NERACA
Jakarta – Aksi korporasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) selalu ditunggu para pelaku pasar, lantaran bisnis anak usaha dari Telkom ini memiliki prospek yang cukup positif dan agresifitas dalam mengakuisisi. Terantar, MTEL mengakuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki fiber optik sepanjang 8.101 km menjadi sentimen positif. Sebab, aksi ini langsung berimbas terhadap tambahan pendapatan senilai Rp 10 miliar per bulan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Kafi Ananta mengatakan, berdasarkan perhitungan akuisisi tersebut akan menghasilkan tambahan senilai Rp 10 miliar per bulan terhadap total pendapatan Mitratel.“Mitratel akan lansgung mendapatkan tambahan pendapatan senilai Rp 10 miliar pada kuartal IV-2024 usai akuisisi ini dituntaskan. Sedangkan pendanaan berasal dari utang yang sudah dikantongi perseroan pada kuartal III-2024,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, kemarin.
Selain menambah pendapatan, dia mengatakan, akuisisi ini akan meningkatkan porsi segmen penyewaan fiber optik menjadi 5,4% terhadap total pendapatan. Sebagaimana diketahui bisnis fiber optik memiliki potensi pertumbuhan lebih pesat ke depan. Terkait kinerja keuangan, dia mengatakan, Mitratel diprediksi lanjutkan pertumbuhan dan bahkan tingkat peningkatan kuartal IV-2024 bakal lebih pesat, dibandingkan tiga kuartal di 2024. Hal ini didukung atas sebagian besar operator telekomunikasi mengeluarkan anggaran belanja modal lebih pesat.
Hingga kuartal III-2024, Mitratel membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp 6,81 triliun dan Rp 1,53 triliun. Raihan laba tersebut setara dengan 73,7% dari target BRI Danareksa Sekurtias. Dengan aksi tersebut, BRI Danareksa Sekuritas memeprtahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp 1.000 per saham.
Target tersebut menyiratkan proyeksi EV/EBITDA tahun 2025 sebanyak 12,5 kali. Saat ini, saham MTEL ditransaksikan pada EV/EBITDA sektiar 8,7 kali. “Kami juga mengantisipasi potensi kenaikan pendapatan MTEL, jika mengakuisisi aset fiber FTTT Telkom. Saham MTEL adalah pilihan utama kami sektor,” tulisnya.
Mitratel sebelumnya telah mengakuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), perusahaan yang memiliki fiber optik sepanjang 8.101 km. Akuisisi ini ditandai dengan penandatangananan Akta Jual Beli Saham (share purchase agreement) sebanyak 100% saham UMT dari anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP), yaitu PT PP Infrastruktur. Nilai transaksinya mencapai Rp 650 miliar.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, akuisisi ini bernilai strategis dalam memperkuat ekosistem bisnis menara telekomunikasi dan meningkatkan penguasaan pangsa pasar Mitratel dalam bisnis Fiber To The Tower (FTTH). Aksi ini juga bakal berdampak langsung terhadap pendapatan, karena fiber optik yang diakuisisi sudah beroperasi dan memiliki kontrak jangka panjang.“Asset fiber yang kami akuisisi ini lokasinya tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali. Hal ini sejalan dengan arah ekspansi industri telekomunikasi di masa depan dalam rangka menyongsong era implementasi teknologi 5G serta menyasar sejumlah daerah pertumbuhan ekonomi baru,” kata Teddy.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (11/12) sore, ditutup menguat di tengah para pelaku pasar…
NERACA Jakarta- Emiten operator telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) resmi merampungkan merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan…
NERACA Jakarta – Terus meningkatkan kebutuhan gas membawa dampak positif terhadap bisnis PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA). Tak…
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (11/12) sore, ditutup menguat di tengah para pelaku pasar…
NERACA Jakarta- Emiten operator telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) resmi merampungkan merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan…
NERACA Jakarta – Aksi korporasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) selalu ditunggu para pelaku pasar, lantaran bisnis anak usaha dari…