Implementasi Making Indonesia 4.0 Dorong Kinerja Industri Manufaktur

NERACA

Jakarta – Implementasi program Making Indonesia 4.0 diyakini dapat mengakselerasi kinerja industri manufaktur yang akan turut memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, upaya mempercepat penerapan industri 4.0 atau transfromasi digital merupakan strategi kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.

 Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menenjelaskan bahwa transformasi industri 4.0 harus dipahami sebagai pinpointenabler bagi industri untuk menyelesaikan permasalahan di industrinya dengan teknologi yang tepat, sehingga produktivitas industri tersebut menjadi lebih baik, dan lebih efisien. 

Adapun untuk pelaksanaan seleksi National Lighthouse Industri 4.0 yang resmi dibuka hari ini, transformasi industri 4.0 menjadi landasan penting. 

“Saya berharap semakin banyak industri yang bergabung, baik dalam ekosistem National Lighthouse maupun Global Lighthouse Network - World Economic Forum, sehingga kita dapat memiliki lebih banyak role model untuk menyebarkan manfaat mengenai transformasi industri 4.0 di Indonesia,” harap Agus.

Lebih lanjut, Agus mengemukakan, transformasi industri 4.0 di Indonesia didukung oleh pesatnya perkembangan inovasi di Indonesia. Berdasarkan Global Innovation Index (GII) 2024 yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia berhasil naik tujuh peringkat dibanding periode sebelumnya, yaitu di peringkat ke-54 dari 133 negara, dengan skor 30,6.

“Indeks ini memberi peringkat negara-negara berdasarkan kinerja inovasinya dan juga memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan di berbagai sektor,” ungkap Agus.

Kenaikan peringkat GII Indonesia tidak hanya mencerminkan peningkatan daya saing dalam inovasi, tetapi juga berkontribusi terhadap naiknya World Competitiveness Ranking Indonesia. Berdasarkan laporan Institute for Management Development (IMD) melalui rilis World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 tentang daya saing berbagai negara dunia, daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-27 dari 67 negara.

Dalam rilisnya tersebut, IMD menggunakan parameter inovasi dan teknologi sebagai bagian dari beberapa parameter yang berperan dalam kriteria pembobotan dan pemeringkatan. “Artinya Indonesia berada di posisi cukup baik dalam mengadopsi inovasi dan teknologi. Kemudian, bukan cuma peringkat yang kita kejar, tapi juga skor,” imbuh Agus.

Pencapaian itu sejalan dengan yang telah dilakukan oleh para industri dalam negeri melalui partisipasi kegiatan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK). “Saya sangat mengapresiasi laporan survei pada perusahaan industri penerima penghargaan RINTEK yang melaporkan bahwa penerapan inovasi rintisan teknologi mampu meningkatkan efisiensi industri sebesar 11 – 48 persen,” ujar Agus.

Namun demikian, Agus menekankan, masih banyak peluang yang harus terus dimanfaatkan oleh para pelaku industri dalam negeri. ”Kita harus terus mengejar inovasi dan kolaborasi agar daya saing industri kita semakin meningkat sehingga kemandirian industri nasional dapat segera tercapai. Jadikan inovasi sebagai investasi yang berharga untuk kemajuan kita bersama,” tegas Agus.

Adapun untuk mendukung industri manufaktur bertransformasi menuju Industri 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalankan program Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) yang bertujuan untuk mengukur kesiapan industri untuk bertransformasi menuju Industri 4.0. Melalui indeks ini, Kemenperin berupaya memetakan kesiapan industri secara akurat serta memperoleh gambaran yang utuh terkait kondisi dan tantangan yang dihadapi industri.

Agus menyampaikan, selain menjadikan industri semakin efektif dan efisien, transformasi teknologi juga membawa produk-produk industri dalam negeri memiliki daya saing yang lebih tinggi.

Kepada para pelaku industri, Agus kembali berpesan bahwa transformasi menuju digital jangan dianggap sebagai cost, melainkan sebagai investasi. Terkait hal ini, Kemenperin terus menerus melakukan pendekatan kepada para pelaku industri untuk bisa menjalankan transformasi yang akan memberikan dampak positif bagi industri, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi mengungkapkan, dalam perspektif makro, aspek keberlanjutan dalam impIementasi industri 4.0 mencakup berbagai dimensi yang melibatkan peningkatan efisiensi sumber daya, pengurangan limbah, serta optimalisasi penggunaan energi dan material.

Implementasi Industri 4.0, dengan jaringan penciptaan nilai yang terhubung secara cerdas, memungkinkan terciptanya siklus hidup produk yang tertutup (closed-loop product life cycles) dan simbiosis industri.

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Optimalkan Layanan - BAIC Indonesia Kerjasama dengan Atlas Hadirkan ERA

Berikan pelayanan yang optimal, PT JIO Distribusi Indonesia yang membawa merek otomotif BAIC Indonesia menawarkan berbagai fasilitas layanan kepada konsumennya.…

Kolaborasi dengan DEXC Racing Team - BAIC Indonesoa Tampil Kejuaraan Motosport Kelas Dunia

BAIC Indonesia berkolaborasi dengan DEXC Racing Team, mendapatkan kesempatan menjadi partner sebagai kendaraan balap menuju ke kejuaraan Internasional AXCR (Asia…

Ini Strategi untuk Dorong Kinerja Industri Furnitur Melaju

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan kebijakan hilirisasi hasil hutan salah satunya melalui penciptaan produk furnitur yang inovatif…

BERITA LAINNYA DI Industri

Optimalkan Layanan - BAIC Indonesia Kerjasama dengan Atlas Hadirkan ERA

Berikan pelayanan yang optimal, PT JIO Distribusi Indonesia yang membawa merek otomotif BAIC Indonesia menawarkan berbagai fasilitas layanan kepada konsumennya.…

Kolaborasi dengan DEXC Racing Team - BAIC Indonesoa Tampil Kejuaraan Motosport Kelas Dunia

BAIC Indonesia berkolaborasi dengan DEXC Racing Team, mendapatkan kesempatan menjadi partner sebagai kendaraan balap menuju ke kejuaraan Internasional AXCR (Asia…

Ini Strategi untuk Dorong Kinerja Industri Furnitur Melaju

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan kebijakan hilirisasi hasil hutan salah satunya melalui penciptaan produk furnitur yang inovatif…