hilirisasi Kunci Strategis Dorong Indonesia Jadi Negara Maju

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sejalan dengan pernyataan Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang mengatakan hilirisasi merupakan kunci strategis agar Indonesia dapat menjadi negara maju, Kemenperin terus mengawal kinerja sektor pengolahan industri di Indonesia yang menunjukkan tren positif, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global.

Industri logam dasar mengalami pertumbuhan signifikan, seiring dengan meningkatnya permintaan dalam dan luar negeri, yang memperlihatkan semakin kuatnya investasi dan pengembangan sektor pengolahan nasional, khususnya di bidang hilirisasi. Sebagai bagian dari industri logam dasar, industri pipa juga terus berkembang terutama didukung oleh pertumbuhan di sektor minyak dan gas bumi. 

Karenanya, sinergi antara sektor migas dan industri pengolahan penting untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing industri nasional. “Sektor migas menciptakan rantai pasok yang kuat, terutama dalam mendukung produksi pipa seamless di dalam negeri,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada acara peresmian pabrik pipa seamless milik PT Artas Energi Petrogas, di Jakarta.

Lebih lanjut, Faisol menyampaikan, Kemenperin juga aktif berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui platform Buku Apresiasi Produk Dalam Negeri (APDN), yang mencatat nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk operasional sektor migas. "Peningkatan penggunaan produk bersertifikat TKDN bukan hanya meningkatkan nilai tambah dalam negeri, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia," jelas Faisol.

Dalam kesempatan tersebut, Faisol mengapresiasi KSO PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International yang telah membangun lini produksi pipa drill, OCTG, line pipe, dan mechanical tube dengan kapasitas 250.000 ton per tahun yang sepenuhnya melalui investasi dalam negeri. Inisiatif ini mencerminkan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mengembangkan produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar global.

“Dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan, Kementerian Perindustrian optimis bahwa Indonesia akan menjadi produsen utama pipa seamless di Asia Tenggara, serta mampu memenuhi kebutuhan sektor migas secara mandiri,” kata Faisol.

Direktur Utama Indonesia Seamless Tube PT. Artas Energi Petrogas, Jose Antonio E Reyes mengatakan, pipa seamless hadir sebagai produk jadi (end product) yang diproses oleh pabrikan pipa dalam negeri, untuk dapat dioptimalisasi penggunaannya dalam upaya memenuhi kebutuhan produk pipa baja seamless nasional.

“Sebagai salah satu pemangku kepentingan bagi sektor industri migas, kami berkomitmen untuk menjadikan Indonesia Seamless Tube (IST) sebagai produk pipa baja seamless kebanggaan nasional yang berkualitas tinggi,” ujar Jose. Apalagi, dengan capaian TKDN yang optimal untuk mendukung pengembangan maupun pemeliharaan operasi sektor migas dalam rangka ikut berkontribusi mengamankan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Lebih lanjut terkait industri logam, Kemenperin terus meningkatkan kapasitas dan perluasan pasar bagi industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan logam melalui serangkaian fasiliitasi dan pembinaan. Sehingga guna menjangkau kancah dunia, menjadi tantangan bagi pelaku IKM agar bisaaktif berinovasi dalam rangka meningkatkan daya saingnya.

Di tahun 2023 lalu, pertumbuhan Industri Logam Dasar dan Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya tercatat sebesar 14,17 persen dan 23,63 persen (Y-on-Y).

“Tren tersebut perlu kita jaga, agar iklim usaha industri semakin kondusif, sehingga dapat terus menarik investasi dan menciptakan substitusi impor. Melalui kebijakan yang tepat, Kemenperin berupaya meningkatkan competitiveness dan revenue growth dari industri logam nasional,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kemenperin mendorong agar sektor hilir industri logam dapat memberikan value added serta multiplier effect bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa. Selain itu, Kemenperin terus berupaya meningkatkan kualitas produk industri dalam negeri agar dapat berdaya saing melalui upaya standardisasi industri berupa pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib pada produk hasil industri.

BERITA TERKAIT

Lindungi Konsumen, Tersangka Diserahkan Ke KejatiJawa Barat

NERACA Bandung –Tahapan penanganan perkara tindak pidana metrologi legal yang terjadi di Stasiun Pengisian  Bahan Bakar (Umum) SPBU Nomor 34.413.4…

Manufaktur Perlu Dukungan Kebijakan

NERACA Jakarta - Industri pengolahan nonmigas kembali memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional pada triwulan III – 2024, yaitu sebesar 17,18 persen. Kontribusi…

PHE Capai Produksi Migas 1,046 Juta Barel Setara Minyak/Hari - TRIWULAN III-2024

NERACA Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus membuktikan kinerja cemerlang pada tahun ini. Hingga…

BERITA LAINNYA DI Industri

Lindungi Konsumen, Tersangka Diserahkan Ke KejatiJawa Barat

NERACA Bandung –Tahapan penanganan perkara tindak pidana metrologi legal yang terjadi di Stasiun Pengisian  Bahan Bakar (Umum) SPBU Nomor 34.413.4…

hilirisasi Kunci Strategis Dorong Indonesia Jadi Negara Maju

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sejalan dengan pernyataan Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang…

Manufaktur Perlu Dukungan Kebijakan

NERACA Jakarta - Industri pengolahan nonmigas kembali memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional pada triwulan III – 2024, yaitu sebesar 17,18 persen. Kontribusi…