Indonesia Tawarkan Hilirisasi Batubara ke Tiongkok

NERACA

Bali – Pemerintah Indonesia menawarkan ke Tiongkok untuk mengembangkan dan peningkatan nilai tambah (PNT) batubara dalam bentuk produk lain, seperti coal quality improvement (coal upgrading), coal briquetting, cokes making dan coal liquefaction. Penawaran dilakukan di ajang The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF) di Kuta Selatan, Bali.

Penawaran ini bagian dari komitmen Indonesia dalam mengurangi target efek rumah kaca pada pembangunan nasional sebagai ratifikasi paris agreement melalui UU No 16 tahun 2016 yang sudah ditandatangani Indonesia. Pengurangan konsumsi batubara secara bertahap dan pengembangan dalam bentuk lain manjadi langkah konkret mencapai tujuan tersebut.

"Salah satu kebijakan dalam pengelolaan batubara adalah melakukan pengurangan penggunaan batubara bersamaan dengan pengakhiran dari PLTU Batubara serta mengembangkannya dalam menjadi bentuk lain, khususnya gas untuk memenuhi kebutuhan elpiji dan industri kimia lainnya seperti pupuk," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono.

Adapun untuk mempercepat program hilirisasi dan PNT batubara, pemerintah menawarkan kepada berbagai pihak agar program ini dapat berjalan sesuai harapan. "Kami menawarkan investasi pengembangan hilirisasi batubara di Indonesia baik dalam bentuk methanol, DME dan lainnya," lanjut Bambang.

Bambang menjelaskan, batubara dapat diolah menjadi produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi. Enam produk pengembangan batubara yang dapat dilakukan saat ini adalah peningkatan kualitas batubara (coal upgrading), briket batubara, kokas, batubara cair, dan gasifikasi batubara, termasuk gasifikasi batubara bawah tanah.

Guna mendukung percepatan pengembangan program tersebut, selain menyediakan tiga insentif, pemerintah juga mewajibkan perpanjangan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), badan usaha harus menyampaikan rencana pengembangan dan/atau pemanfaatan batubara.

"Saat ini sudah ada 6 IUPK yang telah merencanakan pengembangan Batubara menjadi gas, pupuk dan kokas. Status saat ini sedang melakukan kajian keekonomian dan studi kelayakan dan semoga pada tahun 2030 sudah bisa commissioning," ujar Bambang.

Terkait dengan batubara, Indonesia juga tengah bertransformasi menuju masa depan yang lebih hijau dengan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Namun batubara sebagai komoditas andalan tak serta merta ditinggalkan. Pemerintah tengah merumuskan strategi cerdas untuk memanfaatkan batubara secara lebih berkelanjutan.

Salah satu strateginya adalah mengurangi penggunaan batubara langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. PLTU batubara akan beralih menggunakan teknologi  Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) untuk menangkap dan menyimpan karbon. Selain itu, batubara juga akan diolah menjadi produk turunan seperti Dimethyl Ether (DME) yang lebih ramah lingkungan untuk keperluan rumah tangga.

"Transisi energi itu bukan bagaimana kita mempercepat pensiunnya batubara, tetapi bagaimana kita mendorong pemanfaatan energi yang bersih seperti pembangkit-pembangkit energi terbarukan yang sumbernya ada di kita," jelas Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Seperti diketahui, Indonesia saat ini memiliki sumber daya batubara sebesar 97,29 miliar ton dan cadangan sebesar 31,71 miliar ton dimana sebesar 70 persen dari total sumber daya merupakan batubara kualitas rendah dan 30% sisanya adalah batubara kualitas tinggi dan medium.

Sebagian besar sumber daya dan Cadangan tersebar di Kalimatan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Jambi. Sisanya tersebar di Jambi, Riau, Kalimatan Utara, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan Papua, Sulawesi Barat, Jawa bagian barat.

Lebih lanjut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batubara Indonesia selama 2023 sebesar 775 juta ton atau 112 persen dari target 694,5 juta ton. Sementara, untuk kebutuhan batu bara domestik di 2023 sebesar 213 juta ton atau 121 persen dari target 177 juta ton.

Hal tersebut disebabkan adanya permintaan batu bara lebih banyak karena adanya tambahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru dari proyek-proyek 35 GW yang sedang diselesaikan. Sementara itu, pada 2024, pemerintah telah mencanangkan target produksi batu bara dipatok sebesar 710 juta ton.

Lalu, produksi batubara Indonesia pada tahun 2022 mencapai 687 juta ton, meningkat apabila dibandingkan dengan produksi batubara pada tahun 2021. Produksi batubara tahun 2022 digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebanyak 215 juta ton, salah satunya adalah sebagai pasokan untuk kebutuhan PLTU batubara, sedangkan sebagian dipasarkan ke luar negeri.

Lebih lanjut, subsektor minerba, kebutuhan batubara diutamakan untuk pemenuhan kepentingan dalam negeri. Di tahun 2022, kebutuhan batubara domestik mencapai sebesar 193 juta ton atau 116% dari target yang ditetapkan sebesar 166 juta ton. Sementara produksi batubara tahun lalu sebesar 687 juta ton atau 104% dari target 663 juta ton.

 

 

BERITA TERKAIT

19 Tahun Pertamina EP, Perkuat Ketahanan Energi Negeri

NERACA  Jakarta – Sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga dan kontributor kedua produksi gas bumi nasional, Pertamina EP bertekad terus…

PIS Perkuat Logistik Nasional

NERACA Bali – Pertamina International Shipping (PIS) membeberkan kunci utama dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia. Logistik yang efektif dan…

Industri Alas Kaki Dalam Negeri Terus Dikembangkan

NERACA Sidoarjo – Industri alas kaki lokal kini semakin diminati oleh pasar dalam negeri maupun pasar global. Berbagai jenama lokal…

BERITA LAINNYA DI Industri

19 Tahun Pertamina EP, Perkuat Ketahanan Energi Negeri

NERACA  Jakarta – Sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga dan kontributor kedua produksi gas bumi nasional, Pertamina EP bertekad terus…

PIS Perkuat Logistik Nasional

NERACA Bali – Pertamina International Shipping (PIS) membeberkan kunci utama dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia. Logistik yang efektif dan…

Industri Alas Kaki Dalam Negeri Terus Dikembangkan

NERACA Sidoarjo – Industri alas kaki lokal kini semakin diminati oleh pasar dalam negeri maupun pasar global. Berbagai jenama lokal…