Mewaspadai Inflasi

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

 

Gejolak awal tahun 2025 ditandai sejumlah harga kebutuhan pokok meroket, termasuk cabe yang harganya semakin pedas. Oleh karena itumeredam gejolak harga penting agar sampai akhir tahun 2025 laju inflasi terkendali. Terkait ini, data BPS menyebut indeks harga konsumen – IHK Desember 2024  sebesar 0,44% (mtm) sehingga secara tahunan inflasi IHK 2024 menjadi 1,57% (yoy). Inflasi ini lebih rendah dari 2023 sebesar 2,61% (yoy).

Hal ini tidak terlepas dari sinergi kebijakan moneter, pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat - Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP. Inflasi IHK Desember 2024 naik dibandingkan November 2024 sebesar 0,30% (mtm).

Mengacu inflasi 2024 menyisakan sejumlah tantangan pada tahun 2025yang diharapkan memacu sejumlah prospek, terutama kebangkitan ekonomi,termasuk sosial politik. Hal ini tidak terlepas dari lonjakan sejumlah harga kebutuhan pokok, termasuk harga cabe di awal tahun yang semakin pedas. Jaminan pasokan penting untuk memastikan fluktuasi harga, apalagi kemarin dibayangi kenaikan PPN 12% dengan konsekuensi yang berat, termasuk penurunan daya beli.

Kenaikan UMP tidaklah sepadan dibanding isu kenaikan PPN 12%. Bahkan, kontroversi makan bergizi gratis juga memicu wacana urusan warga dan pengambilan dari nilai zakat nasional. Artinya, gejolak sosial di awal tahun dan juga belum genap 100 hari pemerintahan Prabowo sudah banyak gejolak sosial politik dan ini akan sangat rentan memicu sensitivitas publik. Jika tidak terkendali bisa memicu gejolak.

Mencermati pasokan komoditas di awal 2025 tidak bisa lepas dari kepentingan menjaga stabilitas inflasi, terutama inflasi musiman. Tidak dipungkiri republik ini selalu dihantui inflasi musiman yaitu ramadhan – lebaran dan nataru. Data BPS menyebut inflasi nataru 2023 di Desember yaitu 2,61% (karena kenaikan harga komoditas yang ditunjukkan besaran Indeks Harga Konsumen - IHK (IHK Desember 2023 mencapai 116,56). Laju inflasi nataru 2024 yaitu 1,57%.

Rincian kelompok pemicu inflasi nataru 2023 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau (6,18%), pakaian dan alas kaki (0,78%), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,5%), perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,57%), kesehatan (1,94%), transportasi (1,27%), informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,2%), rekreasi, olahraga dan budaya (1,69%), pendidikan (1,97%), penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,07%) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,55%).

 Perbandingan inflasi pada nataru tahun 2022 lebih rendah dari 2023yaitu 5,51% dengan IHK 113,59. Penjabaran kelompok penyumbang laju inflasi di kelompok makanan, minuman dan tembakau (5,83%), pakaian dan alas kaki (1,4%), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (3,78%), perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (4,86%), kesehatan (2,87%), kelompok transportasi (15,26%), informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,36%), rekreasi, olahraga dan budaya (3,04%), pendidikan (2,77%), penyediaan makanan dan minuman/restoran (4,49%) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (5,91%). Jadi, ada pergeseran faktor penyumbangnya.

Belajar bijak dari inflasi musiman, baik selama ramadhan – lebaran dan nataru maka pemerintah perlu mencermati semua fluktuasi harga komoditas. Koordinasi sektoral dan lintas sektoral harus dipertimbangan seksama, termasuk melibatkan TPID karena TPID berkepentingan mengendalikan inflasi, setidaknya agar gejolak harga komoditas tidak liar. Sejumlah komoditas di beberapa daerah terpantaurawan memicu inflasi, termasuk misal telur, daging, ayam, bawang, brambang, cabe juga minyak goreng.

Konsekuensi yang juga harus dicermati yaitu laju distribusi sebagai bagian dari mata rantai pasokan. Jadi, realita ini harus menjadi kajian agar kepastian pasokan benar adanya dan gejolak harga bisa diredam sehingga daya beli terjaga yang kemudian tidak berdampak kepada ancaman inflasi musiman setiap periodik tahunan. Semoga semua pihak bisa menjamin itu semua dan masyarakat aman dari jerat inflasi.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Gencar Jajaki Kerjasama dengan Asing Demi Percepatan Pembangunan IKN

    Oleh: Mariza Agustia, Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam merealisasikan…

Kolaborasi Lintas Sektor Menyongsong Masa Depan RI Bersih dari Judol

    Oleh: Andi Mahesa, Mahasiswa PTS di Jakarta   Dalam era transformasi digital yang semakin pesat, kejahatan siber, termasuk…

Dampak Kebijakan Penghentian Impor terhadap Stok dan Harga Pangan Domestik

    Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom UPN Veteran Jakarta   Penghentian impor terhadap empat komoditas pangan utama — beras,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pemerintah Gencar Jajaki Kerjasama dengan Asing Demi Percepatan Pembangunan IKN

    Oleh: Mariza Agustia, Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam merealisasikan…

Kolaborasi Lintas Sektor Menyongsong Masa Depan RI Bersih dari Judol

    Oleh: Andi Mahesa, Mahasiswa PTS di Jakarta   Dalam era transformasi digital yang semakin pesat, kejahatan siber, termasuk…

Dampak Kebijakan Penghentian Impor terhadap Stok dan Harga Pangan Domestik

    Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom UPN Veteran Jakarta   Penghentian impor terhadap empat komoditas pangan utama — beras,…