NERACA
Jakarta -Kembali terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG) akibat dampak sentimen global membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi sementara perdagangan saham. Merespoon hal tersebut, analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin menyarankan investor memilih saham dengan fundamental solid dan valuasi yang terdiskon di tengah tekanan dan volatilitas pasar saat ini."Memang tidak bisa langsung all-in dan harus wait and see untuk menentukan entry point belanja saham yang tepat, bisa lewat average down secara pelan-pelan, sehingga antara risiko dan return bisa dikelola dengan baik," kata Kharel dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Sebagai contoh, dia menyoroti saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU). Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi (audited) 2024, premi bruto (gross written premium/GWP) yang dicatat oleh perseroan mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh 11 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp7,7 triliun.
Berdasarkan perhitungan Kharel, pangsa pasar TUGU dari sisi produksi premi pada 2024 mencapai 5,9%. Pangsa pasar ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 sebesar 5,5%. Dengan demikian, terdapat kenaikan pangsa pasar perseroan sebesar 0,4% poin.
Selain pangsa pasar, Kharel juga mencermati kinerja keuangan TUGU, yang mana perolehan laba pada 2024 membuat nilai ekuitas naik dan potensi dividen bisa menjadi katalis positif untuk jangka pendek."Laba naik, ekuitas naik sehingga book value per share (BVPS) juga naik. BVPS TUGU setara Rp2.955 dengan harga saham saat ini maka PBV-nya hanya 0,33 kali," tambahnya.
Adapun mengenai dividen, dia memperkirakan imbal hasil (yield) dari dividen TUGU bisa mencapai 9% bila payout sebesar 40%. Menurutnya, dengan rasio PBV yang rendah serta potensi dividen yield yang besar, saham seperti TUGU cukup memadai untuk menjadi watch list bagi investor yang mengandalkan strategi value investing.”Koreksi harga yang terjadi sebenarnya lebih ke faktor makro, kita lihat IHSG juga mengalami downtrend akibat sentimen makro dan besarnya aliran modal asing yang keluar yang juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah," tuturnya.
IHSG Bursa Efek Indonesia pada Selasa (8/4) pagi turun mengikuti pelemahan bursa saham global imbas kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS). IHSG dibuka melemah 596,33 poin atau 9,16% ke posisi 5.914,28. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 92,61 poin atau 11,25% ke posisi 651,90.
Dorong pertumbuhan investor, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan literasi dan inklusi pasar modal di berbagai daerah Indonesia…
NERACA Jakarta -Torehkan kinerja positif di tahun 2024, mendorong PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET) mematok pertumbuhan bisnis lebih agresif…
NERACA Jakarta-Emiten properti dan hotel, PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) menetapkan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 1,17 miliar.…
Dorong pertumbuhan investor, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan literasi dan inklusi pasar modal di berbagai daerah Indonesia…
NERACA Jakarta -Torehkan kinerja positif di tahun 2024, mendorong PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET) mematok pertumbuhan bisnis lebih agresif…
NERACA Jakarta-Emiten properti dan hotel, PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) menetapkan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 1,17 miliar.…