NERACA
Jakarta -Meksipun pada perdagangan Kamis (10/4), indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia berada di zona hijau dari pembukaan hingga penutupan sebagai respon positif pasar atas penundaan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, namun kedepan pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah siap dengan langkah mitigasi apabila terdapat dampak lanjutan dari kebijakan tarif impor AS.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik memastikan BEI siap melakukan penyesuaian apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan signifikan akibat kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor AS.“Kita sama-sama memantau perkembangan di pasar global seperti apa, kalau memang nanti dirasa atau disepakati diperlukan penyesuaian-penyesuaian lain, kenapa tidak?” ujar Jeffrey di Jakarta, kemarin.
Dirinya memastikan, BEI terbuka untuk kembali melakukan berbagai penyesuaian peraturan demi menjaga likuiditas dan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia“Kalau dirasa nanti diperlukan penyesuaian-penyesuaian, kita sangat terbuka. Apapun penyesuaian yang perlu kita lakukan, bisa kita lakukan,”kata Jeffrey.
Salah satu penyesuaian yang sedang dikaji oleh BEI, di antaranya pembukaan kode Anggota Bursa (kode broker) dan Domisili investor pada tampilan online trading perdagangan saham, demi meredam tekanan berlebihan pada IHSG.“Itu (pembukaan kode broker) termasuk yang sedang kita diskusikan secara intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bisa kita berikan sebagai informasi tambahan kepada investor, khususnya investor ritel,” ujar Jeffrey.
Sebelumnya, BEI telah melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan Efek (trading halt) dan batasan persentase Auto Rejection Bawah (ARB) pada 8 April 2025. BEI bersama OJK juga telah menerbitkan kebijakan pelaksanaan pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 19 Maret 2025, bersamaan dengan itu, BEI juga menunda implementasi perdagangan short selling (SS).
Kata analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, penundaan pemberlakuan tarif selama 90 hari yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (9/4) telah memberikan katalis positif bagi pasar secara global."Pagi pada waktu Kamis bursa di AS juga mengalami penguatan. Jadi, ini diharapkan bisa memberikan efek domino ekonomi yang positif untuk market,"ujarnya.
Trump pada Rabu (9/4) waktu setempat mengumumkan penundaan kebijakan tarif impor hingga 90 hari ke berbagai mitra dagang, kecuali untuk China dengan tarif impor yang tetap 125%. Pascapengumuman tersebut, saham-saham AS meroket. Pada perdagangan Rabu (9/4), bursa AS Wall Street berhasil rebound dengan indeks S&P 500 melonjak 9,5%, indeks Dow Jones naik 7,69%, indeks Nasdaq naik 12,16%, serta Russell 2000 naik 8,66%.
Dari dalam negeri, IHSG pada Kamis pagi dibuka menguat signifikan 302,62 poin. Hal senada juga disampaikan Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherma, IHSG Kamis berpotensi rebound mengikuti pergerakan bursa AS karena melemahnya tensi perang dagang setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif 90 hari, kecuali untuk China.
Sementara praktisi pasar modal & Founder WH-Project, William Hartanto memproyeksikan IHSG masih berpotensi menguat ke level 6.500 sampai 6.800 pada semester I-2025.“IHSG semester I berpotensi menguat menuju 6.500 sampai 6.800,” ujar William seperti dikutip Antara.
Dalam jangka pendek saat ini, dirinya memproyeksikan, IHSG masih berpotensi akan bergerak variatif (mixed) dengan level support akan berada di level 6.000.“Setidaknya sampai akhir pekan ini masih mixed dengan pembentukan support pada 6.000,” ujar William.
Menurutnya, saat ini sikap pemerintah Indonesia yang akan melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) sedikit meredakan kekhawatiran pelaku pasar. Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan delegasi tingkat tinggi untuk melakukan negosiasi dengan pihak AS setelah terkena tarif resiprokal dari AS yang sebesar 32%.“Mengingat pemerintah akan melakukan negosiasi, jadi menurut saya responnya tidak akan negatif, karena bagaimanapun aturan tarif nantinya akan tetap ada,”kata William. bani
Jakarta-Sejumlah ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa merosot di bawah 5%. Kondisi ini terjadi akibat kebijakan…
NERACA Jakarta - Pengamat hukum dan pembangunan Universitas Airlangga (Unair) Hardjuno Wiwoho mengatakan bahwa pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan…
Jakarta-Ekonom Indef Andry Satrio Nugroho mengingatkan keras, langkah kebijakan impor justru berisiko besar mempercepat kerusakan ekonomi nasional jika tidak dikawal…
Jakarta-Sejumlah ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa merosot di bawah 5%. Kondisi ini terjadi akibat kebijakan…
NERACA Jakarta -Meksipun pada perdagangan Kamis (10/4), indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia berada di zona hijau…
NERACA Jakarta - Pengamat hukum dan pembangunan Universitas Airlangga (Unair) Hardjuno Wiwoho mengatakan bahwa pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan…