NERACA
Jakarta – Sepanjang tahun 2024, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan laba bersih sebesar Rp2,39 triliun (Rp112,73 per saham), turun 22,05% jika dibandingkan Rp3,07 triliun (Rp140,87 per saham) pada tahun 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Emiten distributor bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia dasar itu menjelaskan, penurunan laba disebabkan antara lain oleh merosotnya pendapatan AKRA sebesar 7,97% menjadi Rp38,72 triliun pada 2024, dari Rp42,08 triliun pada tahun 2023. Pendapatan AKRA dari kontrak dengan pelanggan turun sebesar 8,03%, dari Rp41,81 triliun pada 2023, menjadi Rp38,45 triliun pada tahun 2024. Adapun pendapatan sewa naik 1,05% jadi Rp272,36 miliar dari Rp269,52 miliar pada 2023.
Perseroan juga berhasil menekan turun beban pokok penjualan dan beban pendapatan sebesar 6,36% menjadi Rp35,22 triliun pada 2024, dari Rp37,61 triliun tahun 2023. Namun, laba kotor AKRA anjlok 21,55% menjadi Rp3,51 triliun pada 2024 dibandingkan Rp4,47 triliun pada tahun 2023. Setelah dikurangi dengan beban usaha dan beban lain-lain, emiten perdagangan dan distributor bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia dasar beraset Rp33,10 triliun per Desember 2024 itu mencatatkan laba sebelum pajak Rp2,83 triliun pada 2024, merosot 23,01% dibanding Rp3,68 triliun pada tahun 2023.
AKRA memiliki total kewajiban sebesar Rp18,48 triliun per Desember 2024, naik 13,72% dari Rp16,25 triliun per Desember 2023. Mayoritas berasal dari kewajiban jangka pendek yakni Rp13,45 triliun. Sedangkan kewajiban jangka panjang hanya Rp5,03 triliun. Adapun total ekuitas AKRA sebesar Rp14,62 triliun.
Tahun ini, perseroan membidik laba bersih hingga Rp 2,6 triliun pada 2025. Target tersebut bakal didorong dari penambahan jaringan SPBU dan penjualan lahan JIIPE. Head of Investor Relation AKR Corporindo, Teguh Prayoga pernah mengatakan, pihaknya berharap terjadi pemulihan bisnis distribusi, terutama dari sisi volume dan margin yang bisa meningkat."Kami punya panduan untuk bisa meraup laba bersih sekitar Rp 2,4 triliun sampai Rp 2,6 triliun pada tahun ini,"ujarnya.
Manajemen AKRA juga melihat ada potensi besar dari segmen ritel melalui SPBU BP. Menurut Yoga, segmen ritel ini memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan. "Saat ini kami fokus untuk mengembangkan jumlah SPBU dan logistiknya. Kami berencana untuk mengoperasikan sekitar 70-80 BP sepanjang 2025," jelas dia.
Tingkatkan layanan kepada konsumen dan kemudahan transaksi pembayaran lintas negara dengan kartu kredit, Paper.id sebagai solusi invoicing dan pembayaran B2B…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, emiten pengelola jaringan KFC Indonesia PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) berencana melakukan penambahan…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan, proyek overlay runway Selatan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang tengah digarap…
Tingkatkan layanan kepada konsumen dan kemudahan transaksi pembayaran lintas negara dengan kartu kredit, Paper.id sebagai solusi invoicing dan pembayaran B2B…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, emiten pengelola jaringan KFC Indonesia PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) berencana melakukan penambahan…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan, proyek overlay runway Selatan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang tengah digarap…