Jakarta-Presiden Jokowi menyoroti sejumlah negara maju yang memberlakukan pembatasan perdagangan, diantaranya China dan Amerika Serikat. Menurut dia, saat ini ada 19 negara yang melakukan restriksi perdagangan. “Semua itu membuat volume perdagangan menjadi lesu,” ujarnya dalam kegiatan Trade Expo Kementerian Perdagangan di ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10).
NERACA .
Di sisi lain, juga terjadi fenomena over-produksi di China. “Banyak negara sudah mulai khawatir dan berusaha melindungi pasar domestiknya dari masuknya produk dari China dengan harga yang jauh lebih murah,” ujar Kepala Negara.
Presiden lebih lanjut mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan pasar terbesar, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia-280 juta jiwa harus mampu melindungi pasar domestiknya, memasarkan produk-produk lokalnya agar dapat lmenguasai pasar di dalam negeri dan lanjut merambah ke pasar negeri.
“Pemasaran juga jangan selalu dengan cara-cara konvensional, sekarang sudah eranya digital. Kita harus masuk secara masif ke sana untuk memasarkan produk-produk negara dari Indonesia,” tutur dia.
Presiden kembali mengingatkan, ekonomi global saat ini masih tumbuh lambat di kisaran 2-6%-2,7%. Adapun inflasi global yang diperkirakan mencapai kisaran 5,9%. Hal itu diperburuk dengan perang dagang yang masih terus berlangsung yang membuat negara-negara melakukan kebijakan retrisksi perdagangan.
Namun, menurut Jokowi, Indonesia bisa mengambil peluang dari krisis tersebut. “Saat banyak negara melakukan restriksi akibat perang dagang, menurut saya disitu ada peluang. Saat banyak negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya disitu juga ada peluang,” ucapnya, tanpa merinci lebih lanjut.
Sebelumnya, Wakil Menlu Pahala Mansury memaparkan sejumlah sektor prioritas yang diharapkan dapat menjadi sumber kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tengah.
Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kerja sama antara kedua kawasan, serta memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh kedua pihak.
Pertama, sektor energi dan keamanan energi.
Pahala menyorot kondisi di mana Indonesia saat ini masih mengimpor sejumlah besar minyak dan gas. Sementara di sisi lain, negara di Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan memiliki cadangan minyak dan gas alam yang signifikan.
Ini merupakan sebuah potensi kerja sama yang luas antara kedua pihak. “Misalnya, Indonesia saat ini mengimport sekitar 500.000 hingga 600.000 barel minyak dan produk setara setiap hari. Untuk memastikan keamanan energi, kerja sama dalam pasokan, investasi, dan teknologi eksplorasi minyak dan gas sangat penting," kata Pahala saat membuka forum bisnis Asia Selatan dan Tengah atau South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024 di Jakarta, Senin (7/10).
Sebaliknya, Indonesia juga dapat membagikan pengalaman dalam membangun kapasitas, terutama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga gas dan sumber energi terbarukan seperti solar dan hidrogen.
"Seiring transisi global menuju sumber energi terbarukan, kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah dalam pengembangan energi surya dan hidrogen juga sangat potensial," lanjut Pahala.
Kedua, sektor pertanian dan keamanan pangan.
Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah menghadapi permintaan pangan yang tinggi dan terus meningkat karena pertumbuhan populasi. Saat ini, banyak negara di kawasan ini yang masih bergantung pada impor pangan. Pertanian adalah salah satu sektor yang paling penting baik untuk Indonesia maupun sebagian besar negara di Asia Selatan dan Asia Tengah.
"Melalui forum ini, diharapkan dapat dieksplorasi cara-cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan keamanan pangan. Ini tidak hanya tentang memastikan pasokan rantai pangan tetapi juga mengembangkan pasokan pupuk, yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian," kata Pahala.
Ketiga, sektor kesehatan dan pasokan obat-obatan.
Sistem kesehatan dan layanan di Indonesia serta di Asia Selatan dan Asia Tengah masih memerlukan penguatan, terutama mengingat kebutuhan populasi yang terus meningkat.
