NERACA
Depok - Pembina Sosial Mitra Reskrim Community (MRC) Kota Depok, Iptu Sarwo Edhie Wibowo SE, optimis banyak potensi untuk pacu swasembada pangan. Meski tidak punya lahan tanah di rumah, diusulkan bisa ditanam Bahan Pokok Pangan (BPP) seperti jahe, kunyit, dan lainnya di dalam karung. Selain dikonsumsi juga bisa disuplay ke industri farmasi yang mampu produktif tingkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Ketahanan pangan ekonomi keluarga juga terwujud.
Apalagi dengan gerakan tanam bahan pangan di setiap rumah tangga melalui media tanam menggunakan "Lahan Karung" di setiap rumah tangga dikoordinir Ketua RT dan bekerjasama dengan MRC didampingi Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok. Khususnya keluarga rumah tangga yang tidak punya lahan tanah pekarangan.
Demikian saat dihubungi wartawan Ekonomi NERACA disela kesibukannya yang sering ke berbagai daerah memberikan motivasi pengetahuan ekonomi dan budaya pertanian rakyat bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kegiatan tersebut saya lakukan hingga ke pelosok kampung di berbagai daerah, untuk percepatan swasembada pangan dan ketahanan ekonomi keluarga," ujar pria Kediri yang akrab dipanggil Mas Sarwo.
Bangga mengabdi untuk rakyat Sebagai bhayangkara di Kota Depok dan Jakarta ini, juga menekuni perjalanan sejarah budaya rakyat Indonesia yang agraris dan agamis.
Menurutnya, Indonesia adalah negara terkaya sumber daya alamnya."Dan, sudah terkenal dalam sejarah di dunia sejak dulu kala. Bahkan sejak zaman para Nabi," tuturnya kepada NERACA.
Oleh sebab itulah, lanjutnya, banyak potensi budaya agraris bernilai ekonomi yang dimiliki rakyat Indonesia dalam berusaha tani dari warisan leluhurnya dalam bercocok-tanam apapun."Sayangnya saat ini banyak dilupakan dan cenderung hilang budaya produktif bernilai ekonomi tinggi di impor banyak negara di eropa dan amerika," kata Sarwo Edhie meyakinkan.
Sehingga, lebih lanjut dikemukakan, justru yang tumbuh berkembang saat ini adalah ATHG atau Ancaman Tantangan Hambatan Gangguan Swasembada dan ketahanan pangan ekonomi keluarga Indonesia. Padahal dulukala banyak negara asing yang impor bahan pokok pangan Indonesia.
Sarwo Edhie yang suka kunjungi puncak gunung, hutan, tempat peninggalan sejarah kuno dan makam tokoh sejarah Indonesia.
Dalam perjalanan tersebut selalu mengajarkan cara bercocok tanam yang mudah biaya murah untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga dalam berbagai cara menanamnya. Diantaranya, melalui media tanam dalam karung bagi keluarga di perkotaan yang sudah tidak ada lagi lahan tanahnya.
Menurutnya, hal tersebut bisa dengan tanaman pangan dan tanaman obat; misalnya dengan menanam cabe, bawang, jahe, kunyit dan aneka sayuran maupun hortikultura lainnya.
Dijelaskan, hasil produksinya diyakini selain untuk kebutuhan keluarga, bahkan menambah pendapatan keluarga yang produksinya bisa dijual ke pasar atau perusahaan farmasi bersinergi warga dikoordinir Ketua Rukun Tetangga (RT).
Dikatakan, upaya tersebut dapat kerjasamanya dibina Ketua RT bersama MRC dan dibantu pendampingannya dengan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Perikanan (DKP3) Kota Depok.
Dan, dari kerjasama tersebut, juga dapat adanya bantuan berbagai bibit, pupuk dan lainnya tentang pola tanam dan media tanam yang efisien serta tinggi produktivitasnya.
"Jadi, bukanlah mustahil bangsa kita NKRI Lebih cepat swasembada dan ketahanan pangan ekonomi bagi seluruh keluarga Indonesia, makin makmur terwujud kembali menjadi Indonesia Emas terkemuka di dunia," tutur Iptu Sarwo Edhie Wibowo SE meyakinkan kepada NERACA. Dasmir
NERACA Jakarta - Guru Besar FHUI Prof. Hikmahanto Juwana menyoroti kebijakan Israel, yang digerakkan oleh “dendam pribadi” terhadap kelompok Hamas,…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza menilai bahwa peran dari PT Permodalan…
NERACA Sukabumi - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, sudah melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap 41 pelaku usaha yang telah…
NERACA Jakarta - Guru Besar FHUI Prof. Hikmahanto Juwana menyoroti kebijakan Israel, yang digerakkan oleh “dendam pribadi” terhadap kelompok Hamas,…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza menilai bahwa peran dari PT Permodalan…
NERACA Sukabumi - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, sudah melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap 41 pelaku usaha yang telah…