Antisipasi Pergeseran Geoekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati

Menteri Keuangan

Perubahan lanskap ekonomi global terus terjadi dan semakin cepat pasca pandemi Covid-19, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, dinamika geopolitik, dan transisi menuju ekonomi berkelanjutan. Digitalisasi mempercepat transformasi di berbagai sektor, menciptakan peluang baru namun berpotensi memperlebar kesenjangan dalam akses. Sementara itu, ketegangan geopolitik mendorong diversifikasi rantai pasok.

Di sisi lain, perubahan iklim mendorong investasi besar dalam energi hijau sekaligus menuntut implementasi kebijakan yang lebih cepat untuk dapat mengikuti masifnya perubahan global. Dalam konteks ini, fleksibilitas dan inovasi menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah ketidakpastian global.

Sehingga dalam hal ini pentingnya memahami situasi ini guna mencapai tujuan nasional. Diharapkan momen ini menjadi waktu yang sangat penting bagi kita untuk lebih memahami dan merespon pergeseran geoekonomi ini dengan baik. Khususnya memastikan bahwa kinerja ekonomi Indonesia tidak hanya mencakup pertumbuhan yang tinggi, tetapi juga penciptaan lapangan kerja, peningkatan kualitas hidup, dan pemerataan."

Indonesia memiliki banyak potensi strategis yang dapat dimanfaatkan untuk merespons dan memanfaatkan perubahan ini dengan baik. Indonesia memiliki letak geografis yang strategis dan didukung oleh kekayaan sumber daya alam dan struktur demografi yang relatif muda. Berbagai strategi perlu diupayakan untuk memanfaatkan perubahan lanskap ekonomi global dengan meningkatkan penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan yang lebih tinggi, dan lebih sehat, serta lebih merata baik secara spasial maupun secara inklusif di tiap tingkat pendapatan. Sejalan dengan itu, Presiden Prabowo memiliki prioritas agenda yang meliputi beberapa bidang pembangunan, yakni ketahanan pangan dan energi, pengembangan sumber daya manusia, reformasi kelembagaan, serta kebijakan industri dan hilirisasi.

Ketahanan pangan dan energi menjadi prioritas penting bagi Indonesia. Pemerintah tidak hanya perlu mengupayakan kecukupan pangan dan energi namun juga memastikan ketahanannya. Sejalan dengan itu, strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian terus diperkuat untuk memastikan bahwa ketahanan pangan dapat diproduksi dengan kualitas yang baik dan efisien. Produksi pangan yang kuat diharapkan tidak hanya bagi konsumsi domestik, namun juga konsumsi global.

Di sektor energi, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, terutama dalam mendukung transisi energi. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan komitmen nasional terhadap strategi pertumbuhan rendah emisi, tetapi juga mencakup pentingnya investasi dalam infrastruktur energi. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan distribusi dan transmisi energi, serta pengelolaan kombinasi energi yang seimbang antara energi terbarukan dan non-terbarukan. Meskipun memiliki komitmen kepemimpinan yang kuat, tetap membutuhkan banyak upaya di berbagai tingkatan baik dalam kebijakan, regulasi, maupun pembiayaan dan instrumen untuk menangani berbagai isu, khususnya dalam transisi energi.

Prioritas selanjutnya yaitu sumber daya manusia, aspek pendidikan, kesehatan, maupun jaring pengaman sosial harus dioptimalkan sebagai pendorong peningkatan kesejahteraan melalui berbagai strategi kebijakan. Dari aspek pendidikan, Indonesia telah berkomitmen mengalokasikan 20% dari APBN untuk pendidikan. Kompleksitas di dalam alokasi anggaran pendidikan menjadi salah satu tantangan pembangunan yang paling penting bagi Indonesia. Dari sisi kesehatan, ruang untuk perbaikan masih terbuka lebar sehingga reformasi dan investasi perlu terus ditingkatkan.

BERITA TERKAIT

Penyangga Ekonomi Nasional

Oleh: Faisol Riza Wakil Menteri Perindustrian Selama empat tahun terakhir, pemerintah gencar menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)…

Ada Apa ASDP?

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Erick Thohir memutuskan: politisi PPP, Achmad Baidowi ia tunjuk…

Korporasi Microfinance Syariah

Oleh : Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kata 'korporasi' selama ini identik dengan sebuah perusahaan yang  kuat serta modal yang…

BERITA LAINNYA DI

Penyangga Ekonomi Nasional

Oleh: Faisol Riza Wakil Menteri Perindustrian Selama empat tahun terakhir, pemerintah gencar menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)…

Ada Apa ASDP?

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Erick Thohir memutuskan: politisi PPP, Achmad Baidowi ia tunjuk…

Korporasi Microfinance Syariah

Oleh : Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kata 'korporasi' selama ini identik dengan sebuah perusahaan yang  kuat serta modal yang…