Singapura Komit Lanjutkan Kerja Sama dengan Indonesia

NERACA

Jakarta – Dalam kunjungan kerjanya ke Indonesia, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Dr Tan See Leng bertemu dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri berdiskusi mengenai kerja sama sektor energi dan ketenagakerjaan antara Indonesia dan Singapura.

Indonesia berkomitmen untuk mendorong pengembangan energi bersih dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan yang ramah lingkungan.

“Transisi energi hijau tentu memerlukan kerangka kebijakan pertumbuhan hijau yang komprehensif, investasi yang besar, dan kolaborasi internasional sebagai elemen utama,” ungkap Menko Airlangga. Oleh karena itu, kehadiran Singapura melalui investasi pada proyek energi bersih dan terbarukan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas kemudahan investasi merupakan dukungan positif bagi Indonesia.

Selain itu, Menko Airlangga juga mengapresiasi komitmen Singapura untuk mendukung peningkatan kapasitas tenaga kerja kedua negara, baik melalui pertukaran talenta digital dalam kerangka program Tech X maupun program penguatan tenaga kerja lainnya. Menteri Tan See Leng menegaskan bahwa Singapura akan selalu menjadi mitra strategis dalam mendukung program peningkatan kualitas tenaga kerja kedua negara. Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga mengajak Singapura untuk terus memperkuat kerja sama di bidang tenaga kerja yang sudah terlaksana dengan baik. 

Lebih lanjut terkait hubungan kerjasama dengan Singapura, di akhir tahun 2024 kemarin Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjajaki kerja sama di bidang penjaminan mutu dengan Singapura. Sejumlah poin kerja sama yang akan dijajaki meliputi potensi peningkatan kapasitas pengujian, post market surveillance, risk profile establishment serta pertukaran infomasi unit pengolahan ikan dan sertifikasi mutu dengan Singapore Food Agency (SFA).

Kepala Badan Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Ishartini mengatakan Singapura menganggap sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (SJMKHP) yang berlaku di Indonesia setara negara maju. 

"Hal ini karena Indonesia telah memenuhi persyaratan European Union (EU) serta mendapatkan pengakuan (recognition) dari Komisi EU melalui Commission Decision (CD) Nomor 324/94," terang Ishartini.

Ishartini menambahkan, SFA juga memandang positif kerja sama berupa mutual arrangement yang bersifat resiprokal atau timbal balik. Terlebih selama ini Singapura menjadi salah satu pasar ekspor perikanan Indonesia, namun hingga kini belum ada kerja sama terbentuk guna meningkatkan hubungan perdagangan produk perikanan yang menguntungkan kedua pihak.

"Tentu ini momentum karena SFA juga mengajak KKP untuk menjajaki kerja sama akses pasar dalam pola impor untuk re-ekspor dengan menambah lokus diversifikasi usaha perikanan yang menyerap tenaga kerja," kata Ishartini.

 Karenanya, untuk menindaklanjuti rencana kerja sama ini, baik BPPMHKP maupun SFA sepakat untuk mengadakan konsolidasi internal masing-masing. Ishartini mengatakan konsolidasi tersebut ditujukan untuk merumuskan usulan ruang lingkup kerja sama.

 "Sesuai pertemuan awal kami berkoordinasi dan direncanakan akan dilakukan pertemuan kembali," jelas Ishartini.

Lebih lanjut, tidaknya dengan Singapura, sebelumnya KKP juga menjajaki kerjasama dengan Belanda juga dalam hal penjaminan mutu hasil perikanan.

Sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab dalam menerapkan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SJMKHP), KKP dituntut untuk siap memenuhi persyaratan yang diwajibkan dalam pasar global. Karena itu penerapan SJMKHP di Indonesia juga telah diakui memenuhi standar keamanan pangan berdasarkan Keputusan Komisi Legislasi Uni Eropa. Dimana saat ini sudah terdapat 176 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah memiliki approval number (nomor persetujuan) yang dapat melakukan ekspor ke negara Uni Eropa.

Disamping itu The Netherlands Food Safety and Consumers Authority (NVWA) dan Wageningen Food Safety Research (WFSR) menyambut baik kerja sama yang ditawarkan. Kolaborasi yang akan dilakukan dengan otoritas kompeten Belanda dalam hal ini NVWA, yakni pada bidang pengujian mutu dan keamanan pangan terutama penerapan sample custody (sampel aset), teknologi DNA barcoding, whole genome sequence (metode komprehensif untuk menganalisis seluruh genom/DNA) serta teknik Recombinase Polymerase Amplification (RPA) dan CRISPR (teknik yang dapat digunakan untuk mendeteksi virus dan mikroba patogen secara cepat dan akurat).

 

BERITA TERKAIT

SRG Berperan Dukung Swasembada Pangan

NERACA Makassar – Menteri Perdagangan, Budi Santoso, kembali menekankan peran sistem resi gudang (SRG) dalam  mendukung swasembada pangan. Gudang-gudang dalam…

Gabah Petani Tak Terserap, Swasembada Pangan Terancam Gagal

NERACA Bantul - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa target swasembada bisa bermasalah apabila Bulog tidak mampu melakukan penyerapan…

Tahun 2024 Total Impor Indonesia Sebesar USD233,66 Miliar

NERACA Jakarta – Pada tahun 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD233,66 miliar. Nilai ini naik 5,31 persen dibanding periode…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

SRG Berperan Dukung Swasembada Pangan

NERACA Makassar – Menteri Perdagangan, Budi Santoso, kembali menekankan peran sistem resi gudang (SRG) dalam  mendukung swasembada pangan. Gudang-gudang dalam…

Gabah Petani Tak Terserap, Swasembada Pangan Terancam Gagal

NERACA Bantul - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa target swasembada bisa bermasalah apabila Bulog tidak mampu melakukan penyerapan…

Singapura Komit Lanjutkan Kerja Sama dengan Indonesia

NERACA Jakarta – Dalam kunjungan kerjanya ke Indonesia, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Dr Tan…