Februari 2025, Ekspor Indonesia Capai US$21,98 Miliar

 

Februari 2025, Ekspor Indonesia Capai USD21,98 Miliar
Jakara – Februari 2025, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 1,98 miliar. Nilai ini naik 2,58  persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan naik 14,05 persen dibanding Februari 2024  (YoY).  
Peningkatan ekspor tersebut disebabkan adanya kenaikan ekspor nonmigas sebesar 2,29 persen dan migas sebesar 8,25 persen (MoM). 
“Pada Februari 2025, kontribusi ekspor sektor industri Indonesia tertinggi dibandingkan sektor yang lain. Pangsa ekspor sektor industri mencapai 84,69 persen, lebih tinggi dibandingkan Januari 2025 sebesar 83,97 persen dari nilai ekspor nonmigas,” ungkap Menteri Perdagangan Budi Santoso.  
Sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar 12,60 persen dan pertanian sebesar 2,71 persen. Peningkatan ekspor nonmigas pada Februari 2025 secara bulanan terjadi karena   adanya peningkatan ekspor sektor industri sebesar 3,17 persen dan sektor pertanian sebesar 3,06 persen (MoM). Sedangkan, ekspor sektor pertambangan dan lainnya turun sebesar 3,41 persen (MoM) akibat penurunan ekspor batu bara. 
Beberapa produk utama ekspor sektor industri dengan kenaikan tertinggi pada Februari 2025 di antaranya mesin dan peralatan mekanis (HS 84) yang naik 37,85 persen; lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) 37,04 persen; berbagai makanan olahan (HS 21) 20,30 persen; logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) 16,45 persen; serta barang dari kulit samak (HS 42) 15,66 persen (MoM).
Pada Februari 2025, Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD8,29 miliar dan pangsa ketiga negara tersebut sebesar 39,79 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.  
Sementara itu, beberapa negara tujuan ekspor nonmigas utama Indonesia dengan peningkatan  terbesar secara bulanan di Februari 2025, antara lain, Pakistan dengan 69,09 persen, Spanyol 67,98 persen, Kanada 48,78 persen, Australia 46,73 persen, dan India 35,05 persen (MoM).
Ditinjau dari kawasannya, Budi menyebutkan, kawasan tujuan ekspor nonmigas yang meningkat  signifikan di antaranya Afrika Tengah dengan kenaikan 84,50 persen, diikuti Australia 46,73  persen, Asia Selatan 35,93 persen, Eropa Selatan 24,59 persen, dan Oseania lainnya 19,91 persen. 
Jika dilihat secara kumulatif, total ekspor nonmigas Januari—Februari 2025 tercatat mencapai USD43,41 miliar, meningkat 9,16 persen dibanding periode tahun sebelumnya (CtC). Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas 10,92 persen  menjadi  USD  41,21  miliar. Sementara itu, ekspor sektor migas turun 15,82 persen menjadi sebesar USD 2,20 miliar.
Sebelumnya, pada Januari 2025, total ekspor Indonesia mencapai USD21,45 miliar. Meski turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 (MoM), nilai ini justru naik 4,68 persen dibanding Januari 2024 (YoY).  Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Januari 2025 tercatat USD20,40 miliar dan migas USD1,06 miliar.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada Januari 2025, antara lain,  kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) yang naik 4.732,44 persen; kakao dan olahannya (HS 18) naik 169,53 persen; bahan kimia anorganik (HS 28) naik 126,02 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) naik 125,44 persen; serta logam mulia, perhiasan, dan permata (HS 71) naik 52,17 persen (YoY).Jika dilihat dari sektornya, kontribusi ekspor industri Indonesia terus meningkat selama tiga tahun terakhir. 
Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, khususnya terhadap sektor industri pengolahan nonmigas. Pada triwulan II tahun 2024, struktur produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas didominasi oleh industri mamin yang berperan sebesar 38,4 persen. 
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita mengungkapkan, “peranan besar tersebut didorong oleh kinerja ekspor industri mamin, yang tecermin pada Agustus 2024 mencapai USD3,78 miliar atau memberikan andil 21,36 persen dari total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas”. 

 

Jakara – Februari 2025, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 1,98 miliar. Nilai ini naik 2,58  persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan naik 14,05 persen dibanding Februari 2024  (YoY).  

Peningkatan ekspor tersebut disebabkan adanya kenaikan ekspor nonmigas sebesar 2,29 persen dan migas sebesar 8,25 persen (MoM). “Pada Februari 2025, kontribusi ekspor sektor industri Indonesia tertinggi dibandingkan sektor yang lain. Pangsa ekspor sektor industri mencapai 84,69 persen, lebih tinggi dibandingkan Januari 2025 sebesar 83,97 persen dari nilai ekspor nonmigas,” ungkap Menteri Perdagangan Budi Santoso.  

Sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar 12,60 persen dan pertanian sebesar 2,71 persen. Peningkatan ekspor nonmigas pada Februari 2025 secara bulanan terjadi karena   adanya peningkatan ekspor sektor industri sebesar 3,17 persen dan sektor pertanian sebesar 3,06 persen (MoM). Sedangkan, ekspor sektor pertambangan dan lainnya turun sebesar 3,41 persen (MoM) akibat penurunan ekspor batu bara. 

Beberapa produk utama ekspor sektor industri dengan kenaikan tertinggi pada Februari 2025 di antaranya mesin dan peralatan mekanis (HS 84) yang naik 37,85 persen; lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) 37,04 persen; berbagai makanan olahan (HS 21) 20,30 persen; logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) 16,45 persen; serta barang dari kulit samak (HS 42) 15,66 persen (MoM).

Pada Februari 2025, Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD8,29 miliar dan pangsa ketiga negara tersebut sebesar 39,79 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.  

Sementara itu, beberapa negara tujuan ekspor nonmigas utama Indonesia dengan peningkatan  terbesar secara bulanan di Februari 2025, antara lain, Pakistan dengan 69,09 persen, Spanyol 67,98 persen, Kanada 48,78 persen, Australia 46,73 persen, dan India 35,05 persen (MoM).

Ditinjau dari kawasannya, Budi menyebutkan, kawasan tujuan ekspor nonmigas yang meningkat  signifikan di antaranya Afrika Tengah dengan kenaikan 84,50 persen, diikuti Australia 46,73  persen, Asia Selatan 35,93 persen, Eropa Selatan 24,59 persen, dan Oseania lainnya 19,91 persen. 

Jika dilihat secara kumulatif, total ekspor nonmigas Januari—Februari 2025 tercatat mencapai USD43,41 miliar, meningkat 9,16 persen dibanding periode tahun sebelumnya (CtC). Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas 10,92 persen  menjadi  USD  41,21  miliar. Sementara itu, ekspor sektor migas turun 15,82 persen menjadi sebesar USD 2,20 miliar.

Sebelumnya, pada Januari 2025, total ekspor Indonesia mencapai USD21,45 miliar. Meski turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 (MoM), nilai ini justru naik 4,68 persen dibanding Januari 2024 (YoY).  Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Januari 2025 tercatat USD20,40 miliar dan migas USD1,06 miliar.

Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada Januari 2025, antara lain,  kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) yang naik 4.732,44 persen; kakao dan olahannya (HS 18) naik 169,53 persen; bahan kimia anorganik (HS 28) naik 126,02 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) naik 125,44 persen; serta logam mulia, perhiasan, dan permata (HS 71) naik 52,17 persen (YoY).Jika dilihat dari sektornya, kontribusi ekspor industri Indonesia terus meningkat selama tiga tahun terakhir. 

Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, khususnya terhadap sektor industri pengolahan nonmigas. Pada triwulan II tahun 2024, struktur produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas didominasi oleh industri mamin yang berperan sebesar 38,4 persen. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita mengungkapkan, “peranan besar tersebut didorong oleh kinerja ekspor industri mamin, yang tecermin pada Agustus 2024 mencapai USD3,78 miliar atau memberikan andil 21,36 persen dari total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas”. gro

 

BERITA TERKAIT

Menko Perekonomian: Investasi KEK Batang Tembus Rp17,95 Triliun

NERACA Batang - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa hingga saat ini realisasi investasi di kawasan tersebut telah…

SUPAYA KEJADIAN TRADING HALT TIDAK TERULANG KEMBALI: - Pemerintah Diminta Hati-hati Membuat Kebijakan

  Jakarta-Pemerintah diingatkan untuk lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan agar tidak berdampak pada kepercayaan investor yang menyebabkan pasar saham bergejolak.…

POLRI SIAP MENINDAK TEGAS: - Oknum Ormas yang Ganggu Dunia Usaha-Investasi

  Jakarta-Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan Polri tidak akan mentoleransi aksi…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

Menko Perekonomian: Investasi KEK Batang Tembus Rp17,95 Triliun

NERACA Batang - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa hingga saat ini realisasi investasi di kawasan tersebut telah…

SUPAYA KEJADIAN TRADING HALT TIDAK TERULANG KEMBALI: - Pemerintah Diminta Hati-hati Membuat Kebijakan

  Jakarta-Pemerintah diingatkan untuk lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan agar tidak berdampak pada kepercayaan investor yang menyebabkan pasar saham bergejolak.…

Februari 2025, Ekspor Indonesia Capai US$21,98 Miliar

  Februari 2025, Ekspor Indonesia Capai USD21,98 Miliar Jakara – Februari 2025, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 1,98 miliar.…