NERACA
Sukabumi - Sampah makanan rumah tangga semakin menjadi perhatian di Indonesia. Berdasarkan Food Waste Index Report dari United Nations Environment Programme (UNEP), Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi sampah makanan rumah tangga terbesar di Asia Tenggara, mencapai 14,73 juta ton per tahun. Limbah makanan yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK), yang turut mempercepat perubahan iklim global. Menyadari urgensi permasalahan tersebut.
Salah satu penerima beasiswa SCG Sharing The Dream 2024, Alya Zahra Sabira, dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, menginisiasi proyek Lembur Lestari, proyek berbasis komunitas untuk mendorong masyarakat dalam mengelola sampah makanan rumah tangga secara berkelanjutan. Melalui inisiatif ini, Lembur Lestari berhasil membangun fasilitas pembuatan kompos serta mengumpulkan dan mengolah lebih dari 341 kg sampah makanan dari 40 rumah tangga di Desa Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat sekitar.
Proyek Lembur Lestari merupakan bentuk dedikasi Alya, mahasiswi yang berhasil menerima Beasiswa SCG Sharing the Dream yang diperuntukan bagi siswa SMA sederajat serta mahasiswa S1 di Indonesia. Pada tahun 2024, program ini telah diberikan kepada 410 pelajar, yang terdiri dari 400 siswa SMA/sederajat serta 10 mahasiswa tingkat Sarjana. Sejak tahun 2012, SCG telah menyalurkan lebih dari Rp20,000,000,000 bagi pelajar di Indonesia, khususnya yang berada di wilayah sekitar operasional perusahaan, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Karawang, Sukabumi, Lebak, dan Bekasi. Selain memberikan bantuan pendidikan, SCG juga menyelenggarakan berbagai pelatihan pengembangan diri serta mendukung realisasi proyek lingkungan dan komunitas yang digagas.
SCG percaya bahwa Lembur Lestari adalah sebuah inisiatif yang sejalan dengan prinsip ESG 4 Plus, sebuah konsep dedikasi perusahaan dengan empat komitmen utama: Mencapai Nol Bersih Emisi per Tahun 2050 (Set Net Zero), Mewujudkan Industri Hijau (Go Green), Menekan Kesenjangan Sosial (Reduce Inequality), dan Merangkul Kolaborasi (Embrace Collaboration), dengan keadilan dan transparansi sebagai landasan di setiap operasinya.
Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong Ying Wattana Thaworn, menyatakan, pihaknya meyakini bahwa kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, merupakan kunci utama dalam mewujudkan target Net Zero 2050."Kami bangga mendukung inisiatif Lembur Lestari, yang digagas oleh salah satu penerima Beasiswa SCG Sharing the Dream. Program ini tidak hanya membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kolaborasi erat dengan masyarakat Desa Sukaraja," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Neraca, kemarin.
Sejak diluncurkan pada September 2024, oleh Alya dan Komunitasnya, proyek Lembur Lestari menghadirkan berbagai inisiatif dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sampah makanan rumah tangga. Langkah awal yang dilakukan adalah Promosi dan Rekrutmen, yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah serta masyarakat Kabupaten Sukabumi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah (waste management) dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hingga saat ini, proyek Lembur Lestari telah berhasil mengumpulkan lebih dari 341 kg sampah makanan rumah tangga, yang kemudian diolah menjadi kompos dan dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai jual.
"Melalui Lestari Kit, kami ingin menanamkan budaya ramah lingkungan di masyarakat dan seluruh Indonesia. Dengan konsep personalized gardening kit yang dilengkapi dengan kompos hasil olahan Lembur Lestari. Kami berharap, masyarakat dapat menikmati pengalaman bercocok tanam yang lebih mudah, menyenangkan, dan berkelanjutan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kemitraan dan Penataan Hukum Lingkungan DLH Kabupaten Sukabumi Arli Harliana, menyampaikan, sistem pengelolaan sampah yang optimal terdiri dari dua aspek utama. Yaitu, pengurangan sampah dan layanan pengelolaan yang efektif. Dalam hal ini, peran aktif masyarakat menjadi kunci utama. Pihaknya juga mengapresiasi inisiatif Lembur Lestari, yang digagas oleh anak muda sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah makanan rumah tangga.
"Kedepannya, kami berharap proyek ini terus berkembang dan semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan, demi lingkungan yang lebih lestari dan bumi yang lebih sehat," pungkasnya. Arya
NERACA Yogyakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kerja sama antara koperasi dan pemerintah telah membantu menstabilkan…
NERACA Jakarta - Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, menyoroti lemahnya komunikasi publik yang berpotensi membuat Presiden Prabowo Subianto…
NERACA Kabupaten Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merealisasikan sebesar 20 persen belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)…
NERACA Yogyakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kerja sama antara koperasi dan pemerintah telah membantu menstabilkan…
NERACA Jakarta - Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, menyoroti lemahnya komunikasi publik yang berpotensi membuat Presiden Prabowo Subianto…
NERACA Kabupaten Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merealisasikan sebesar 20 persen belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)…