Kalamo Menggerakkan Ekonomi dan Industri Lokal

NERACA

Biak – Kampung nelayan modern (Kalamo) di Desa Samber Binyeri, Biak, Papua terbukti sukses menggerakkan ekonomi dan industri lokal. Untuk ketiga kalinya, sebanyak 15,8 ton ikan segar hasil tangkapan nelayan setempat terserap ke Pulau Jawa.

Pengiriman ikan ini dilakukan Koperasi Samber Binyeri Maju (KSBM) yang mengelola Kalamo Biak sebagai upaya menggerakkan ekonomi kerakyatan serta memperluas akses pasar hasil perikanan.

“Koperasi KSBM menjadi bukti keberhasilan pendekatan berbasis koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan, dan kami berharap koperasi ini terus tumbuh sebagai badan usaha kerakyatan yang memberdayakan nelayan,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa menjelaskan lokasi strategis Kabupaten Biak Numfor di perairan Samudera Pasifik memberikan keunggulan untuk pengembangan industri perikanan tuna di wilayah Indonesia Timur. 

Pengiriman yang dilakukan pada Selasa (21/1) ini meliputi berbagai jenis ikan unggulan seperti tuna, cakalang, marlin, serta ikan-ikan karang perairan Pasifik. Dikemas menggunakan teknologi cold chain untuk memastikan kesegaran dan kualitas hingga sampai ke tujuan dengan dukungan dari operasional dari Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfo dan PT Perikanan Nusantara Jaya.

“Fasilitas Kalamo yang dibangun oleh KKP memberikan kontribusi nyata bagi nelayan skala kecil, dan pengiriman ikan tahap ketiga ini menunjukkan kemampuan nelayan lokal dalam menyuplai kebutuhan pasar domestik,” jelas Effendi.

Ketua Koperasi KSBM, Adam Mampioper menekankan melalui unit-unit usaha koperasi, kebutuhan usaha maupun keluarga nelayan dapat terpenuhi, untuk itu dia mendorong masyarakat setempat untuk aktif menjadi anggota koperasi dan mendukung semua kegiatan usaha KSBM.

Terkait Kalamo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengakui bahwa Kalamo Biak menunjukkan progres yang semakin baik.

Sehingga dalam hal ini, Budi memastikan UPI memenuhi prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) dalam proses pendaratan ikan di Pelabuhan Pelindo sebagai wilayah kerja Pelabuhan Perikanan Pandoi. Rencananya, UPI penanganan ikan ini akan dilengkapi fasilitas berupa bangunan proses (ruang pilah, timbang, pembersihan, packaging, administasi dan stuffing) berkapasitas proses 750 ton per minggu. Kemudian bangunan gudang (gudang penerimaan) kapasitas 200 ton, 100 plugging container yard, 100 container empty yard, listrik 1 megawatt. 

Tak hanya itu, ada juga layanan sandar bongkar dan jasa pengiriman. Budi mengatakan, target awal penanganan produk ikan dari 43 kapal penangkap ikan berizin nasional serta 1 kapal berizin daerah sebelum dikirim ke Surabaya dan Jakarta menggunakan moda kapal angkut container dari pelabuhan Pelindo 4 regional Biak.

"Untuk proses yang akan dilakukan di UPI antara lain sortasi, grading, timbang, packaging dan stuffing di container," jelas Budi.

Budi pun pernah mengatakan, KKP telah menggandeng Marine Stewardship Council (MSC), yaitu organisasi non-pemerintah yang turut mendorong pasar produk seafood berkelanjutan, terutama tuna. Salah satu poin yang disinergikan adalah sertifikasi MSC untuk memastikan keberlanjutan stok dan dampak ekosistem yang minimum, serta sertifikasi chain of custody (CoC) untuk memastikan dan menelusuri produk bersertifikasi berasal dari sumber perikanan berkelanjutan.

"Sertifikasi CoC bisa dipenuhi unit pengolah ikan (UPI) jika mereka mengimplementasikan STELINA atau sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional," tutur Budi.

Tak hanya itu, Budi menegaskan komitmen KKP dalam memasarkan produk tuna berkelanjutan. Seperti saat berpartisipasi dalam Seafood Expo North America (SENA) 2024 di Amerika Serikat dan Seafood Expo Global (SEG) 2024 di Spanyol, produk tuna yang dipamerkan telah tersertifikasi dan mengimplementasikan prinsip ketertelusuran dan keberkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan keberhasilan Kalamo Biak ini menandai langkah maju dalam upaya mendorong kemandirian nelayan lokal melalui koperasi dan pengelolaan yang profesional serta diharapkan menjadi model koperasi nelayan modern yang berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

 

BERITA TERKAIT

Aturan Rafaksi Pembelian Gabah Dicabut

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menjelaskan alasan pemerintah mencabut aturan rafaksi terkait pembelian Gabah Kering Panen (GKP) petani. …

Sertifikasi Mutu Dorong Ekspor Perikanan Disesuaikan

NERACA Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen memberikan kemudahan dalam pelayanan ekspor komoditas perikanan. Melalui fasilitasi pelayanan digital, Badan Pengendalian…

Februari 2025, Harga Referensi Kakao Meningkat USD553,25

NERACA Jakarta – Harga Referensi (HR) biji kakao periode Februari 2025 ditetapkan sebesar USD 11.102,84/MT,  meningkat sebesar USD553,25 atau 5,24…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kalamo Menggerakkan Ekonomi dan Industri Lokal

NERACA Biak – Kampung nelayan modern (Kalamo) di Desa Samber Binyeri, Biak, Papua terbukti sukses menggerakkan ekonomi dan industri lokal.…

Aturan Rafaksi Pembelian Gabah Dicabut

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menjelaskan alasan pemerintah mencabut aturan rafaksi terkait pembelian Gabah Kering Panen (GKP) petani. …

Sertifikasi Mutu Dorong Ekspor Perikanan Disesuaikan

NERACA Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen memberikan kemudahan dalam pelayanan ekspor komoditas perikanan. Melalui fasilitasi pelayanan digital, Badan Pengendalian…