NERACA
Jakarta - Bank Mega Syariah mendukung pembangunan infrastruktur transportasi umum terintegrasi di Indonesia, salah satunya dengan menyalurkan pembiayaan modal kerja proyek kepada PT Len Railway Systems, yang merupakan anak usaha PT Len Industri (Persero).
Pembiayaan tersebut rencananya akan digunakan untuk mendanai proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 B (Velodrome-Manggarai). LRT Fase 1 B memiliki rentang jalur sepanjang 6,4 km dengan 5 stasiun dengan nilai proyek sebesar Rp4,1 triliun yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2026. Sementara itu, LRT Fase 1A yang sudah beroperasi memiliki panjang 5,8 km dengan rute Pegangsaan Dua-Velodrome.
“Kehadiran transportasi umum yang terintegrasi dapat menciptakan potensi ekonomi yang besar dalam penguatan ekosistem bisnis yang didukung oleh infrastruktur transportasi publik yang semakin baik,” kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo di Jakarta, Rabu
Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo, dan Direktur Keuangan dan SDM PT Len Railway Systems Megy Sismandany di Menara Mega Syariah, Jakarta, Selasa (19/2).
Pada 2025, potensi di sektor komersial diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur dan dukungan kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi. Bank Mega Syariah optimistis bahwa tren ini akan membuka lebih banyak peluang pembiayaan bagi sektor komersial, sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Hingga 2024, pembiayaan komersial bank tersebut naik lebih dari 12 persen year on year (yoy). Pertumbuhan itu turut menopang total pembiayaan yang tumbuh lebih dari 10 persen atau mencapai Rp7,7 triliun dari Rp6,99 triliun pada tahun sebelumnya.
Mayoritas pembiayaan komersial Bank Mega Syariah saat ini tersalurkan ke sektor pendidikan, konstruksi, dan industri pengolahan, masing-masing lebih dari 11 persen.
Sektor pertambangan dan penggalian menerima lebih dari delapan persen dari total pembiayaan, sementara sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial berkontribusi lebih dari tujuh persen. Adapun pembiayaan untuk sektor transportasi masih berada di bawah satu persen.
“Maka dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak peluang yang dapat digarap dari segmen transportasi maupun segmen-segmen lainnya,” ujar Yuwono.
Kemitraan strategis dengan PT Len Railway Systems diharapkan dapat menjadi peluang strategis bagi Bank Mega Syariah untuk merambah pasar dan mendukung pertumbuhan pembiayaan di sektor transportasi.
Pertumbuhan pembiayaan pada 2024 sejalan dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,82 persen (yoy) dengan porsi dana murah mencapai 34,5 persen, lebih baik dari tahun 2023 yang masih di bawah 30 persen sehingga rasio net imbalan (NI) masih terjaga di posisi 4,05 persen. Sementara financing to deposit ratio (FDR) juga cukup baik di posisi 77 persen.
Fungsi intermediary yang berjalan dengan baik turut mendongkrak aset hingga Rp 16,04 triliun atau naik 10,15 persen. Selain itu, berkat kinerja bisnis yang solid, pada 2024 Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 6,26 persen (yoy) menjadi Rp332 miliar.
Di satu sisi, bank tersebut juga menjaga kualitas aset dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap di bawah satu persen, menunjukkan manajemen risiko yang kuat dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan.
"Bank Mega Syariah terus mendorong pertumbuhan bisnis di tahun 2025 melalui sinergi pembiayaan untuk proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, serta penguatan layanan kepada nasabah,” tutur Yuwono.
NERACA Jakarta– PT Bank CIMB Niaga Tbk mengumumkan laporan keuangan tahun 2024, dengan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited)…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan pada 2024 tercatat surplus sebesar 7,2…
NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berhasil membukukan kinerja yang solid pada bisnis tabungan payroll. Kombinasi strategi…
NERACA Jakarta– PT Bank CIMB Niaga Tbk mengumumkan laporan keuangan tahun 2024, dengan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited)…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan pada 2024 tercatat surplus sebesar 7,2…
NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berhasil membukukan kinerja yang solid pada bisnis tabungan payroll. Kombinasi strategi…