NERACA
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (20/1) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see menjelang pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
IHSG ditutup menguat 16,08 poin atau 0,22% ke posisi 7.170,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,35 poin atau 1,16% ke posisi 833,63."IHSG dan bursa regional Asia menguat, kenaikan bursa Amerika Serikat (AS) juga menopang sentimen positif di saat pasar fokus menanti pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.
Di sisi lain, pelaku pasar juga ditopang pembicaraan via telepon antara Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menjelang pelantikan Presiden terpilih AS akhir pekan kemarin. Dalam pembicaraan itu, Donald Trump mengatakan bahwa bersama Xi Jinping akan melakukan kemungkinan apapun untuk membuat dunia lebih damai dan aman.
Komunikasi ini tentunya memberikan pandangan positif, sehingga pasar menilai ini akan menurunkan tensi ketegangan antara kedua negara besar itu. Sebelumnya, pelaku pasar dicemaskan ketidakpastian mengenai sejumlah kebijakan Donald Trump, seperti tarif perdagangan yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi dan menghambat penurunan suku bunga oleh The Fed, telah memberikan dampak negatif pada pasar saham dalam beberapa minggu terakhir.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat dipimpin oleh sektor teknologi sebesar 1,44%, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor energi yang masing- masing sebesar 1,27 dan 0,84%.
Sementara itu, tiga sektor melemah yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 0,68%, diikuti oleh sektor industri dan sektor kesehatan yang masing- masing turun sebesar 0,67% dan 0,60%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PYFA, INDO, KJEN, DATA dan CMNP. Sedangkan, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BTEK, GPSO, PTIS, TAXI dan GULA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.207.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,08 miliar lembar saham senilai Rp10,62 triliun. Sebanyak 336 saham naik 296 saham menurun, dan 323 tidak bergerak nilainya.
Langkah transformasi yang dilakukan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas mulai membuahkan hasil di tengah tantangan…
NERACA Jakarta – Masih optimisnya pertumbuhan bisnis angkutan laut di tahun 2025, memacu PT Daaz Bara Lestari (DAAZ) untuk terus…
NERACA Jakarta -Di awal tahun 2025, PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) sudah mengantongi kontrak penjulan. Dimana emiten produsen beras…
Langkah transformasi yang dilakukan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas mulai membuahkan hasil di tengah tantangan…
NERACA Jakarta – Masih optimisnya pertumbuhan bisnis angkutan laut di tahun 2025, memacu PT Daaz Bara Lestari (DAAZ) untuk terus…
NERACA Jakarta -Di awal tahun 2025, PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) sudah mengantongi kontrak penjulan. Dimana emiten produsen beras…