Sumber Daya Manusia Syariah

Oleh: Agus Yuliawan

 Pemerhati Ekonomi Syariah

Perkembangan industri keuangan dan bisnis syariah di Indonesia sangat maju dengan pesat seperti jamur di pemusim hujan. Namun sayangnya tumbuh dan berkembangnya ekonomi syariah itu belum diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menopang laju perkembangan industri dan bisnis syariah. Sehingga dikuatirkan mempengaruhi masa depan ekonomi syariah kedepannya.

Sebagai sebuah institusi keuangan dan bisnis syariah yang memiliki road map jangka panjang dan berkelanjutan tak bisa hanya sekedar trial (uji coba) saja dalam menjalankan usaha. Bisnis keuangan dan sektor riil syariah harus benar - benar dipersiapkan secara komperehensif sehingga kehadiran industri itu bisa benar - benar kompetitif dan memberikan return yang makasimal. Maka pelaku atau operator bisnis dalam hal ini adalah sumber daya manusia (SDM) sebagai ujung tombak modal utama.

Sayangnya--kebijakan dalam kebangkitan industri keuangan dan bisnis syariah di Tanah Air belum ada satu kesatuan pandang tentang arti pentingnya pembangunan SDM syariah. Kebijakan itu masih dianggap remeh dan cenderung menggukan cara - cara instan dalam merekrut SDM syariah seperti "membajak" SDM syariah dari tempat lembaga  lain dan belum ada pengelolaan SDM syariah yang terstruktur dalam penyediaan SDM syariah. Sehingga dampaknya adalah para pekerja (employe) dalam menjalankan industri dan bisnis syariah hanya berdasarkan pengetahuan saat training dan kursus secara pendek. Sementara pemahaman holistik tentang SDM syariah masih terasa jauh untuk diperolehnya.

Sementara open minded (kemampuan berfikir terbuka)  para pelaku usaha di industri dan bisnis syariah tentang arti pentingya pembangunan SDM sebagai ujung tombak kesuksesan bisnis masih minim dan cenderung pada paradigma lama. Hal ini yang akhirnya jamak kita temukan demotivasi karyawan dan minimnya inovasi kreatifitas. Dikarenakan lingkungan perusahaan kurang kondunsif dan tak mampu memberikan rasa kebahagiaan karyawan.

Maka untuk mengembangkan industri dan bisnis syariah, persoalan SDM harus menjadi prioritas. Berbicara SDM syariah bukan hanya sekedar paham tentang akad - akad syariah saja tapi juga tentang manajemen pengelolaan bisnis syariah. Sering kali penguatan pengetahuan  SDM

tentang manajemen pengelolaan sangat lemah terutama regulasi dan kinerja sehigga tak ada kebijakan yang jelas. Sementara tanpa rasa bahagia dan masa depan yang jelas sebagai karyawan akan berpengaruh besar terhadap bisnis syariah. Itulah pentingnya SDM syariah yang berkualitas.

BERITA TERKAIT

RAPBN 2025, Kiprah Menjaga Perekonomian

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN,  Pemerhati Kebijakan Fiskal.   APBN selama satu dekade terakhir telah membuktikan mampu menjadi tulang…

Inovasi dan Transisi Energi

Oleh: Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, Indonesia terus berkomitmen…

Prospek Ekonomi Syariah

  Oleh: Prof Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI Ekonomi keuangan syariah di Indonesia dimulai dari berdirinya lembaga perbankan syariah pada…

BERITA LAINNYA DI

RAPBN 2025, Kiprah Menjaga Perekonomian

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN,  Pemerhati Kebijakan Fiskal.   APBN selama satu dekade terakhir telah membuktikan mampu menjadi tulang…

Inovasi dan Transisi Energi

Oleh: Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, Indonesia terus berkomitmen…

Prospek Ekonomi Syariah

  Oleh: Prof Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI Ekonomi keuangan syariah di Indonesia dimulai dari berdirinya lembaga perbankan syariah pada…