NERACA
Jakarta - Torehkan kinerja positif, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menetapkan dividen interim hingga kuartal III-2024 berkisar Rp 20,33-20,46 triliun. Angka tersebut setara dengan Rp 135 per saham. Nilai dividen interim ini lebih besar dari torehan dividen interim tahun 2023 senilai Rp 12,7 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, pembagian dividen ini sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujuai dewan komisaris pada 12 Desember 2024. Dengan demikian, dividend yield sebesar 3,2% berdasarkan harga saham BBRI intraday, Senin (16/12) level Rp 4.200 per saham. Dividen interim ini lebih besar 61% dari dividen interim tahun buku 2023. Dividen tersebut setara dengan Rp 135 per saham. Dividen interim ini akan dibagikan kepada pemegang saham pada 15 Januari 2025.
Sedangkan pemerintah Indonesia selaku pemegang 80,61 miliar saham atau 53,18% saham BBRI akan kebagian dana dari dividen interim senilai Rp 10,88 triliun. Berdasarkan data, dividen interim tahun ini jauh di atas realisasi dividen interim tahun 2023 senilai Rp 12,7 triliun atau Rp 84 per saham. Adapun pemerintah selaku pengendali kebagian dividen mencapai Rp 6,8 triliun.
Manajemen BRI menyebutkan bahwa pembagian dividen interim ini didasarkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk hingga kuartal III-2024 mencapai Rp 45,06 triliun. Saldo laba ditahan yang tak dibatasi penggunaannya Rp 220,31 triliun dan total ekutias Rp 329,47 triliun. Sebelumnya, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) atau BRI membukukan laba secara bank only senilai Rp 41,67 triliun hingga kuartal III-2024. Nilai itu tumbuh 6,85% secara tahunan atau year on year (YoY) dari sebelumnya Rp 39 triliun.
Laba konsolidasi sebesar Rp 45,06 triliun per kuartal III 2024. Laba BRI ini tumbuh 2,44% YoY dari sebelumnya Rp 43,99 triliun. Sedangkan jika ditambahkan dengan laba untuk kepentingan non pengendali, maka laba konsolidasi BRI mencapai Rp 45,36 triliun, naik dari Rp 44,21 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
BRI kembali mencatatkan kinerja positif di tengah dinamika ekonomi global dan kondisi ekonomi domestik yang masih penuh dengan tantangan. Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan adalah hasil dari fundamental bisnis yang kuat.
Adapun rasio kredit bermasalah non performing loan (NPL) gross dan net BRI terkendali masing-masing 3,04% dan 0,84%, dibandingkan di periode yang sama tahun 2023 masing-masing sebesar 3,23% dan 0,73%.
NERACA Jakarta - Sikap pemerintah yang tetap menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% di tahu depan menuai kritik dan bahkan…
NERACA Jakarta – Rayakan hari jadi ke-36, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyerukan sinergi untuk mendukung target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (16/12) sore ditutup turun mengikuti…
NERACA Jakarta - Sikap pemerintah yang tetap menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% di tahu depan menuai kritik dan bahkan…
NERACA Jakarta – Rayakan hari jadi ke-36, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyerukan sinergi untuk mendukung target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (16/12) sore ditutup turun mengikuti…