Pahala menyebut bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor peralatan kesehatan dan bahan baku obat-obatan, sementara beberapa negara di Asia Tengah telah mengembangkan kapasitas produksi domestik untuk memenuhi kebutuhan farmasi mereka sendiri.
"Ini membuka peluang kerja sama dalam produksi bahan baku obat-obatan dan peralatan medis. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang ada, negara-negara di kawasan ini dapat meningkatkan kemandirian dan kualitas layanan kesehatan mereka," kata Pahala.
Keempat, sektor perdagangan.
Meskipun volume perdagangan antara Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah terus tumbuh, dengan peningkatan sekitar 54 persen dalam lima tahun terakhir, Pahala mengatakan masih ada banyak peluang untuk ditingkatkan.
"Forum ini diharapkan dapat terus menyediakan platform bagi Indonesia dan bisnis dari Asia Selatan dan Asia Tengah untuk mengembangkan hubungan perdagangan," ujar Pahala.
Indonesia saat ini telah memiliki Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tengah, termasuk Pakistan, Iran, dan India. Dengan memperkuat kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan arus perdagangan dan investasi antar negara.
Potensi Bisnis
Indonesia-South and Central Asia (INASCA) Business Forum dan Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) 2024 telah menghasilkan kesepakatan dan potensi bisnis senilai US$ 19,3 miliar atau sekitar Rp304 triliun.
Masing-masing forum bisnis yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) itu bertujuan untuk menggali potensi pasar dan kerja sama antara Indonesia dengan negara di Asia selatan dan tengah, maupun kawasan Eropa.
INASCA 2024 telah menghasilkan kesepakatan dan potensi bisnis senilai US$ 8,3 miliar, sementara IEBF 2024 menghasilkan US$ 11 miliar. "Jadi dua forum ini sudah bisa menghasilkan total bisnis deal dan juga potensi bisnis deal mencapai US$19,3 billion. Jadi hampir mencapai US$20 billion," tutur Pahala Mansury dalam pernyataan pers, Senin (7/10).
"Selain daripada diskusi, (kedua forum) memang tujuannya adalah untuk kita menggali potensi-potensi yang ada," tambahnya.
Forum bisnis tersebut digagas oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu upaya meningkatkan perdagangan dan investasi di tengah ketidakstabilan geopolitik dunia.
"Situasi kondisi geopolitik dan juga kondisi ekonomi pada saat ini memang menghadapi suatu kondisi di mana pertumbuhan ekonomi dunia juga mengalami perlambatan atau paling tidak mengalami stagnasi, dan ini juga tentunya dipengaruhi oleh situasi geopolitik," ujar Pahala.
Pahala berharap, lewat INASCA dan IEBF, Indonesia tetap bisa menjadi tujuan perdagangan dan investasi terutama bagi kawasan Asia Selatan dan Tengah, serta Eropa. "Kita mencari cara bagaimana Indonesia bisa menjadi mitra dagang yang utama dan juga menjadi tujuan investasi yang utama, selain juga bagaimana kita bisa membuka market akses baru," ujarnya seperti dikutip Liputan6.com.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyambut baik penyelenggaraan kedua forum bisnis tersebut dengan harapan dapat meningkatkan tingkat investasi di Indonesia. "Jadi kita tahu bahwa Indonesia punya cita-cita untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan ini salah satunya adalah dengan mendatangkan investasi," ujarnya.
Adapun tiga kegiatan utama dalam kedua forum bisnis tersebut yakni: Business Pitching, Business Matching, dan Mini Showcase, diharapkan dapat menjadi wadah interaksi bagi para pelaku usaha. bari/mohar/fba
Jakarta-Ketua DPR-RI Puan Maharani mewanti-wanti pemerintah terkait dampak buruk bagi masyarakat buntut kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen…
NERACA Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar membagikan…
Jakarta-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menggeledah kantor pusat Bank Indonesia (BI), termasuk ruang kerja Gubernur BI Perry Warjiyo. Aksi geledah…
Jakarta-Ketua DPR-RI Puan Maharani mewanti-wanti pemerintah terkait dampak buruk bagi masyarakat buntut kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen…
NERACA Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar membagikan…
Jakarta-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menggeledah kantor pusat Bank Indonesia (BI), termasuk ruang kerja Gubernur BI Perry Warjiyo. Aksi geledah…