Jahroh, siswi SMP hingga tidak masuk sekolah, karena tak memiliki sepatu dan peralatan sekolah lainnya.

Sekarang, Siti Fatimah kembali ke sekolah setelah adanya bantuan dari masyarakat, juga sekolah. "Kami berharap semua komponen itu saling membantu agar siswa yang tidak mampu bisa melanjutkan pendidikan," katanya.

Menurut dia, pemerintah desa juga harus tanggap terhadap warganya yang kurang mampu agar anak-anak mereka masuk database yang layak menerima bantuan sosial. Sebab, banyak anak dari keluarga kurang mampu tidak menerima program bantuan sosial, seperti PKH dan KIP.

Selain itu, perusahaan dapat menyalurkan Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial untuk membantu pendidikan anak dari keluarga tak mampu.

"Jika semua elemen dan komponen peduli terhadap pendidikan dipastikan kualitas anak-anak bangsa lebih unggul dan berkualitas untuk membangun bangsa ke depan," katanya.

Ia mengapresiasi Siti Fatimah Juhro, siswi SMP di pedalaman Kabupaten Lebak tetap melanjutkan sekolah, meski kondisi ekonomi orang tua tak mampu. Padahal, ia dari rumah menuju sekolah berjalan kaki dengan jarak tempuh kurang lebih 5 kilometer dan melintasi kawasan hutan.

"Kami meyakini jarak tempuh itu membuat sepatu tak tahan lama dan mudah rusak," katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Cikulur Kabupaten Lebak Nonok Mulyati mengatakan Siti Fatimah Juhro, siswa kelas 7 di sekolahnya masuk kategori delapan siswa dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi.

Pihak sekolah sudah berupaya untuk membantunya dengan memberikan bantuan peralatan sekolah agar bisa melanjutkan. "Kami setiap hari selalu memantau dan mengawasi anak dari keluarga tak mampu, karena khawatir mereka tidak sekolah," katanya. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pemudik Puas Menggunakan Transportasi Umum

NERACA Jakarta - Lembaga Survei KedaiKOPI mencatat terdapat peningkatan yang cukup drastis minat masyarakat menggunakan transportasi umum dalam melakukan perjalanan…

Indonesia Alami Ketiadaan Model Komunikasi Politik

NERACA Jakarta - Pakar komunikasi politik dari LSPR Institute Prof. Dr. Lely Arrianie, MSi., mengatakan bahwa Indonesia mengalami ketiadaan model…

Guru Tetap Tak Tergantikan di Era AI

NERACA Semarang - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menegaskan bahwa peran guru tetap tak tergantikan meski di era artificial intelligence…

BERITA LAINNYA DI

Pendidikan Harus Libatkan Semua Komponen

NERACA Lebak - Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Falah (Wasfal) Rangkasbitung Siti Nurasiah mengemukakan bahwa pendidikan harus melibatkan…

Pemudik Puas Menggunakan Transportasi Umum

NERACA Jakarta - Lembaga Survei KedaiKOPI mencatat terdapat peningkatan yang cukup drastis minat masyarakat menggunakan transportasi umum dalam melakukan perjalanan…

Indonesia Alami Ketiadaan Model Komunikasi Politik

NERACA Jakarta - Pakar komunikasi politik dari LSPR Institute Prof. Dr. Lely Arrianie, MSi., mengatakan bahwa Indonesia mengalami ketiadaan model…