NERACA
Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkap bahwa Indonesia memiliki kesempatan baik untuk mengembangkan hidrogen dan amonia dalam mendukung upaya transisi energi dan mendukung dekarbonisasi sistem global, karena Indonesia mempunyai modal kuat berupa sumber daya energi terbarukan yang berlimpah.
"Jadi kalau Kita lihat dari sisi pemanfaatan, itu juga bisa dimanfaatkan selain untuk kebutuhan pupuk, transportasi, shipping, aviasi dan juga dalam rangka pengolahan industri dalam negeri," imbuh Yuliot.
Lebih lanjut, Yuliot menyampaikan pentingnya peran hidrogen dan amonia sebagai salah satu kunci untuk mengatasi perubahan iklim. "Pengembangan hidrogen dan amonia merupakan salah satu strategi untuk mengatasi perubahan iklim karena sifatnya ramah lingkungan, selain itu menambah hidrogen dan amonia akan menarik investasi, menumbuhkan Industri dalam negeri, dan juga menciptakan nilai tambah dan lapang kerja dalam negeri" tambahnya.
Saat ini Kementerian ESDM telah meluncurkan dokumen Strategi Hidrogen Nasional (SHN) pada Desember 2023. Tujuan utama pengembangan hidrogen adalah untuk mewujudkan ekonomi hidrogen yang berkontribusi pada transisi energi dan berperan penting dalam upaya dekarbonisasi sistem energi global. Terdapat 3 pilar strategi utama yaitu: hidrogen untuk tujuan dekarbonisasi, hidrogen untuk mendukung pemanfaatan EBT, dan Hidrogen sebagai komoditas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa standar nasional untuk hidrogen sudah mulai diterapkan, termasuk pada stasiun pengisian bahan bakar hidrogen. "PLN sudah membuat hydrogen refilling station yang ada di Senayan, dan itu sudah mengikuti standar yang kita keluarkan, dan juga standar mengenai safety dari hidrogen," ujar Eniya.
Untuk mendetailkan rencana strategis menjadi rencana aksi, Kementerian ESDM sedang menyusun dokumen Peta jalan/Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN), dimana saat ini dokumen tersebut dalam tahap finalisasi. Penyusunan roadmap telah melalui tahapan konsensus yang melibatkan berbagai pemangku.
"Kami percaya dengan adanya wadah seperti ini Kita dapat membangun sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, juga industri untuk mewujudkan misi besar Bapak Presiden Prabowo Yang mendukung Renewable Energy menjadi satu bagian dari swasembada energi kita," jelas Eniya.
Terkait dengan hidrogen, Indonesia telah menetapkan peta jalan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, yang terfokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan seperti surya, air, angin, panas bumi, hidrogen dan ammonia.
Hidrogen dan ammonia tidak hanya akan digunakan sebagai energi baru, namun juga sebagai penyimpanan dan pembawa energi untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan dan menghubungkan antara sumber energi dengan permintaan.
Hidrogen dan Amonia dianggap sebagai energi baru yang menjanjikan yang sangat diperlukan untuk mewujudkan transisi energi, dan juga termasuk dalam konsep Asian Zero Emission Community (AZEC) yang dipromosikan oleh pemerintah Jepang.
Guna mendukung pencapaian netralitas karbon pada tahun 2060, dilakukan penandatanganan Memorandum of Cooperation (MOC) antara Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Indonesian Fuel Cell Hydrogen Energy Association (IFHE) untuk mempromosikan pengembangan Hidrogen dan Amonia.
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan rencana strategis dan sedang aktif membangun sektor hidrogen domestik dengan langkah-langkah konkret, seperti meningkatkan efisiensi penggunaan hidrogen hingga di atas 50 persen, mengembangkan akses ke jaringan listrik lokal dan skala mikro, menciptakan regulasi yang jelas tentang perdagangan emisi, pajak karbon, dan insentif, serta mengintegrasikan industri hidrogen dan peningkatan infrastruktur.
Produksi hidrogen rendah karbon sesuai dengan kebijakan perdagangan internasional, penggunaan bahan bakar rendah karbon untuk komoditas ekspor, dan perjanjian teknis bilateral juga menjadi fokus utama.
Selain itu, hidrogen adalah penghubung rantai energi yang berkelanjutan dan bebas emisi dari awal hingga akhir. Munculnya hidrogen sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan juga perlu diantisipasi sebagai peluang pengembangan untuk produsen gas industri ke depannya.
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama anak perusahaan dan afiliasinya memastikan kesiapan dalam mendukung kebutuhan…
NERACA Jakarta – Pemerintah bekerja keras untuk mendorong Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap). Semua ini dapat…
NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) konsisten menunjukkan kinerja yang positif dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasioanl.…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama anak perusahaan dan afiliasinya memastikan kesiapan dalam mendukung kebutuhan…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkap bahwa Indonesia memiliki kesempatan baik untuk mengembangkan…
NERACA Jakarta – Pemerintah bekerja keras untuk mendorong Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap). Semua ini dapat…