NERACA
Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya kebutuhan energi seiring dengan target peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah. Migas kini jadi salah satu sektor yang paling jadi perhatian, meskipun tetap punya misi transisi energi, presiden Prabowo Subianto sudah menetapkan target swasembada energi salah satu caranya dengan meningkatkan produksi migas.
Stephen Salomo, Analyst E&P Research Rystad Energy mengungkapkan, dari analisis yang dilakukan peluang Indonesia di industri hulu migas masih sangat besar. Bahkan Indonesia jadi salah satu negara yang jadi perhatian khusus para pelaku usaha di sektor hulu migas dunia. Ini tidak lepas dari beberapa temuan giant discovery yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.
Dalam strategi transisi energi yang diusung pemerintah terdapat beberapa skenario yang dibagi berdasarkan kecepatan transisi tersebut. Dari beberapa skenario ada satu kesamaaan yang bisa dilihat yakni sama-sama masih membutuhkan migas dalam jumlah yang besar. "Mau skenario-nya slow transition, mau skenario-nya very fast transition, kita masih perlu minyak,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dalam analisis yang dilakukan Rystad Energy, kawasan Asia Tenggara jadi salah satu wilayah dengan nilai investasi hulu migas terbesar di dunia. Total investasi proyek hulu migas yang sudah Final Investment Decision (FID) pada tahun 2025 mencapai US$21 miliar dimana secara persentase investasi tersebut 50% lebih dialokasikan untuk pengembangan cadangan gas.
Potensi cadangan migas di Indonesia saat ini juga sudah mulai bergerak ke wilayah laut dalam. Sebut saja blok Masela. Kemudian ada juga di Geng North, Layaran dan Tangkulo. Hal itu juga terjadi di berbagai wilayah di negara lain. Menurut Stephen, hal itu dinilai wajar karena dari sisi volume memang rata-rata temuan cadangan migas di migas laut dalam jumlah cadangannya terbilang besar atau giant discovery. "Sepanjang tahun 2023-2024 ada 5 temuan besar di dunia adalah berasal dari deep water. Kenapa itu semakin didorong, karena discovery-nya selalu besar,"kata Stephen.
Proyek migas laut dalam juga dinilai akan makin sering digarap. Para kontraktor ke depan tidak akan ragu untuk menggelontorkan investasi karena dengan perbaikan data serta perkembangan teknologi, diharapkan keekonomian proyek migas laut dalam akan semakin baik. Menurutnya tren penurunan ongkos produksi dari kegiatan migas laut dalam yang terjadi di dunia akan juga dialami di Indonesia.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…
NERACA Jakarta – Optimisme pelaku pasar bahwa tren IPO di tahun 2025 masih tumbuh positif tidak lepas dari beberapa faktor,…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…