Pemerintah Jajaki Kerjasama Dengan Investor Asing Melalui Danantara

*Pemerintah Jajaki Kerjasama Dengan Investor Asing Melalui Danantara*
Jakarta – Pemerintah terus mendorong investasi asing sebagai bagian dari upaya mempercepat pembangunan ekonomi nasional. Salah satu langkah strategis yang tengah dijajaki adalah kerja sama dengan investor global melalui Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat ekosistem investasi di Indonesia.
Danantara hadir sebagai wadah yang menghubungkan modal asing dengan proyek-proyek strategis dalam negeri, mencakup sektor infrastruktur, energi, manufaktur, serta ekonomi digital. Pemerintah melihat potensi besar dari platform ini dalam menarik minat investor luar negeri, sekaligus menciptakan peluang kerja dan meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global.
Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa Danantara bisa menerima dana investasi dari negara lain dan membuka peluang joint venture. Joint venture adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih perusahaan yang sepakat untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan tertentu. 
"Bisa (terima dari luar negeri). Kita bisa open untuk bersama dengan mereka. Kita terbuka kok, tadi disampaikan kita terbuka (untuk menerima joint venture)," kata Rosan
Menurut Rosan, keberadaan aset milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikelola Danantara justru akan memberikan keyakinan dan kepastian bagi para investor yang ingin masuk ke Indonesia.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mendengar kabar mengenai investor dari Qatar yang akan berinvestasi di Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Dasco mengatakan, selain dari Qatar, ada beberapa investor lain yang juga mau memasukkan uangnya ke Danantara. 
"Kalau investor ada beberapa, yang saya dengar dari Qatar dan dari macam-macam dan terutama mereka akan masuk di Danantara," ujar Dasco
Danantara menjadi instrumen yang dapat menjembatani kepentingan pemerintah, pelaku usaha domestik, dan investor asing. 
Selain itu, keberadaan Danantara juga memberikan transparansi bagi investor, memastikan bahwa modal yang ditanamkan benar-benar digunakan untuk proyek yang berkelanjutan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Danantara juga diharapkan menjadi sarana bagi perusahaan domestik untuk mengembangkan usahanya ke tingkat internasional. Dengan adanya kolaborasi antara modal asing dan pelaku usaha lokal, berbagai inovasi dan pengembangan produk dapat dilakukan secara lebih masif, mendukung daya saing industri dalam negeri di pasar global.
***
[edRW]

 

 

NERACA

Jakarta – Pemerintah terus mendorong investasi asing sebagai bagian dari upaya mempercepat pembangunan ekonomi nasional. Salah satu langkah strategis yang tengah dijajaki adalah kerja sama dengan investor global melalui Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat ekosistem investasi di Indonesia.

Danantara hadir sebagai wadah yang menghubungkan modal asing dengan proyek-proyek strategis dalam negeri, mencakup sektor infrastruktur, energi, manufaktur, serta ekonomi digital. Pemerintah melihat potensi besar dari platform ini dalam menarik minat investor luar negeri, sekaligus menciptakan peluang kerja dan meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global.

Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa Danantara bisa menerima dana investasi dari negara lain dan membuka peluang joint venture. Joint venture adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih perusahaan yang sepakat untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan tertentu. 

"Bisa (terima dari luar negeri). Kita bisa open untuk bersama dengan mereka. Kita terbuka kok, tadi disampaikan kita terbuka (untuk menerima joint venture)," kata Rosan

Menurut Rosan, keberadaan aset milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikelola Danantara justru akan memberikan keyakinan dan kepastian bagi para investor yang ingin masuk ke Indonesia.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mendengar kabar mengenai investor dari Qatar yang akan berinvestasi di Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Dasco mengatakan, selain dari Qatar, ada beberapa investor lain yang juga mau memasukkan uangnya ke Danantara. 

"Kalau investor ada beberapa, yang saya dengar dari Qatar dan dari macam-macam dan terutama mereka akan masuk di Danantara," ujar Dasco

Danantara menjadi instrumen yang dapat menjembatani kepentingan pemerintah, pelaku usaha domestik, dan investor asing. 

Selain itu, keberadaan Danantara juga memberikan transparansi bagi investor, memastikan bahwa modal yang ditanamkan benar-benar digunakan untuk proyek yang berkelanjutan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Danantara juga diharapkan menjadi sarana bagi perusahaan domestik untuk mengembangkan usahanya ke tingkat internasional. Dengan adanya kolaborasi antara modal asing dan pelaku usaha lokal, berbagai inovasi dan pengembangan produk dapat dilakukan secara lebih masif, mendukung daya saing industri dalam negeri di pasar global.

BERITA TERKAIT

Penguatan Harga Emas Seiring Ekspektasi The Fed akan Dovish

  NERACA Jakarta – Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai menguatnya harga emas global seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa bank…

OJK Catat Rasio Klaim Penjaminan Tembus 103,92%

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa rasio klaim terhadap imbal jasa penjaminan (IJP) sudah menembus angka…

BSI Prediksi Penjualan Emas Capai 230 Kilogram

  NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memproyeksikan penjualan emas pada akhir bulan April 2025 melonjak menjadi…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Penguatan Harga Emas Seiring Ekspektasi The Fed akan Dovish

  NERACA Jakarta – Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai menguatnya harga emas global seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa bank…

OJK Catat Rasio Klaim Penjaminan Tembus 103,92%

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa rasio klaim terhadap imbal jasa penjaminan (IJP) sudah menembus angka…

BSI Prediksi Penjualan Emas Capai 230 Kilogram

  NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memproyeksikan penjualan emas pada akhir bulan April 2025 melonjak menjadi…