NERACA
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (8/4), tercatat melemah 502,14 poin atau 7,71% ke posisi 6.008,48. Kondisi ini menimbulkan reaksi kekhawatiran para investor akan nasib investasi mereka kedepannya.
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik mengimbau pelaku pasar untuk tetap memperhatikan faktor fundamental pasar saham Indonesia yang kuat, di tengah adanya sentimen kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Dirinya mengimbau pelaku pasar untuk tetap melakukan analisa secara benar berdasarkan faktor fundamental dan teknikal, serta berdasarkan berbagai informasi yang mereka dapatkan.“Pasar itu bisa mendapatkan seluruh informasi, menganalisis kondisi fundamental dan teknikal secara clear, dalam kondisi ketidakpastian yang sangat tinggi seperti saat ini,” ujar Jeffrey di Jakarta, kemarin.
Pihaknya berharap terbentuknya harga saham berdasarkan faktor-faktor fundamental dan teknikal, bukan karena adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap sentimen dari tingkat global. Namun demikian, yang sedang terjadi saat ini volatilitas pasar saham seiring adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.“Tentunya kita menginginkan price discovery yang terjadi di bursa adalah berdasarkan kepada faktor-faktor fundamental dan teknikal. Bukan bursa atau harga yang disetir oleh kebingungan dan ketakutan,”kata Jeffrey.
Dengan demikian, untuk menjaga kepercayaan investor, pihaknya dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan efek (trading halt) dan batasan persentase Auto Rejection Bawah (ARB)), yang mulai efektif diberlakukan Selasa, 8 April 2025.“Oleh karena itu, kami telah mengambil beberapa tindakan yang telah disampaikan tadi. Karena kami melihat bahwa sampai dengan kemarin, fluktuasi atau ketidakpastian di tingkat global itu masih sangat tinggi,” ujar Jeffrey.
Penyesuaian ketentuan itu merupakan strategi yang dilakukan oleh BEI untuk mengantisipasi volatilitas pasar seiring kebijakan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump."Ini adalah beberapa strategi yang dilakukan oleh BEI untuk mengantisipasi apa yang terjadi, dengan penerapan tarif di global," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman.
BEI sempat membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 09.00.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), setelah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melebihi 8%. Sementara itu, perdagangan bursa Selasa, pukul 11.25 WIB, IHSG tercatat melemah 494,17 poin atau 7,95% ke posisi 6.016,45.
Sementara pengamat pasar modal Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy menambahkan, ditengah jebloknya IHSG investor dapat melakukan aksi beli (net buy) terhadap saham-saham perusahaan yang akan membagikan dividen besar. Selain itu, juga perusahaan yang memiliki laporan keuangan kuartal I-2025 yang baik, katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa.“Beli saham-saham yang akan membagikan dividen dengan yield lebih dari 6 persen dan yang laporan keuangan kuartal I-2025 -nya bagus, serta yang turunnya sangat besar. Dengan dana yang tidak akan terpakai minimal 1 sampai 2 tahun ke depan,,” ujar Budi.
Menurutnya, IHSG berpotensi berbalik menguat (rebound) pada saat momentum pembagian dividen pada April 2025, serta rilis laporan keuangan kuartal I-2025 oleh berbagai perusahaan. Selain itu, apabila ada penundaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga berpotensi akan membuat pasar saham berbalik menguat.
VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi memperkirakan tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut sepanjang hari.“Estimasi kami IHSG mampu bertahan di atas level support psikologis 6.000, dengan asumsi ditopang perubahan ARB menjadi 15 persen untuk seluruh fraksi,” kata Oktavianus . (bani)
Dorong pertumbuhan investor, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan literasi dan inklusi pasar modal di berbagai daerah Indonesia…
NERACA Jakarta -Torehkan kinerja positif di tahun 2024, mendorong PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET) mematok pertumbuhan bisnis lebih agresif…
NERACA Jakarta-Emiten properti dan hotel, PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) menetapkan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 1,17 miliar.…
Dorong pertumbuhan investor, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan literasi dan inklusi pasar modal di berbagai daerah Indonesia…
NERACA Jakarta -Torehkan kinerja positif di tahun 2024, mendorong PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET) mematok pertumbuhan bisnis lebih agresif…
NERACA Jakarta-Emiten properti dan hotel, PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) menetapkan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 1,17 miliar.…