NERACA
Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya kepemimpinan yang inovatif dalam upaya menciptakan transformasi suatu organisasi. Salah satu contohnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang inovatif dalam memanfaatkan teknologi sebagai upaya peningkatan ekspor, khususnya dalam membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merambah pasar internasional.
“Kondisi global yang bergerak amat pesat menghadirkan berbagai dinamika, seperti perkembangan teknologi, ketidakpastian ekonomi, perubahan regulasi, hingga perilaku konsumen. Maka kepemimpinan inovatif bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kebutuhan. Kami di Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga berupaya terus inovatif dalam mewujudkan program prioritas yang ditetapkan," ucap Roro.
Roro melanjutkan, dalam lingkup Kemendag, sisi inovasi diwujudkan salah satunya dengan bagaimana teknologi dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian target program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.
Teknologi digunakan misalnya digunakan dalam proses penjajakan kerja sama (business matching) antara UMKM dengan buyer mancanegara.
“Selain itu ada platform InaExport yang menghadirkan berbagai informasi terkait analisis pasar ekspor dari negara yang dituju, produk unggulan, hingga daftar pameran di dalam maupun luar negeri,” imbuh Roro.
Selain kepemimpinan yang inovatif, Roro juga menekankan pentingnya kerja sama tim dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya transformasi organisasi. Dengan kolaborasi, maka memungkinkan adanya pertukaran ide dan wawasan. Misalnya, kerja sama antara Kemendag dan Kementerian BUMN dalam upaya akselerasi pengembangan UMKM.
“BUMN memiliki UMKM binaan dan juga berperan pada sisi pendanaan, dan dari sana kami melihat potensi sinergi yang konstruktif. Artinya, pemimpin wajib terbuka dan bersedia menekan ego sektoral. Dengan bergerak bersama, suatu tujuan dapat lebih cepat tercapai,” jelas Roro.
Lebih lanjut, Kemendag berhasil mencatatkan potensi transaksi pada penjajakan bisnis (business maItching) bagi para pelaku UMKM sebesar USD5,22 juta Januari 2025.
Kemendag menggelar business matching, melalui perwakilan perdagangan di luar negeri, yang terdiri atas sesi presentasi bisnis dan pengenalan produk (pitching) serta sesi pertemuan langsung dengan buyer. Tujuannya, untuk memperluas akses pasar para pelaku UMKM melaui program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.
“Pada Januari 2025, business matching yang kami lakukan mencatatkan hasil yang menggembirakan dengan potensi transaksi mencapai USD5,22 juta. Nilai ini terdiri atas transaksi pembelian sebesar USD 1,55 juta dan potensi transaksi dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) sebesar USD3,67 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag Fajarini Puntodewi.
Puntodewi menjelaskan, transaksi pembelian sebesar USD1,55 juta berasal dari Singapura untuk produk aneka rempah. Selanjutnya, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebesar USD2,67 juta.
“Produk yang banyak diminati oleh Singapura,yaituaneka rempah-rempah dan produk perkebunan,” ungkap Puntodewi.
Sementara itu, lanjut Puntodewi, Korea Selatan turut berkontribusi dalam angka potensi transaksi dengan capaian MoU sebesar USD1 juta.
“Adapun produk-produk yang diminati meliputi produk kayu (seperti lantai, dekorasi rumah, dan furnitur), alat dan peralatan medis, makanan olahan, produk pertanian, baja, aluminium, tembaga, petrokimia, kendaraan listrik, serta produk unggas,” urai Puntodewi.
Menurut Puntodewi, sepanjang Januari 2025, Kemendag telah melaksanakan 72 business matching, baik daring maupun luring di 33 negara. Kegiatan tersebut meliputi 40 sesi pitching dan 32 sesi pertemuan langsung dengan buyer.
Business matching telah diikuti 196 pelaku UMKM dari berbagai sektor, yakni makanan dan minuman, furnitur, kerajinan tangan, alat kesehatan, produk kimia, kopi, dan rempah-rempah. Para buyer pun terlibat aktif dalam menjajaki peluang kerja sama dengan eksportir Indonesia.
Puntodewi menyebut, keberhasilan yang diraih tidak lepas dari dukungan berbagai pihakkhususnya para pembina UMKM. “Para pembina UMKM telahaktif mendampingi dan merekomendasikan pelaku usaha binaan mereka. Sinergi yang terjalin dengan baik ini menjadi kunci utama dalam mencapai hasil optimal,”urai Puntodewi.
Puntodewi juga menyampaikan, Kemendag akan terus memperkuat sinergi dengan para pembina UMKM serta kementerian dan lembaga terkait untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
NERACA Yogyakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kerja sama antara koperasi dan pemerintah telah membantu menstabilkan…
NERACA Jakarta – Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Pengusaha Indonesia di Belanda (OC CIDER 2025) siap membuka peluang besar…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghadirkan kemudahan ekspor produk kelautan dan perikanan. Melalui Badan Pengendalian dan Pengawasan…
NERACA Yogyakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kerja sama antara koperasi dan pemerintah telah membantu menstabilkan…
NERACA Jakarta – Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Pengusaha Indonesia di Belanda (OC CIDER 2025) siap membuka peluang besar…
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya kepemimpinan yang inovatif dalam upaya menciptakan transformasi…