Koperasi Bersama Pemerintah Stabilkan Harga Pakan Ayam

NERACA

Yogyakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kerja sama antara koperasi dan pemerintah telah membantu menstabilkan harga dan pasokan pakan, terlebih menjelang bulan Ramadan ini. Sehingga, mampu mendukung keberlanjutan usaha peternakan ayam petelur di daerah tersebut dan untuk mewujudkan target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto melalui Asta Cita.

"Koperasi Jasa Pinsar Petelur Nasional terbilang aktif dalam menjembatani kebutuhan peternak dengan pemerintah, khususnya dalam penyediaan bahan baku pakan ternak seperti jagung," ucap Budi Arie, saat berdialog dengan jajaran pengurus Koperasi Jasa Pinsar Petelur Nasional, di Bantul, Yogyakarta.

Budi Arie meyakini Koperasi Jasa Pinsar Petelur Nasional memiliki potensi besar untuk berkontribusi dan terlibat sebagai pemasok bahan baku dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini sedang digalakkan pemerintah.

"Saya yakin, dengan kualitas produksi yang baik dan jaringan distribusi yang kuat, koperasi ini dapat menjadi bagian dari solusi pemenuhan gizi bagi anak-anak Indonesia," kata Budi Arie.

Maka, Budi Arie berharap koperasi ini terus berkembang, semakin profesional, dan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi anggotanya dan masyarakat.

"Pemerintah akan terus mendukung penguatan koperasi agar semakin maju dan berdaya saing," ucap Budi Arie.

Tak hanya itu, Budi Arie juga melihat Koperasi Jasa Pinsar Petelur Nasional memiliki peran strategis dalam mengkoordinasikan peternak ayam petelur lokal melalui koperasi ini.

"Peternak dapat saling berbagi informasi, meningkatkan kualitas produksi, dan memperluas jaringan pemasaran," jata  Budi Arie.

Dalam kesempatan itu, Budi Arie menyatakan kegembiraannya bisa melihat langsung bagaimana koperasi petelur ini berperan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar, khususnya dalam sektor peternakan ayam petelur.

"Saya mengapresiasi Koperasi Jasa Pinsar Petelur Nasional atas kontribusinya dalam memperkuat sektor peternakan unggas. Khususnya, produksi telur yang menjadi salah satu sumber protein utama bagi masyarakat," ujar Budi Arie. 

Lebih lanjut, Indonesia tengah bersiap mencetak sejarah baru dalam sektor pertanian dengan menjadi eksportir jagung untuk pakan ternak pada tahun 2025. Pencapaian ini sangat mungkin terealisasi berkat surplus produksi jagung nasional yang terus meningkat.

Sebab, Kementerian Koordinator Pangan optimis Indonesia sudah mampu memproduksi jagung sebanyak 16,7 juta ton. Sementara kebutuhan nasional kita 13 juta ton.

“Artinya, tahun itu Indonesia surplus jagung. Bisa ekspor kita. Produksi jagung jadi suprlus berarti Indonesia bisa ekspor,” jelas Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan.

Proyeksi surplus sebesar 3,7 juta ton menjadi penanda keberhasilan berbagai program pemerintah di sektor pertanian. Itu semua dilakukan dengan pelbagai upaya, seperti meningkatkan hasil panen melalui penyediaan benih unggul, perbaikan infrastruktur irigasi, dan edukasi terhadap petani.

Lalu, badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen sepanjang 2024 adalah sebanyak 15,14 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 0,36 juta ton dibanding tahun 2023.

Selain itu, melihat tingginya kebutuhan jagung untuk pakan ternak dan pangan maka pemerintah berbagai cara terus mendongkrak produksi jagung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut. Salah satunya yakni Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

“Kami ingin bahwa langkah-langkah yang kita ambil bersama Polri dengan potensi luar biasa 1,7 juta ha yang bisa ditanami dapat menguntungkan petani, pengusaha, masyarakat, dan negara,” ungkap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Program tanam jagung serentak dirancang untuk memanfaatkan lahan perkebunan dan lahan kering di berbagai wilayah Indonesia, dengan target total tanam mencapai 1,7 juta hektare. Dari lahan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan tambahan produksi sebesar 4 juta ton, atau meningkat 25 persen dari kondisi saat ini. Beberapa provinsi strategis seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Jawa Tengah menjadi prioritas pelaksanaan.

Selain fokus pada produksi, program ini juga akan memperhatikan dukungan infrastruktur seperti ketersediaan benih unggul, irigasi, dan sarana produksi lainnya. Polri, sebagai mitra strategis, berperan penting dalam memastikan distribusi sarana produksi dan pelaksanaan program berjalan dengan lancar, terutama di wilayah-wilayah sentra produksi.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pengusaha Indonesia di Belanda Siap Perluas Pasar Komoditas Pertanian

NERACA Jakarta – Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Pengusaha Indonesia di Belanda (OC CIDER 2025) siap membuka peluang besar…

Manfaatkan Teknologi untuk Dorong Ekspor

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya kepemimpinan yang inovatif dalam upaya menciptakan transformasi…

Integrasi Layanan SKP dan HACCP Permudah Ekspor Perikanan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghadirkan kemudahan ekspor produk kelautan dan perikanan. Melalui Badan Pengendalian dan Pengawasan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Koperasi Bersama Pemerintah Stabilkan Harga Pakan Ayam

NERACA Yogyakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kerja sama antara koperasi dan pemerintah telah membantu menstabilkan…

Pengusaha Indonesia di Belanda Siap Perluas Pasar Komoditas Pertanian

NERACA Jakarta – Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Pengusaha Indonesia di Belanda (OC CIDER 2025) siap membuka peluang besar…

Manfaatkan Teknologi untuk Dorong Ekspor

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya kepemimpinan yang inovatif dalam upaya menciptakan transformasi…

Berita Terpopuler