Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun - WOM Finance Tawarkan Bunga Hingga 6,95%

NERACA

Jakarta -Danai modal kerja, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) mulai melakukan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan V tahap I tahun 2024 senilai Rp1 triliun pada 25-27 Juni 2024. Pencatatan obligasi WOMF di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Juli 2024. Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan senilai total Rp5 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektus yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengungkapkan, obligasi V WOMF tahap I/2024 terdiri atas seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp880,445 miliar memiliki  bunga 6,75% per tahun berjangka waktu 370 hari dan seri B sebesar Rp119,555 miliar dengan tenor tiga tahun memiliki bunga 6,95% per tahun. Bunga obligasi WOMF dibayarkan setiap tiga bulan, dimana  pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 2 Oktober 2024, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing obligasi adalah pada 12 Juli 2025 untuk obligasi seri A, dan 2 Juli 2027 untuk obligasi Seri B.

Nantinya, dana dari penawaran umum obligasi, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja pembiayaan, termasuk namun tidak terbatas pada pembiayaan konsumen, pembiayaan modal usaha, dan sewa pembiayaan. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi WOMF V tahap I tahun 2024 adalah PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT KB Valbury Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai wali amanat.

Hingga triwulan I 2024, WOMF membukukan pendapatan sebesar Rp539,59 miliar, tumbuh 15,08% dari Rp468,85 miliar pada triwulan I 2023. Dari pendapatan tersebut, emiten pembiayaan beraset Rp6,8 triliun per Maret 2024 itu meraih laba Rp62,81 miliar pada triwulan I 2024, naik 0,24% jika dibandingkan Rp62,65 miliar pada triwulan I 2023. WOM Finance tercatat telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 1,4 triliun pada kuartal I-2024

Adapun total liabilitas dan ekuitas WOMF per Maret 2024, masing-masing sebesar Rp5,12 triliun dan Rp1,68 triliun. Tahun ini, perseroan memproyeksikan bisa memperoleh laba bersih Rp 259 miliar. Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa seperti dikutip Kontan pernah mengatakan, target laba tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu. Untuk mendorong laba, WOM Finance telah mempersiapkan berbagai inisiatif strategi untuk mendukung bisnis perusahaan. Di antaranya dengan terus melakukan eksplorasi potensi bisnis di luar Pulau Jawa."Kami melakukan analisa dan review secara berkala terhadap kebijakan dan proses inisiasi kredit untuk menjaga kualitas portfolio yang sehat dan terus bertumbuh serta terus melakukan pelatihan secara berkesinambungan untuk meningkatkan produktifitas SDM yang dimiliki perusahaan," ujar Cincin.

BERITA TERKAIT

Ekspansi Bisnis - Hotel Sahid Jaya Anggarkan Capex Rp55,6 Miliar

Danai ekspansi bisnisnya, PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk (SHID) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp55,6 miliar.”Capex digunakan…

Perkenalkan Defibrilator Ekstravaskular - IJN Pertama Mengobati dengan Ritme Jatung Abnormal

Inovasi kemajuan industri medis kembali diperkenalkan oleh Institut Jantung Negara (IJN) dari Malaysia. Dimana lembaga ini menjadi yang pertama di…

Tingkatkan Literasi Kerahasian - Industri Layanan Kesehatan Harus Pahami UU PDP

Dalam rangka edukasi dan sosialisasi UU Perlindungan Data Pribadi (PDP), khususnya industri layanan kesehatan perlu dipahami oleh para pelaku dan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Ekspansi Bisnis - Hotel Sahid Jaya Anggarkan Capex Rp55,6 Miliar

Danai ekspansi bisnisnya, PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk (SHID) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp55,6 miliar.”Capex digunakan…

Perkenalkan Defibrilator Ekstravaskular - IJN Pertama Mengobati dengan Ritme Jatung Abnormal

Inovasi kemajuan industri medis kembali diperkenalkan oleh Institut Jantung Negara (IJN) dari Malaysia. Dimana lembaga ini menjadi yang pertama di…

Tingkatkan Literasi Kerahasian - Industri Layanan Kesehatan Harus Pahami UU PDP

Dalam rangka edukasi dan sosialisasi UU Perlindungan Data Pribadi (PDP), khususnya industri layanan kesehatan perlu dipahami oleh para pelaku dan…