Kimia Farma Bukukan Rugi Rp102,73 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) berbalik rugi sebesar Rp102,73 miliar dibandingkan priode yang sama tahun lalu membukukan laba Rp386,49 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara penjualan emiten farmasi ini tercatat sebesar Rp2,53 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini. Penjualan ini naik 10,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,30 triliun.  Penjualan ini didominasi oleh penjualan lokal ke pihak ketiga sebesar Rp2,24 triliun, dan pihak berelasi sebesar Rp258,44 miliar.

Kemudian penjualan luar negeri KAEF adalah penjualan garam kina sebesar Rp22,29 miliar, dan penjualan obat dan alat kesehatan sebesar Rp5,80 miliar. Sementara itu, menurut lini produknya, KAEF menjual obat generik produksi KAEF sebesar Rp353,47 miliar, obat ethical, lisensi dan narkotika Rp233,22 miliar, obat OTC Rp81,01 miliar, bahan baku Rp37,93 miliar, dan alat kesehatan sebesar Rp19,04 miliar.

Total penjualan produksi entitas KAEF adalah sebesar Rp724,69 miliar. Penjualan KAEF yang merupakan produk produksi pihak ketiga adalah sebesar Rp1,81 triliun. Penjualan tersebut terdiri dari obat ethical Rp767,05 miliar, alat kesehatan, jasa klinik, lab klinik sebesar Rp312,81 miliar, obat OTC sebesar Rp443,34 miliar dan obat generik sebesar Rp287,86 miliar. KAEF mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp1,71 triliun, naik 18,67% dari kuartal I/2023 yang sebesar Rp1,44 triliun.

Laba bruto KAEF tercatat tergerus 4,40% menjadi Rp820,83 miliar. Sebelumnya, pada kuartal I/2023 KAEF mencatatkan laba bruto sebesar Rp858,58 miliar. Adapun pada akhir Maret 2024, KAEF mencatatkan jumlah aset sebesar Rp17,34 triliun, turun dari akhir Desember 2023 yang sebesar Rp17,58 triliun. Jumlah liabilitas KAEF tercatat naik menjadi Rp11,23 triliun di akhir Maret 2024, dari akhir 2023 yang sebesar Rp11,19 triliun. Di sisi lain, Ekuitas KAEF juga tergerus hingga menjadi Rp6,10 triliun di kuartal I/2024, dari sebelumnya Rp6,39 triliun di akhir 2023.

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Kimia Farma berkomitmen untuk melakukan pembenahan terhadap operasional dalam rangka menuju profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF, Lina Sari bilang, terdapat empat isu utama yang masih menjadi tantangan, yaitu pertama, belum optimalnya komersialisasi dan kedua, rasionalisasi pabrik.

Kemudian, ketiga yaitu portofolio produk yang belum optimal, dan keempat, dugaan pelanggaran integritas penyediaan data keuangan di anak usaha yaitu Kimia Farma Apotek (KFA)."Kami telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, kemudian kami mengambil langkah-langkah strategis untuk membenahinya. Harapannya, perseroan dapat membukukan kinerja yang lebih baik pada tahun 2024 dan ke depan," ujar Lina.

Dirinya menjelaskan, rencana transformasi perseroan untuk memperkuat operasional dan peningkatan profitabilitas yang dilakukan bersama- sama dengan Project Management Office (PMO) Restrukturisasi Keuangan dan Reorientasi Bisnis yang dibentuk Kementerian BUMN (KBUMN). (bani)

BERITA TERKAIT

Multi Hanna Kreasindo Bagikan Dividen Tunai 10%

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) memutuskan untuk membagikan dividen tunai 10% untuk tahun…

Ekspansi Bisnis - Hotel Sahid Jaya Anggarkan Capex Rp55,6 Miliar

Danai ekspansi bisnisnya, PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk (SHID) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp55,6 miliar.”Capex digunakan…

Perkenalkan Defibrilator Ekstravaskular - IJN Pertama Mengobati dengan Ritme Jatung Abnormal

Inovasi kemajuan industri medis kembali diperkenalkan oleh Institut Jantung Negara (IJN) dari Malaysia. Dimana lembaga ini menjadi yang pertama di…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Multi Hanna Kreasindo Bagikan Dividen Tunai 10%

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) memutuskan untuk membagikan dividen tunai 10% untuk tahun…

Ekspansi Bisnis - Hotel Sahid Jaya Anggarkan Capex Rp55,6 Miliar

Danai ekspansi bisnisnya, PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk (SHID) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp55,6 miliar.”Capex digunakan…

Perkenalkan Defibrilator Ekstravaskular - IJN Pertama Mengobati dengan Ritme Jatung Abnormal

Inovasi kemajuan industri medis kembali diperkenalkan oleh Institut Jantung Negara (IJN) dari Malaysia. Dimana lembaga ini menjadi yang pertama di…