Cetak Sawah dan Oplah Percepat Swasembada Pangan

NERACA

Kapuas – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengakselerasi swasembada pangan nasional melalui program cetak sawah dan optimasi lahan (Oplah). Salah satu implementasinya dilakukan oleh Brigade Pangan di Kalimantan Tengah.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa cetak sawah dan Oplah adalah upaya strategis pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, sebagaimana visi Presiden untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus membuka peluang ekspor.

 “Hari ini kami meninjau langsung persiapan cetak sawah dan Oplah yang dikerjakan oleh Brigade Pangan. Kami optimis, swasembada dapat tercapai lebih cepat,” ujar Mentan Amran saat mengunjungi Blok B2, Desa Sumber Agung, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.

Sebagai dukungan konkret, Kementan memberikan paket bantuan berupa alat dan mesin pertanian (Alsintan), benih, dolomit, serta pupuk. Selain itu, pemerintah juga menyediakan akses pembiayaan melalui perbankan guna mendukung modal kelompok brigade dalam meningkatkan produksi.

Amran sebelumnya menyatakan bahwa kehadiran lembaga keuangan perbankan memberi semangat baru dalam pengelolaan modal dan pendanaan. Menurutnya, perbankan turut memastikan pemberian alat dan mesin pertanian dilakukan secara tepat sasaran dan terukur.

“Dengan perhitungan matang dari perbankan, kami yakin program ini akan berjalan optimal. Hal ini penting untuk mewujudkan swasembada pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” jelas Amran.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP), Andi Nur Alamsyah, menjelaskan bahwa program ini diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari semula satu kali menjadi tiga kali dalam setahun.

“Ke depan, kami harapkan ada peningkatan signifikan pada produksi beras nasional. Khusus untuk Oplah, targetnya meningkatkan IP dari 1 ke 2 atau bahkan 3,” jelas Andi.

Hingga saat ini, kegiatan piloting cetak sawah di Kabupaten Kapuas telah dilaksanakan di lahan seluas 1.414,9 hektare dari target 1.785 hektare pada 2024. Pemerintah juga merencanakan program ekstensifikasi lahan pada 2025 mendatang dengan target 150.000 hektare di Kalimantan Tengah.

“Dengan upaya ini, kami yakin, sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, swasembada pangan dapat dicapai dengan cepat dan efektif,” tambah Andi.

Direktur Pembiayaan Ditjen PSP, Teddy Dirhamsyah, mengungkapkan bahwa program cetak sawah dan Oplah juga melibatkan peran besar perbankan, termasuk Himbara dan bank daerah.

“Dukungan perbankan ini sangat penting untuk membantu kelompok tani yang mengelola lahan, baik untuk cetak sawah maupun Oplah di 12 provinsi,” kata Teddy.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mamastikan program optimasi lahan (Oplah) berjalan lancar, salahsatunya di di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).Seperti diketahui bahwa  target oplah di Sumsel mencapai 72.993 hektare (ha).

Sudaryono menguraikan, sebaran oplah berada di 5 kabupaten seperti Ogan Komering Ilir 51.762 ha, Muara Enim 2400 ha, Banyuasin 12000 ha, Ogan Komering Ulu Timur 5000 ha dan Ogan Ilir sebesar 1831 ha. Semua Oplah, kata Sudaryono, masih terus dikebut untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Sejauh ini oplah yang paling besar memang adanya di Sumatera Selatan sehingga ke depan perlu dukungan bersama untuk menuntaskan target pengerjaannya," ujar Sudaryono.

Secara umum, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 1,7 juta ha optimasi lahan di seluruh Indonesia. Dengan target tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjadi negara kuat di bidang pangan. Terlebih dia sangat yakin, dalam waktu dekat, Indonesia tumbuh sebagai lumbung pangan dunia.

"Jadi targetnya adalah 1,7 juta ha, di mana sawah kita ini ada 7,4 juta ha. Kalau ini kita jaga dengan baik, maka tahun depan diperkirakan kita tidak impor lagi. Kalaupun kita impor maka angkanya sangat kecil sekali dan memang itu yang kita inginkan," kata Sudaryono.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan, Edward Candra mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjadikan Sumsel sebagai daerah penghasil pangan terbesar nasional. Dia ingin, upaya tersebut menjadi pemicu naiknya produksi dari tahun ke tahun.

"Dan perlu kami laporkan bahwa Selama ini Sumsel merupakan penghasil beras terbeaar kelima setelah Jatim, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Saya berharap ke depan kita bisa meningkatkan lebih tinggi lagi," ungkap Edward.

Panglima Kodam II Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Naudi Nurdika menyambut baik pengerjaan Oplah Kementan di Sumatera Selatan. Ke depan, dia mengaku siap mengerjakan seluruh prajuritnya membantu petani meningkatkan produksi.

"Dan saya berharap kegiatan ini betul-betul akan mempercepat jumlah PAT di Sumsel. Kami siap mengerahkan prajurit untuk membantu petani meningkatkan produksi," jelas Naudi.

 

 

BERITA TERKAIT

Standar Mutu Ekspor AS Dipastikan Aman

NERACA Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia memenuhi standar…

Koperasi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

NERACA Padang - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan bahwa koperasi khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) memiliki dua fungsi yaitu fungsi…

Inovasi Kunci Peningkatan Daya Saing Ekspor

NERACA Klaten – Suka tidak suka harus dilakukan kepada para pelaku usaha untuk membekali diri dengan berbagai inovasi produksi, manajerial,…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Standar Mutu Ekspor AS Dipastikan Aman

NERACA Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia memenuhi standar…

Koperasi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

NERACA Padang - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan bahwa koperasi khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) memiliki dua fungsi yaitu fungsi…

Inovasi Kunci Peningkatan Daya Saing Ekspor

NERACA Klaten – Suka tidak suka harus dilakukan kepada para pelaku usaha untuk membekali diri dengan berbagai inovasi produksi, manajerial,…