NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan potensi transaksi pada penjajakan bisnis (business maItching) bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar USD5,22 juta Januari 2025.
Kemendag menggelar business matching, melalui perwakilan perdagangan di luar negeri, yang terdiri atas sesi presentasi bisnis dan pengenalan produk (pitching) serta sesi pertemuan langsung dengan buyer. Tujuannya, untuk memperluas akses pasar para pelaku UMKM melaui program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.
“Pada Januari 2025, business matching yang kami lakukan mencatatkan hasil yang menggembirakan dengan potensi transaksi mencapai USD5,22 juta. Nilai ini terdiri atas transaksi pembelian sebesar USD 1,55 juta dan potensi transaksi dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) sebesar USD3,67 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi.
Puntodewi menjelaskan, transaksi pembelian sebesar USD1,55 juta berasal dari Singapura untuk produk aneka rempah. Selanjutnya, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebesar USD2,67 juta.
“Produk yang banyak diminati oleh Singapura,yaituaneka rempah-rempah dan produk perkebunan,” ungkap Puntodewi.
Sementara itu, lanjut Puntodewi, Korea Selatan turut berkontribusi dalam angka potensi transaksi dengan capaian MoU sebesar USD1 juta.
“Adapun produk-produk yang diminati meliputi produk kayu (seperti lantai, dekorasi rumah, dan furnitur), alat dan peralatan medis, makanan olahan, produk pertanian, baja, aluminium, tembaga, petrokimia, kendaraan listrik, serta produk unggas,” urai Puntodewi.
Menurut Puntodewi, sepanjang Januari 2025, Kemendag telah melaksanakan 72 business matching, baik daring maupun luring di 33 negara. Kegiatan tersebut meliputi 40 sesi pitching dan 32 sesi pertemuan langsung dengan buyer.
Business matching telah diikuti 196 pelaku UMKM dari berbagai sektor, yakni makanan dan minuman, furnitur, kerajinan tangan, alat kesehatan, produk kimia, kopi, dan rempah-rempah. Para buyer pun terlibat aktif dalam menjajaki peluang kerja sama dengan eksportir Indonesia.
Puntodewi menyebut, keberhasilan yang diraih tidak lepas dari dukungan berbagai pihakkhususnya para pembina UMKM. “Para pembina UMKM telahaktif mendampingi dan merekomendasikan pelaku usaha binaan mereka. Sinergi yang terjalin dengan baik ini menjadi kunci utama dalam mencapai hasil optimal,”urai Puntodewi.
Puntodewi juga menyampaikan, Kemendag akan terus memperkuat sinergi dengan para pembina UMKM serta kementerian dan lembaga terkait untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
“Pada Februari2025, kami berencana menyelenggarakan 75 kegiatan business matching yang melibatkan lebih banyak pembina UMKM. Produk-produk yang akan dipromosikan mencakup furnitur, makanan olahan, perikanan, pertanian, rempah-rempah, dan fesyen muslim," ucap Puntodewi.
Puntodewi optimistis potensi transaksi yang dihasilkan akan terus meningkat mengingat tingginya minat buyerterhadap produk Indonesia. Oleh karena itu, Kemendag akan terus memantau dan mengawal setiap peluang hingga terealisasi menjadi transaksi yang nyata.
“Di tengah berbagai tantangan, Kemendagtetap berkomitmen menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendorong peningkatan ekspor Indonesia. Sinergi, kolaborasi, dan inovasi adalah kunci untuk mendukung pelaku usaha, khususnya UMKM, dalam menembus pasar global,” jelas Puntodewi.
Lebih lanjut, UMKM memainkan peran sentral dalam perekonomian Indonesia, terlihat dari kontribusinya yang mencapai lebih dari 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional serta menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja.
Sehingga dengan jumlah yang melampaui 64 juta unit usaha, UMKM menjadi tulang punggung yang tak tergantikan dalam menjaga stabilitas ekonomi negara.
Namun, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih berada pada kisaran 15,7 persen. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan angka tersebut guna mendukung target pertumbuhan ekspor sekitar 9 persen dalam lima tahun mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan keberpihakannya kepada UMKM dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.
Salah satu inisiatif penting yang telah diambil adalah kebijakan penghapusan utang dan hapus tagih bagi pelaku UMKM.
NERACA Majalengka – Seusai lakukan tanam serentak di Kabupaten Indramayu bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan…
NERACA Sentul - Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI siap berkolaborasi untuk penguatan kelembagaan…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mewajibkan kepada pelaku usaha untuk mematuhi aturan terkait penggunaan bahan baku pakan…
NERACA Majalengka – Seusai lakukan tanam serentak di Kabupaten Indramayu bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan…
NERACA Sentul - Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI siap berkolaborasi untuk penguatan kelembagaan…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan potensi transaksi pada penjajakan bisnis (business maItching) bagi para pelaku usaha mikro,…