Musuh Besar Investasi

 

Di tengah ketidakpastian investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, Komisi Informasi Publik (KIP) dapat menjadi solusi untuk menekan faktor ketidakpastian yang selama ini dinilai menjadi musuh besar dalam investasi.  “Musuh besar investasi adalah ketidakpastian. Keterbukaan informasi publik memberi peran dalam menekankan faktor ketidakpastian dalam hal investasi,” ujar Wamenkeu Thomas Djiwandono dalam seminar KIP Kementerian Keuangan 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dia mengakui pentingnya Keterbukaan Informasi Publik (KIP) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sisi investasi. Menurut dia, dengan kepastian yang lebih terjaga, dapat mendorong investasi tumbuh, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong daya beli meningkat.  

Selain itu, kepercayaan publik dapat meningkat ketika masyarakat bisa mengamati bagaimana uang yang mereka setorkan dalam bentuk pajak dikelola. Artinya, dengan memahami dan melihat langsung bagaimana pajak dialokasikan untuk kepentingan masyarakat, kesediaan publik untuk menjadi pembayar pajak yang patuh dapat meningkat.

Meski demikian, kondisi dalam negeri hingga triwulan II-2024, ekonomi Indonesia tumbuh kuat pada angka 5,05%. Angka ini di atas China (4,70%), Singapura (2,9%), Korea Selatan (2,30%) dan Meksiko (2,24%).

Ini membuktikan di tengah berbagai tantangan global yang masih berlangsung saat ini, fundamental perekonomian Indonesia terbukti masih tetap terjaga. Dengan fundamental yang kuat, Indonesia setidaknya mempunyai cita-cita menjadi negara yang berdaulat, maju, dan sejahtera dalam 100 tahun kemerdekaan mendatang yaitu Indonesia Emas 2045. Untuk itu, peningkatan investasi infrastruktur berkelanjutan untuk masa depan yang berketahanan memiliki peran yang penting.

Tidak hanya itu. Menko Airlangga juga memaparkan strategi kebijakan pemerintah dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 melalui tiga mesin ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan yakni merevitalisasi mesin ekonomi konvensional untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas. mengembangkan mesin ekonomi baru, termasuk teknologi digital, inisiatif ekonomi hijau, dan bioteknologi modern, serta meningkatkan fokus pada ketahanan dan pemberdayaan sosial untuk memastikan keberlanjutan sosial-ekonomi.

Sementara itu, laporan “Pivotal: How treasury and finance enable a new era of globalization” yang menyurvei 570 eksekutif dari 15 pasar di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika Utara, mengungkapkan bahwa prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan adalah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83 persen), serta meningkatkan kepuasan dan retensi pelanggan (77 persen).

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan telah mengalami pertumbuhan yang stabil di sektor logam, pertambangan, dan manufaktur yang mendukung permintaan industri kendaraan listrik (EV). Investasi infrastruktur yang gencar dilakukan telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap negara ini.

Selain itu, para eksekutif di Indonesia juga melihat diversifikasi bisnis sebagai tujuan utama, dengan banyak dari mereka yang berfokus untuk membangun pertumbuhan bisnis di Asia dan mendapatkan keahlian dan talenta baru, di mana 73 persen menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan prioritas.

Namun, bisnis-bisnis di Indonesia menghadapi berbagai hambatan, dengan akses terhadap modal dan pembiayaan serta ketidakpastian geopolitik berada pada urutan teratas dalam daftar, diikuti oleh penurunan dan volatilitas ekonomi.

Karena banyak bisnis di negara ini memiliki cadangan yang cukup besar untuk mendanai ekspansi dan tujuan digitalisasi mereka, tantangan ini mungkin muncul terutama di negara-negara lain di Asia di mana afiliasi lokal mereka memiliki keinginan untuk memperluas operasi.

Untuk mendorong prioritas strategis dan memfasilitasi strategi diversifikasi, para eksekutif mengindikasikan bahwa strategi korporasi merupakan upaya strategis keterbukaan informasi yang transparan dan kredibel di mata investor.

Dengan adanya keterbukaan informasi publik yang benar tepercaya, maka seiring berjalannya waktu investor akan berangsur meningkatkan minatnya berinvestasi di Indonesia, sehingga kepastian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dan menjanjikan di masa depan akan menjadi kenyataan. Semoga

 

BERITA TERKAIT

Bertahan Hidup Ekonomis

Sebagian besar masyarakat strata terbawah saat ini bergantung pada pekerjaan informal seperti pedagang kaki lima (PKL) atau buruh harian, yang…

Komitmen Pengusaha di IKN

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur tidak hanya melibatkan investor dan…

Komitmen Jaga Stabilitas Pangan

  Presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas pangan di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam berbagai kesempatan, di mana…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Bertahan Hidup Ekonomis

Sebagian besar masyarakat strata terbawah saat ini bergantung pada pekerjaan informal seperti pedagang kaki lima (PKL) atau buruh harian, yang…

Komitmen Pengusaha di IKN

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur tidak hanya melibatkan investor dan…

Komitmen Jaga Stabilitas Pangan

  Presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas pangan di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam berbagai kesempatan, di mana…