Penghimpunan Dana di Pasar Rp12,3 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang Januari 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat korporasi menghimpun dana di pasar modal menembus Rp 12,3 triliun. Dana tersebut berasal dari emisi saham atau initial public offering (IPO) dan Efek Bersifat Utang (EBUS). “Sampai dengan 31 Januari 2025, telah tercatat delapan perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp 3,7 triliun,”kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, kemarin.

Sedangkan untuk emisi EBUS hingga saat ini telah diterbitkan 8 emisi dari 7 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 8,6 triliun. "Namun, masih belum ada perusahaan tercatat yang menggelar rights issue hingga 31 Januari 2025,"ujarnya.

Selain itu, dirinya juga menyebutkan, korporasi masih akan marak menjaring dana di pasar modal. Hal itu seiring dengan terdapatnya 18 perusahaan yang tercatat dalam pipeline sampai dengan 24 Januari 2025, dan 17 diantaranya merupakan beraset jumbo atau aset di atas Rp 250 miliar. Dari sisi sektor, Nyoman Yetna mengatakan, sebanyak enam perusahaan sektor barang konsumen primer, tiga perusahaan sektor industri, dan dua perusahaan sektor energi

Diikuti, dua perusahaan sektor kesehatan, dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor barang konsumen non primer, satu perusahaan sektor keuangan, dan satu perusahaan sektor transportasi & logistik. Pada periode sama, Nyoman Yetna mengatakan, ada tujuh perusahaan tercatat dalam antrean bakal melangsungkan rights issue di pasar modal Indonesia, yang terdiri dari tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor energi, dan dua perusahaan sektor kesehatan.

Sedangkan dalam pipeline, masih ada 18 emisi dari 14 penerbit yang akan menerbitkan EBUS. Di tahun 2025, BEI menargetkan pencatatan efek baru di pasar modal sebanyak 407 efek. Di dalamnya, pencatatan efek saham baru lewat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dibidik sebanyak 66 pencatatan baru.

Kemudian BEI juga menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru, dan rata-rata nilai transaksi saham harian (RNTH) mencapai Rp13,5 triliun. Sementara itu, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025, BEI sempat menyebutkan peningkatan jumlah IPO ditargetkan menjadi 66 pencatatan pada 2025.

Sepanjang 2024, sudah ada 41 emiten yang melakukan pencatatan saham perdana. Jumlah ini lebih sedikit dari target BEI yakni 62 emiten. Dengan demikian, total perusahaan tercatat kini sebanyak 943 perusahaan. Berdasarkan data EY Global IPO Trends 2024, jumlah pencatatan saham baru di BEI menempati peringkat ke-10 di dunia dari sisi jumlah IPO.

Adapun total penggalangan dana IPO saham tercatat mencapai Rp14,3 triliun. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen terus meningkatkan kualitas perusahaan tercatat. Langkah perbaikan itu salah satunya ditempuh dengan merevisi sejumlah aturan terkait penawaran umum perdana saham. 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Bantu UMKM Naik Kelas - Kredit Pintar Gelar Kelas Pintar Bersama di Salatiga

Dorong pertumbuhan literasi keuangan di masyarakat, Kredit Pintar kembali membuka kelas Pintar Bersama di Salatiga, Jawa Tengah. Kegiatan ini juga…

Menjaga Ketahanan Pangan - Regenerasi Petani dan Pola Pikir Maju Menjadi Kunci

Komitmen pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan sebagai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas tahun 2045 tidak akan berjalan…

Konfrensi Tahunan ESG - IMIP Rumuskan Pembangunan Berkelanjutan Industri Nikel

NERACA Jakarta – Wujudkan bisnis berkelanjutan, kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) menggelar konfrensi tahunan ESG 2024 yang digelar pertengahan Januari…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Bantu UMKM Naik Kelas - Kredit Pintar Gelar Kelas Pintar Bersama di Salatiga

Dorong pertumbuhan literasi keuangan di masyarakat, Kredit Pintar kembali membuka kelas Pintar Bersama di Salatiga, Jawa Tengah. Kegiatan ini juga…

Menjaga Ketahanan Pangan - Regenerasi Petani dan Pola Pikir Maju Menjadi Kunci

Komitmen pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan sebagai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas tahun 2045 tidak akan berjalan…

Konfrensi Tahunan ESG - IMIP Rumuskan Pembangunan Berkelanjutan Industri Nikel

NERACA Jakarta – Wujudkan bisnis berkelanjutan, kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) menggelar konfrensi tahunan ESG 2024 yang digelar pertengahan Januari…