NERACA
Mataram - Dorong pertumbuhan pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar modal dan termasuk perusahaan lokal. Berangkat dari hal tersebut, kantor perwakilan BEI Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO)."Sejauh ini belum ada perusahaan lokal di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang go public. Kami mendorong mereka agar IPO," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI NTB, Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana di Mataram, kemarin.
Disampaikannya, berbagai upaya dilakukan agar perusahaan-perusahaan lokal tersebut mau melakukan penawaran saham perdana. Salah satu langkah yang ditempuh BEI NTB adalah mendatangi langsung para pemilik perusahaan lokal itu dan diberikan pemahaman terkait manfaat yang diperoleh usai IPO.
Menurut dia, belum semua pemilik perusahaan lokal memiliki persepsi yang sama tentang pasar modal. Padahal secara potensi ada banyak perusahaan lokal di Nusa Tenggara Barat yang layak untuk melakukan perubahan struktur pendanaan dari pribadi menjadi publik."Kami terus melakukan edukasi karena mereka (pemilik perusahaan) masih belum paham tata cara dan keuntungan IPO atau go public di Bursa Efek Indonesia," kata Ngurah.
Lebih lanjut, dia menyampaikan penawaran saham perdana bukan berarti menjual saham sama dengan menjual kepemilikan perusahaan, melainkan berbagi kepemilikan agar perusahaan bisa memperoleh dana yang dapat dipakai untuk pengembangan usaha. Perusahaan terbuka memiliki akses publik yang lebih luas dan banyak diliput oleh media massa, sehingga lebih terkenal ketimbang perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa saham publik.
Selain door to door ke pemilik perusahaan lokal, BEI NTB juga menggandeng asosiasi dan organisasi yang menaungi perusahaan-perusahaan lokal termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah sebagai pemegang saham pengendali bagi beberapa badan usaha milik daerah atau BUMD.
Ngurah mengungkapkan ada lebih dari 10 perusahaan lokal di Nusa Tenggara Barat yang secara persyaratan sudah memenuhi untuk melakukan penawaran saham perdana di pasar modal."Walau secara jumlah tidak terlalu banyak perusahaan skala menengah-besar di Nusa Tenggara Barat, namun mereka cukup banyak yang memenuhi persyaratan untuk listing di Bursa Efek Indonesia,"katanya.
Per September 2024, total aset saham yang dimiliki warga Nusa Tenggara Barat mencapai Rp2,79 triliun dan aset selain saham sebanyak Rp970,30 miliar. Adapun jumlah investor pasar modal (saham, reksa dana, dan obligasi) yang memiliki kartu tanda penduduk Nusa Tenggara Barat mencapai 148 ribu orang. (ant/bani)
Komitmen pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan sebagai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas tahun 2045 tidak akan berjalan…
NERACA Jakarta – Wujudkan bisnis berkelanjutan, kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) menggelar konfrensi tahunan ESG 2024 yang digelar pertengahan Januari…
Selama dua dekade sejak berdirinya Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Syariah Fund), telah berhasil memberangkatkan hampir 1.000 jemaah (total…
Komitmen pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan sebagai visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas tahun 2045 tidak akan berjalan…
NERACA Jakarta – Wujudkan bisnis berkelanjutan, kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) menggelar konfrensi tahunan ESG 2024 yang digelar pertengahan Januari…
Selama dua dekade sejak berdirinya Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Syariah Fund), telah berhasil memberangkatkan hampir 1.000 jemaah (total…