Industrialisasi SDA Majukan Perekonomian

NERACA

Jakarta – Ekonom Senior Burhanuddin Abdullah mengatakan industrialisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat untuk menjadi strategi memajukan pertumbuhan ekonomi hingga di atas 8 persen.

"Pilihan yang sangat tepat dari industrialisasi kita, yaitu industrialisasi dari barang-barang tambang, barang galian, natural resources, sumber daya alam," kata Burhanuddin, mengutip laman Antara.

Menurut Burhanuddin, proses industrialisasi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini masuk dalam kategori yang berat, mengingat sektor manufaktur menghadapi dominasi dari negara China. "China sekarang ini memproduksi barang manufaktur 47 persen dari kebutuhan dunia," ujar Burhanuddin.

Oleh karena itu, menurut Burhanuddin dalam Astacita Presiden Prabowo hal yang diutamakan adalah fondasi awal untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan daya saing pasar domestik yang nantinya menopang pertumbuhan ekonomi, serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Kita harus survive karena itulah program-program di awal yang nanti ke depan akan tetap dilaksanakan adalah program survival," ujar Burhanuddin.

Selain itu, lanjut Burhanuddin, nantinya melalui Astacita yang dijalankan tersebut tak hanya memajukan ekonomi, melainkan turut menghilangkan ketimpangan gizi, ketimpangan pendidikan, dan ketimpangan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Burhanuddin menyampaikan saat ini ada ketimpangan ekonomi berupa 1 persen orang Indonesia menguasai 36 persen kekayaan nasional, yang membuat adanya 27,5 juta orang hidup miskin dan 115 juta orang terancam miskin.

Seperti diketahui, Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029. Sebagai prime mover perekonomian nasional, sektor industri dibidik tumbuh 7,29 persen pada tahun ini, dan 8,59 persen pada tahun 2028.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, “sektor industri juga harus mampu berkontribusi terhadap PDB nasional hingga 17,96 persen di tahun ini, dan 20,92 persen di tahun 2029.”

Agus pun menegaskan, tahun ini pihaknya harus berlari lebih cepat dan bersinergi lebih efektif. “Dengan anggaran yang lebih kecil dari tahun lalu, yaitu Rp2,519 triliun, tata kelola yang kita lakukan harus lebih cermat, penuh tanggung jawab, namun tetap maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi industri dan masyarakat,” ungkap Agus.

Menurut Agus, kinerja tangguh sektor industri manufaktur nasional, perlu juga didukung oleh kinerja pelayanan dan birokrasi Kemenperin yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap kepala satuan kerja di lingkungan Kemenperin wajib meningkatkan kinerja anggaran, dengan fokus pada pengelolaan risiko dan pengadaan barang/jasa yang lebih efisien.

“Saya memberikan target serapan anggaran, pada September tahun 2025 harus mencapai 60 persen, dengan penyelesaian proses pengadaan barang/jasa pada Juni 2025,” ujar Agus.

Agus juga menyatakan, perlunya pengoptimalan penggunaan katalog elektronik pada pengadaan barang/jasa. “Untuk itu, saya meminta para PPK untuk merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang/jasa tahun 2025 ini melalui katalog elektronik minimal sebesar 30 persen dari pagu anggaran,” imbuh Agus. 

Agus melanjutkan, optimalisasi penggunaan katalog elektronik ini harus menjadi prioritas agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa ke depannya dapat lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

“Penggunaan katalog elektronik versi 6 yang baru diluncurkan adalah terobosan untuk mengoptimalkan pengadaan, agar lebih efisien, transparan, dan terintegrasi dengan sistem SAKTI dari Kementerian Keuangan. Kita harus bisa memanfaatkan ini semaksimal mungkin,” jelas Agus. 

Agus berharap, kegiatan ini menjadi momentum untuk terus memperkuat daya saing industri melalui program-program strategis seperti pelaksanaan hilirisasi sumber daya alam, pengembangan sektor IKM, dan upaya mempercepat dekarbonisasi sektor industri.

“Kita juga harus lebih fokus pada pendidikan dan pelatihan vokasi, agar kita dapat mencetak SDM industri yang kompeten dan lebih banyak lagi, bahkan siap menghadapi tantangan industri global,” tutur Agus.

Agus juga meminta kepada seluruh jajarannya untuk membangun sinergi yang lebih kuat, berinovasi tanpa henti, dan bekerja lebih cerdas. “Mari kita semua menjadi motor penggerak perubahan untuk dapat mempercepat pertumbuhan industri dan ekonomi nasional,” ujar Agus.

 

BERITA TERKAIT

Ini Dia Strategi Bulog Dalam Menyerap Beras

NERACA Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan sejumlah strategi yang telah disiapkan untuk mencapai penyerapan beras dalam…

Gas LPG 3 Kg Beredar, Kementerian ESDM Tingkatkan Pengecer ke Sub Pangkalan

NERACA Jakarta – Pemerintah bergerak cepat merespon dinamika di masyarakat akibat perubahan tata kelola penjualan gas subsidi Liquified Petroleum Gas…

Kebijakan Relaksasi Impor Produk Dicabut, PMI Manufaktur Indonesia Bisa Lebih Tinggi

NERACA Jakarta – Aktivitas industri manufaktur di tanah air pada awal tahun 2025 menunjukkan tren yang positif. Hal ini terlihat…

BERITA LAINNYA DI Industri

Industrialisasi SDA Majukan Perekonomian

NERACA Jakarta – Ekonom Senior Burhanuddin Abdullah mengatakan industrialisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat…

Ini Dia Strategi Bulog Dalam Menyerap Beras

NERACA Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan sejumlah strategi yang telah disiapkan untuk mencapai penyerapan beras dalam…

Gas LPG 3 Kg Beredar, Kementerian ESDM Tingkatkan Pengecer ke Sub Pangkalan

NERACA Jakarta – Pemerintah bergerak cepat merespon dinamika di masyarakat akibat perubahan tata kelola penjualan gas subsidi Liquified Petroleum Gas…