Kemendag Komitmen Dorong Praktik Sustainable Trade

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mendorong praktik perdagangan yang  berkelanjutan (sustainable trade) dengan negara mitra. Untuk itu, Kemendag mendukung  pertemuan  bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan pelaku usaha Jepang yang memastikan keseimbangan   pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan  kelestarian lingkungan. 

Pertemuan bisnis antara kedua negara diharapkan dapat menciptakan kerja sama di bidang perdagangan yang berkelanjutan.

“Seiring dengan tantangan global saat ini, seperti perubahan  iklim,  efisiensi  sumber  daya,  dan transisi menuju ekonomi hijau, kita perlu beradaptasi dengan model bisnis yang lebih inovatif dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, kerja sama dan pertukaran teknologi dalam forum ini menjadi sangat relevan guna mendukung transformasi ekonomi dan perdagangan yang lebih inklusif serta berkelanjutan,”kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi saat membuka ASEAN-Japan Blue Business Matchmaking Support di Jakarta.

Puntodewi menjelaskan, Kemendag terus menjalankan program-program yang mendukung keberlanjutan dalam perdagangan internasional. Dielaborasikan dari pilar utama pengembangan ekspor yang terdiri atas pengembangan pelaku usaha, pengembangan produk ekspor, dan pengembangan  pasar, Kemendag mengimplementasikan keberlanjutan melalui berbagai upaya. Upaya tersebut   dimaksudkan untuk mendorong ekspor produk yang menerapkan prinsip keberlanjutan, baik dalam  proses produksi, penggunaan bahan baku ramah lingkungan, maupun kepatuhan terhadap standar internasional.

Di antara berbagai hal yang dilaksanakan Kemendag termasuk di dalamnya peningkatan kesadaran pelaku usaha terhadap isu keberlanjutan melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan, pendampingan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pemenuhan kepatuhan terhadap isu keberlanjutan melalui sertifikasi dan penyusunan laporan keberlanjutan, kemitraan dengan investor    dan pembeli internasional, pengembangan ekosistem digital ekspor dengan memanfaatkan teknologi  digital untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi dalam rantai pasok ekspor, khususnya bagi produk  yang memenuhi standar keberlanjutan, serta inisiatif green trade dan circular economy.

Secara khusus, inisiatif Green Trade dan Circular Economy mendorong model ekonomi sirkular dalam  perdagangan. Penggunaan kembali sumber daya dan pengurangan limbah menjadi bagian integral dari strategi ekspor nasional.

Puntodewi menyatakan, hubungan antara Indonesia dan Jepang sendiri telah berlangsung lama dan kuat.

Hubungan ini didukung perdagangan bilateral yang solid serta kekuatan ekonomi yang saling melengkapi.  Pada 2024, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD35,67 miliar dengan tren pertumbuhan sebesar 9,44 persen per tahun dalam lima tahun terakhir (2020–2024).

Kegiatan ASEAN-Japan Blue Business Matchmaking  Support merupakan inisiasi dari ASEAN-Japan Centre(AJC). Tujuannya, memperkuat kerja sama bisnis antara ASEAN dan Jepang dalam mewujudkan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk menjalin kolaborasi, membuka peluang  bisnis  baru, serta berkontribusi dalam mewujudkan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari mengatakan, posisi Indonesia sebagai bagian dari ASEAN turut memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan regional, termasuk dengan Jepang   sebagai salah satu mitra strategis utama.  

Diharapkan,  pertemuan bisnis ini dapat menciptakan kesempatan untuk memperluas variasi produk ekspor ke pasar Jepang.

“Produk-produk ekspor Indonesia maupun ASEAN ke Jepang masih didominasi oleh produk utama seperti batu bara, tembaga, metal, nikel, dan karet. Dengan kegiatan ini, kami harap tercipta kesempatan  untuk memperluas variasi produk ekspor yang dapat memasuki pasar Jepang, termasuk dari sektor energi terbarukan, teknologi lingkungan, dan industri berkelanjutan,” ujar Merry.

Dari sektor perdagangan, negara-negara ASEAN juga menempati 20 besar negara-negara pengekspor produk ke Jepang. Hal ini menandakan bahwa ASEAN memiliki posisi penting dalam hubungan dagang dengan Jepang dan berpotensi untuk terus ditingkatkan.

Lebih lanjut dengan Jepang tidak hanya hubungan perdagangan saja. Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, siap kerja, dan berdaya saing global. Termasuk berkolaborasi dengan negara mitra seperti Jepang, Kemenperin memfasilitasi sejumlah mahasiswanya untuk melakukan program magang jangka pendek (short-term internship program) pada 17 Februari hingga 3 Maret 2025 di Nagasaki, Jepang.

 

 

BERITA TERKAIT

Penyaluran Gas Bumi Nasional Diperketat

NERACA Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) untuk memperkuat pengamanan…

Breeder Ikan Koi Diajak Perluas Pasar Ekspor

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak para breeder agar dapat menjaga kualitas ikan koi yang dihasilkan agar…

Januari 2025, Impor Indonesia Sebesar USD18,00 Miliar

NERACA Jakarta – Pada Januari 2025, impor Indonesia tercatat sebesar USD18,00 miliar. Nilai ini turun 15,18  persen dibandingkan Desember 2024…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Penyaluran Gas Bumi Nasional Diperketat

NERACA Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) untuk memperkuat pengamanan…

Breeder Ikan Koi Diajak Perluas Pasar Ekspor

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak para breeder agar dapat menjaga kualitas ikan koi yang dihasilkan agar…

Januari 2025, Impor Indonesia Sebesar USD18,00 Miliar

NERACA Jakarta – Pada Januari 2025, impor Indonesia tercatat sebesar USD18,00 miliar. Nilai ini turun 15,18  persen dibandingkan Desember 2024…