NERACA
Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024 sebesar US$200 juta ke pemegang saham pada 15 Januari 2025. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan ADRO mengatakan, rencana pembagian dividen interim ini sudah diputuskan oleh Direksi dan disetujui Dewan Komisaris ADRO dalam rapat di Jakarta, pada 16 Desember 2024. “Dividen interim akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) ADRO per 02 Januari 2025,”ujarnya.
Adapun Cum dan ex dividen ADRO di pasar Reguler dan Negosiasi BEI ditetapkan pada 27 dan 30 Desember 2024, sedangkan cum dan ex dividen di Pasar Tunai pada 02 dan 03 Januari 2025. Mahardikan menjelaskan, hingga kuartal III 2024, ADRO membukukan laba sebesar US$1,18 miliar, turun 2,95% jika dibandingkan US$1,21 miliar pada kuartal III 2023. Adapun pendapatan bersih ADRO merosot 10,6% menjadi US$4,45 miliar pada kuartal III 2024, dari US$4,98 miliar pada periode sama 2023.
Pendapatan ADRO meliputi penjualan batubara ekspor kepada pihak ketiga sebesar US$3,48 miliar, penjualan batubara domestik kepada pihak ketiga sebesar US$751,73 juta, penjualan batubara domestik kepada pihak berelasi sekitar US$162,24 juta, dan pendapatan lain-lain mencapai US$52,47 juta. Sementara itu, per 30 September 2024, ADRO memiliki saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya US$5,94 miliar dan ekuitas US$8,15 miliar.
Sebelumnya Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menjelaskan, secara prospek jangka panjang, saham ADRO masih menjadi saham yang menarik. Meski demikian, pelepasan unit bisnis batu bara ini akan membuat kinerja ADRO mengalami penurunan hingga 65%. "Jika kita hitung dengan asumsi penurunan kinerja setelah spin-off dan perhitungan price to earning ratio yang terbaru menjadi 9,21 kali dari 3,26 kali dari harga terakhir Rp3.740. Secara rasio 9 kali masih menarik karena di bawah 15 kali," ujar Sukarno.
Kemudian, lanjutnya, terlepas dari kehilangan potensi pendapatan dari batu bara, ADRO ke depannya berpeluang mendapatkan akses pendanaan yang lebih banyak atau membuat peluang investor baru untuk investasi di bisnis energi baru terbarukan (EBT) di ADRO semakin tinggi. "Setelah itu prospek kinerja bakal kembali tumbuh lagi. Hanya saja mungkin dalam jangka pendek membuat pelaku pasar untuk taking profit terlebih dahulu," kata Sukarno.
Sebelumnya, Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menuturkan setelah spin-off bisnis batu bara, ADRO akan mengembangkan smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Indonesia (KAI) di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) melalui PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN).
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…
NERACA Jakarta – Optimisme pelaku pasar bahwa tren IPO di tahun 2025 masih tumbuh positif tidak lepas dari beberapa faktor,…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…