Rusun Tanah Abang dan Kebon Kacang Akan Direvitalisasi

NERACA

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan Perum Perumnas akan melakukan revitalisasi rumah susun (rusun) Tanah Abang dan Kebon Kacang menjadi bangunan bertingkat tinggi atau high rise.

Tiko menyampaikan rusun Tanah Abang dan Kebon Kacang saat ini hanya memiliki empat lantai. Dengan revitalisasi, maka bangunan tersebut akan dibuat menjadi lebih tinggi.

"Perumnas yang revitalisasi beberapa, yang masih 4 lantai, 5 lantai, kita bikin high rise, ini tadi Tanah Abang, Kebon Kacang," ujar Tiko di Jakarta, Rabu (20/11).

Rencana revitalisasi rusun, lanjut Tiko, bertujuan untuk memaksimalkan koefisien lantai bangunan (KLB) dari perumahan yang sudah ada, sehingga mampu menyediakan lebih banyak hunian yang layak bagi masyarakat.

Selain itu, kedua rusun tersebut juga dinilai sudah cukup tua dan memiliki bangunan yang rendah atau hanya sekitar 4-5 lantai.

Lebih lanjut, Tiko menyampaikan, pihaknya akan melakukan sosialisasi terhadap penghuni rusun Tanah Abang dan Kebon Kacang untuk pindah sementara waktu, selama proses revitalisasi berlangsung.

"Kita tawarkan supaya nanti masyarakatnya pindah dulu, kita bangun nanti yang sama, dengan misalnya 20 lantai. Nanti baru kita balik kan lagi, dan kita perluas nanti," katanya.

Sebelumnya, Tiko menyebut Kementerian BUMN dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) berencana membangun hunian berkonsep transit oriented development (TOD) di atas lahan milik PT KAI di Manggarai, Gubeng Surabaya dan Kiara Condong, Bandung.

Tiko menyampaikan, pembangunan TOD yang menggunakan lahan milik KAI telah berhasil dilakukan di Stasiun Pondok Cina, Margonda, Depok dan Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Oleh karena itu, Kementerian BUMN dan PKP akan melanjutkan untuk wilayah lainnya.

"Tadi ada beberapa tanah yang kita akan coba rencanakan di Manggarai, kemudian di Surabaya, Gubeng dan ada di Kiara Condong di Bandung. Jadi itu konsepnya TOD, di mana nanti seperti di Margonda itu," ujar Tiko.

TOD di wilayah Manggarai, kata Tiko akan menjadi yang terbesar karena memiliki luas seluas 60 hektar, sedangkan hunian di Gubeng akan dibangun di atas lahan seluas 12 hektar.

Namun demikian, untuk pembangunan di kawasan Stasiun Manggarai membutuhkan waktu lebih lama lantaran butuh sosialisasi dengan masyarakat setempat yang sudah menghuni tempat tersebut. (Mohar/Ant)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pemda Diminta Kerjakan Program 3 Juta Rumah

NERACA Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa program tiga rumah per tahun sebagai salah satu prioritas…

PPRO Dirikan Area Komersial di Surabaya

NERACA Jakarta - PT PP Properti Tbk (PPRO), salah satu pengembang terkemuka dan anak perusahaan PTPP (Persero), melalui proyek Grand…

Agen Properti Punya Peran Penting Cari Rumah di Jabodetabek

NERACA Jakarta - Senior Vice President Listing Business Rumah123, Faizal Abdullah menyebut meski pencari rumah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,…

BERITA LAINNYA DI Hunian

Pemda Diminta Kerjakan Program 3 Juta Rumah

NERACA Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa program tiga rumah per tahun sebagai salah satu prioritas…

PPRO Dirikan Area Komersial di Surabaya

NERACA Jakarta - PT PP Properti Tbk (PPRO), salah satu pengembang terkemuka dan anak perusahaan PTPP (Persero), melalui proyek Grand…

Agen Properti Punya Peran Penting Cari Rumah di Jabodetabek

NERACA Jakarta - Senior Vice President Listing Business Rumah123, Faizal Abdullah menyebut meski pencari rumah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,…