NERACA
Jakarta- Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Tempo Scan Pacifik Tbk (TSPC) berencana membagikan dividen interim sebesar Rp112,74 miliar (Rp25 per saham) untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Shania, Direktur dan Sekretaris Perusahaan TSPC, pembayaran dividen interim kepada pemegang saham pada 19 Desember 2024. Penerima dividen, menurut Shania, adalah pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) TSPC per 04 Desember 2024. Cum dan ex dividen TSPC di pasar Reguler dan Negosiasi BEI pada 02 dan 03 Desember 2024, serta cum dan ex dividen di Pasar Tunai pada 04 dan 05 Desember 2024.
Shania mengemukakan, rencana pembagian dividen interim tersebut telah diputuskan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris TSPC dalam rapat yang dilaksanakan di Jakarta, pada 20 November 2024. Di kuartal tiga 2024, Tempo Scan Pacifik membukukan laba sebesar Rp1,08 triliun atau tumbuh 13,7 % jika dibandingkan Rp952,18 miliar pada Januari-September 2023.
Penjualan bersih emiten beraset Rp12,2 triliun per September 2024 itu meningkat 3,9% menjadi Rp10,15 triliun pada Januari-September 2024, dari Rp9,76 triliun pada periode sama tahun 2023. Dalam rinciannya, penjualan perusahaan yang berasal dari segmen domestik tercatat sebesar Rp 9,8 triliun. Sementara penjualan luar negeri mencapai Rp 343 miliar.
Kemudian total ekuitas perusahaan mencapai Rp 8,94 triliun, naik dari posisi Rp 8,06 triliun. Perusahaan mencatatkan saldo kas dan setara kas pada akhir periode sebesar Rp 3,92 triliun hingga kuartal III-2024, naik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,62 triliun. Sebelumnya, emiten farmasi ini mengaku optimis penjualannya tumbuh double digit pada tahun 2024.
Pertumbuhan penjualan itu diharapkan tumbuh melalui penjualan produk nutrisi yang menjadi andalan dari TSPC, seperti vidoran dan healtyWay kids. Kemudian untuk produk farmasinya yaitu obat bodrexin dan my baby. Meskipun saat ini industri farmasi secara nasional menunjukan penurunan kinerja akibat pelemahan rupiah terhadap nilai dollar karena masih ketergantungan bahan impor.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan, lebih dari 90% bahan baku yang digunakan industri farmasi nasional masih harus diimpor, terutama dari China, India dan Amerika Serikat (AS).
Sebanyak 45% barang impor tersebut dibeli dari China. Sementara itu, dua negara pemasok bahan baku obat lainnya adalah India sebanyak 27% dan AS 8%. Namun, TSPC mengaku belum merasakan dampak signifikan dari kondisi makroekonomi saat ini. Karena perseroan lebih banyak menyerap bahan baku dari lokal ketimbang impor.
Salah satu strategi perusahaan adalah mengkonsolidasikan pembelian bahan baku dan kemasan serta mengupayakan pengadaan dari alternative sourching untuk mendapatkan harga, kualitas dan termin pembayaran yang terbaik. Hal itu agar dapat mengurangi dampak kenaikan biaya produksi sehingga dapat mempertahankan daya saing harga produk tempo scan.(bani)
NERACA Jakarta- Bisnis angkutan batu bara milik PT RMK Energy Tbk (RMKE) terus tumbuh. Teranyar, perseroan berhasil memuat 946 kapal…
NERACA Jakarta – Tergerusnya kinerja keuangan di kuartal tiga 2024, mendorong PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melakukan efisiensi bisnis.…
NERACA Jakarta -Kolaborasi dengan Bank DBS Indonesia sebagai bank kustodian, PT Eastspring Investments Indonesia (Eastspring Indonesia) sebagai manajer investasi penerbit…
NERACA Jakarta- Bisnis angkutan batu bara milik PT RMK Energy Tbk (RMKE) terus tumbuh. Teranyar, perseroan berhasil memuat 946 kapal…
NERACA Jakarta- Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Tempo Scan Pacifik Tbk (TSPC) berencana membagikan dividen interim sebesar Rp112,74…
NERACA Jakarta – Tergerusnya kinerja keuangan di kuartal tiga 2024, mendorong PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melakukan efisiensi bisnis.…