NERACA
Jakarta – Gunakan panel surya sebagai sumber energi dalam operasionalnya, menjadi keyakinan PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mampu meningkatkan efisiensi biaya pada masa mendatang. Direktur Garuda Metalindo, Anthony Wijaya dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, instalasi yang dimulai pada Juni 2024 kini telah beroperasi penuh dengan kapasitas total 2,1MWp. Inisiatif energi surya ini diharapkan dapat mengurangi biaya listrik perusahaan sekitar 5%.”Hal ini menunjukkan komitmen BOLT dalam memanfaatkan solusi energi terbarukan untuk mengoptimalkan efisiensi biaya dan meminimalkan dampak lingkungan,” ungkap Anthony.
Menurut Anthony, dengan mengadopsi tenaga surya, Garuda Metalindo memperkuat perannya sebagai pemimpin industri yang berpikiran maju, sejalan dengan upaya global untuk melawan perubahan iklim sambil meningkatkan keunggulan operasional.“Inisiatif ini juga sejalan dengan dorongan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan adopsi energi terbarukan guna mencapai target keberlanjutan,”katanya.
Lebih lanjut Anthony mengatakan, Garuda Metalindo tetap berkomitmen untuk menjajaki dan menerapkan solusi inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang. “Keberhasilan instalasi dan operasi sistem panel surya ini menandakan pendekatan proaktif perusahaan dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan efisien,”ujarnya.
Hal itu sejalan dengan dimulainya operasional sistem panel surya. Tonggak sejarah ini menandai langkah penting dalam komitmen perseroan terhadap keberlanjutan dan efisiensi operasional. Sampai dengan September 2024, emiten produsen fastener dan komponen otomotif terintegrasi vertikal ini meraup laba Rp66,07 miliar (Rp28,19 per saham) anjlok 37,34% jika dibandingkan Rp105,45 miliar (Rp45 per saham) pada periode sama 2023.
Penurunan laba bersih BOLT, disebabkan antara lain oleh membengkaknya beban lain-lain perseroan sebesar 239,52% jadi Rp8,08 miliar pada Januari-September 2024, dari Rp2,38 miliar pada Januari-September 2023. Beban lain BOLT per September 2024 meliputi, beban bunga Rp16,73 miliar, dan rugi selisih kurs mata uang asing Rp1,22 miliar.
Selain itu, penghasilan dari penjualan barang bekas turun 28% jadi Rp6,6 miliar dari Rp9,2 miliar, serta lain-lain bersih anjlok 65,85% jadi Rp706 juta, dari Rp2,06 miliar per September 2023. Kenaikan beban lain-lain tersebut mengakibatkan laba sebelum pajak emiten beraset Rp1,35 triliun per September 2024 itu anjlok 36,67% jadi Rp89,97 miliar pada Januari-September 2024, dari Rp142,08 miliar pada periode sama 2023. Sementara itu, penjualan bersih BOLT pada Januari-September 2024 mencapai Rp1,10 triliun, turun 2,12% dari Rp1,13 triliun pada Januari-September 2023.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…