SDM Sektor Hotel dan Restoran yang Berkompeten Masih Minim

NERACA

Yogyakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut jumlah sumber daya manusia (SDM) sektor perhotelan dan restoran yang mengantongi sertifikat kompetensi di Indonesia masih minim.

"Memang kalau melihat datanya, yang kompeten atau yang punya sertifikat sangat sedikit atau bisa dikatakan kurang," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, dikutip Antara, Senin (10/10).

Meski kegiatan sertifikasi kompetensi tenaga kerja hotel dan restoran telah digencarkan, menurut dia, hingga saat ini untuk di Yogyakarta masih sekitar 40 persen pekerja di sektor itu belum mengantongi sertifikat kompetensi.

"Untuk sertifikasi pekerja perhotelan dan restoran, Yogyakarta masih lebih bagus dibandingkan daerah lain," kata dia.

Menurut Deddy, para pekerja sektor perhotelan, khususnya yang memiliki kompetensi di bidang "food and beverage" (F&B) hingga saat ini masih banyak dicari untuk meningkatkan reputasi atau daya tawar hotel karena yang memiliki keahlian bidang F&B jumlahnya masih kurang.

Menurut dia, PHRI pusat bersama Kementerian Ketenagakerjaan telah meminta PHRI DIY memperbanyak pelatihan beserta sertifikasi.

Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja sektor perhotelan relatif stabil dan ada kecenderungan meningkat sepanjang 2022 sampai 2025.

Berdasarkan data Kemnaker dibutuhkan lebih dari 8,6 juta tenaga kerja untuk sektor perhotelan di Indonesia yang didominasi bagian "food and beverage" dari berbagai strata dengan peran dan tugasnya masing-masing.

Direktur Nusa International Hospitality Course (NIHC) Enny Karmin mengakui sumber daya manusia menjadi kebutuhan penting yang menggerakkan bidang perhotelan dan pariwisata di tengah menggeliatnya industri "hospitality" di Yogyakarta setelah penularan COVID-19 melandai.

Untuk merespons kebutuhan SDM tersebut, kata dia, NIHC hadir di Yogyakarta untuk melahirkan tenaga kerja terampil di bidang "hospitality", pariwisata, dan perhotelan di Indonesia.

"Murid yang telah mencapai tingkat keterampilan yang dipersyaratkan akan menerima sertifikat," ujar Enny.

Sebagai tempat kursus dan pelatihan, menurut dia, NIHC membuka dua program yang bisa dipilih dan diikuti selama 12 bulan. Pertama, Healthy and Sustainable Food and Beverage Product (F&B Products) dan kedua, Food and Beverage Service (F&B Service).

"Kami juga menghadirkan instruktur yang berpengalaman. Sebagian besar adalah lulusan master dan menjadi staf pengajar di hotel atau dosen senior di bidangnya," ujar dia. (Mohar/Ant)

 

 

BERITA TERKAIT

Pemda Diminta Kerjakan Program 3 Juta Rumah

NERACA Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa program tiga rumah per tahun sebagai salah satu prioritas…

PPRO Dirikan Area Komersial di Surabaya

NERACA Jakarta - PT PP Properti Tbk (PPRO), salah satu pengembang terkemuka dan anak perusahaan PTPP (Persero), melalui proyek Grand…

Agen Properti Punya Peran Penting Cari Rumah di Jabodetabek

NERACA Jakarta - Senior Vice President Listing Business Rumah123, Faizal Abdullah menyebut meski pencari rumah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,…

BERITA LAINNYA DI Hunian

Pemda Diminta Kerjakan Program 3 Juta Rumah

NERACA Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa program tiga rumah per tahun sebagai salah satu prioritas…

PPRO Dirikan Area Komersial di Surabaya

NERACA Jakarta - PT PP Properti Tbk (PPRO), salah satu pengembang terkemuka dan anak perusahaan PTPP (Persero), melalui proyek Grand…

Agen Properti Punya Peran Penting Cari Rumah di Jabodetabek

NERACA Jakarta - Senior Vice President Listing Business Rumah123, Faizal Abdullah menyebut meski pencari rumah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,…