Meningkatnya Permintaan Produk Halal Jadi Peluang Pelaku IKM

NERACA

Jakarta – Meningkatnya permintaan global terhadap produk halal menjadi peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri dalam negeri, termasuk industri kecil dan menengah (IKM) untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Apalagi, pertumbuhan populasi umat muslim dunia, turut pula mendongkrak permintaan pasar produk fesyen muslim, makanan dan minuman hingga produk kosmetik halal.

Di tengah pertumbuhan konsumsi produk-produk halal dunia tersebut, Kementerian Perindustrian semakin gencar memacu para pelaku IKM agar semakin berinovasi dan terus mencari pasar di berbagai negara potensial. 

“Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, kita tahu bagaimana nilai-nilai ekonomi syariah dan produk halal yang digemari pasar. Namun, jangan sampai kita terpaku pada pasar dalam negeri saja. IKM harus berani keluar dari zona nyaman untuk berinovasi membuat produk yang juga disukai di pasar potensial lainnya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita.

Reni juga menyampaikan, potensi pasar domestik dan mancanegara terhadap produk halal buatan Indonesia diproyeksi akan meningkat seiring dengan besarnya konsumsi produk halal dunia. Laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023-2024 yang dirilis oleh Lembaga DinarStandard menyebutkan, peluang konsumsi produk halal dunia mencapai USD2,29 triliun, yang ditopang oleh jumlah populasi muslim dunia mencapai lebih dari 2 miliar jiwa.

Pada laporan tersebut juga disebutkan, belanja penduduk muslim dunia di sektor halal diperkirakan mencapai USD3,1 triliun pada tahun 2027, atau tumbuh 4,8 persen dalam kurun waktu lima tahun. “Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku industri dalam negeri. Apalagi, dari sumber laporan yang sama menyatakan, ekosistem ekonomi syariah Indonesia naik menduduki posisi tiga terkuat di dunia, setelah Malaysia dan Arab Saudi, dari 81 negara yang dinilai,” ungkap Reni.

Reni pun menjelaskan, peningkatan ekonomi syariah ini didukung oleh berbagai sektor unggulan industri halal, di antaranya modest fashion, makanan halal, farmasi, kosmetik halal, perjalanan, hingga investasi keuangan syariah. Khusus di bidang modest fashion, Reni optimistis, pelaku IKM dapat memanfaatkan potensi tren global ini untuk menembus ke pasar global potensial, seperti negara muslim terbesar lainnya.

 Pada tahun 2022, belanja busana muslim di pasar global mencapai USD318 miliar atau naik 8,4 persen dari USD293 miliar pada tahun 2021. SGIE memprediksi belanja fesyen muslim akan mencapai USD428 miliar pada tahun 2027, tumbuh pada compounded annual growt rate (CAGR) sebesar 6,1 persen.

“Laporan SGIE juga menyebutkan Indonesia berada di peringkat ketiga pada penilaian di bidang modest fashion, setelah Turki dan Malaysia. Sementara itu, negara dengan konsumsi fesyen muslim terbesar adalah Iran, Turki, Arab Saudi, Pakistan dan Mesir, yang dapat kita jajaki untuk dijadikan negara tujuan ekspor,” imbuh Reni.

 

Oleh karena itu, Ditjen IKMA Kemenperin terus memacu para pelaku IKM fesyen untuk dapat berani memperluas jejaring, meningkatkan wawasan dan kemampuan, agar dapat turut andil dalam upaya mempromosikan dan memasarkan produk fesyen muslim Indonesia di pasar dunia.

Genjot Penjualan di Momen Ramadan

Demi memperkuat kemampuan dan pengetahuan pelaku IKM di sektor fesyen untuk tembus ke pasar global potensial, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) sukses menggelar Webinar Pemasaran Digital dan Manajemen Usaha IKM.

 Direktur IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan menambahkan, pelaku IKM dapat segera memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran untuk meraup peningkatan penjualan dan pasar yang lebih luas sebagai batu loncatan untuk mengembangkan bisnis di masa mendatang. “Karena di momen inilah belanja konsumen meningkat, selain bahan makanan, ada keperluan ibadah seperti baju muslim dan perangkat shalat. Masyarakat juga cenderung belanja untuk keluarga, tidak hanya keperluan diri sendiri,” jelas Budi.

Membahas tentang strategi membangun brand fashion dari nol hingga omset miliaran dengan modal sendiri tanpa pinjaman, serta memberikan dampak sosial ke masyarakat, webinar tersebut menghadirkan narasumber dari IKM Bigissimo dan akademisi dari Universitas Prasetiya Mulya.

Danny Aprilla Eka Rahmawati sebagai pemilik jenama fesyen Bigissimo yang merupakan salah satu IKM binaan Ditjen IKMA, menekankan pentingnya pelaku IKM untuk terus berinovasi melihat peluang dan selera pasar, dan membangun keunikan bisnisnya sendiri. Bigissimo merupakan salah satu jenama yang menghadirkan produk fesyen plus size pertama di Indonesia.

“Fesyen adalah bisnis yang bisa dilakukan oleh semua orang, oleh sebab itu harus punya keunikan sendiri. IKM harus rajin riset dan eksplorasi mencari peluang produk dan potensi pasar yang bisa dituju,” pungkas Danny.

 

BERITA TERKAIT

Optimalkan Layanan - BAIC Indonesia Kerjasama dengan Atlas Hadirkan ERA

Berikan pelayanan yang optimal, PT JIO Distribusi Indonesia yang membawa merek otomotif BAIC Indonesia menawarkan berbagai fasilitas layanan kepada konsumennya.…

Kolaborasi dengan DEXC Racing Team - BAIC Indonesoa Tampil Kejuaraan Motosport Kelas Dunia

BAIC Indonesia berkolaborasi dengan DEXC Racing Team, mendapatkan kesempatan menjadi partner sebagai kendaraan balap menuju ke kejuaraan Internasional AXCR (Asia…

Ini Strategi untuk Dorong Kinerja Industri Furnitur Melaju

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan kebijakan hilirisasi hasil hutan salah satunya melalui penciptaan produk furnitur yang inovatif…

BERITA LAINNYA DI Industri

Optimalkan Layanan - BAIC Indonesia Kerjasama dengan Atlas Hadirkan ERA

Berikan pelayanan yang optimal, PT JIO Distribusi Indonesia yang membawa merek otomotif BAIC Indonesia menawarkan berbagai fasilitas layanan kepada konsumennya.…

Kolaborasi dengan DEXC Racing Team - BAIC Indonesoa Tampil Kejuaraan Motosport Kelas Dunia

BAIC Indonesia berkolaborasi dengan DEXC Racing Team, mendapatkan kesempatan menjadi partner sebagai kendaraan balap menuju ke kejuaraan Internasional AXCR (Asia…

Ini Strategi untuk Dorong Kinerja Industri Furnitur Melaju

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan kebijakan hilirisasi hasil hutan salah satunya melalui penciptaan produk furnitur yang inovatif…